8

1.7K 142 8
                                    

Minji's POV

"Kau sudah pernah minum bir?"

Aish, kukira ssaem...

Ia hanya memandangku dengan tatapan yang tidak kumengerti. Memangnya kenapa jika aku meminum bir? Tidak boleh? Well, memang sebenarnya tidak boleh untuk anak seumuranku, tapi aku membutuhkannya. Untuk membuatku mabuk dan melupakan segala masalah dunia.

Sepertinya aku harus segera keluar dari tempat ini.

Kakiku melangkah mendekati pintu menuju tangga untuk pergi dari atap. Tiba-tiba si brengsek tadi menggenggam pergelangan tanganku, membuatku menoleh padanya.

"Aku sedang bertanya padamu."

"Aish! Ingin kuhajar lagi?"

Kuayunkan tangan kiriku ke arah wajahnya, namun segera ia tangkap dengan tangannya. Kucoba untuk melepaskan cengkramannya, namun ia terlalu kuat. Entah muncul dari mana, tiba-tiba Taehyung melepaskan cengkraman di pergelangan tanganku, kemudian menempatkan diriku dibelakang tubuhnya.

"Jungkook-ah, mwohaneungeoya?"

Jadi nama brengsek ini Jungkook? Cocok sekali dengan sifatnya yang menyebalkan.

"Hyung, apa kau berkencan dengannya?"

Michin saekki, wae jorae jinjja? (Orang gila, ada apa dengannya sebenarnya?)

Aku baru saja ingin menghajarnya lagi, namun Taehyung menahanku, kemudian berkata, "biar aku yang urusi ini, kau pergi saja."

Awalnya aku ragu, namun setelah melihat tatapan Taehyung yang meyakinkan, aku pun memutuskan untuk pergi. Ketika berbalik badan, aku terkejut mengetahui bahwa Taehyung tidak datang sendirian. Ia bersama teman-temannya. Aku melihat wajah mereka satu-persatu, dan aku menemukannya. Namja itu, sendirian, paling belakang. Melihatnya membuatku terus berusaha mengingat sesuatu, seperti ada yang terlewatkan olehku.

 Melihatnya membuatku terus berusaha mengingat sesuatu, seperti ada yang terlewatkan olehku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anga?" Pertanyaan Taehyung menghentikan otakku yang sedang bekerja keras. (Tidak pergi?)

"Arraseo," ucapku dengan nada yang sedikit ketus karena kesal.

***

Tanganku dengan malasnya mengangkat sumpit kedalam mulutku, memasukkan makan siangku. Aku terus saja memikirkannya, berusaha mengingat-ingat sesuatu, namun selalu gagal. Rasanya benar-benar membuatku frustasi.

"Ah, jinjja! Nuguya geu saekki?"

Aku yang berdialog sendiri membuat siswa siswi yang berada satu meja denganku terkejut, apalagi mendengar umpatanku yang tiba-tiba.

"Bahkan kau bisa mengumpat? Daebak," tanpa kusadari seseorang telah duduk dihadapanku.

Dari cara berpakaiannya, aku tahu dia salah satu teman Taehyung. Aku juga telah melihatnya di atap hari ini.

That Bad Boy | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang