Kim Minji, siswi pindahan yang tidak ingin bersosialisasi dengan siapapun harus selalu dipertemukan dengan berandalan terkenal SMA Jaeguk, Jeon Jungkook.
"Can you just fuck off, please?"
- Kim Minji
"I won't, never."
- JJK
Rank :
#24 in tae [05/10/2...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kutunjukkan salah satu postingan dari akun Minji yang sudah kutelusuri selama beberapa menit terakhir.
Taehyung langsung berdiri dari posisinya setelah melihatnya.
"Bagaimana kau-"
Ia menatapaku dengan tatapan terkejut tanpa melanjutkan kalimatnya.
"Heol, daebak," Jiminhyung yang mengintip layar handphone milikku ikut terkejut.
"Bukankah ini terlalu..." ucap Hoseokhyung.
Ia ragu-ragu untuk mengutarakan pendapatnya. Mungkin karena Minji bukan sembarang orang, melainkan pacar Taehyung.
Dengan cepat Taehyung mematikan handphone milikku.
"Lupakan saja hal ini, tidak perlu diungkit kembali," Taehyung melanjutkan membaca komik yang sebelumnya ia tunda.
Jadi itu benar-benar dia?
"Hyung, pacarmu hari ini tidak masuk."
Dapat kulihat ia sedikit terkejut dengan berita itu, namun ia mengabaikannya. Ia tetap saja membaca komik yang sedang ia pegang.
"Hyung!"
Dengan tatapan kesal, ia menoleh padaku.
"Sudah kubilang aku tidak peduli lagi!"
Ia menaikkan nada suaranya hingga semua menoleh padanya.
Kim pemarah kembali lagi.
"Jungkook, ijegeuman," Namjoonhyung memegang pundakku, berusaha menahanku agar tidak ikut campur dengan urusan Taehyung.
Tanpa memerdulikan Namjoonhyung, aku memberanikan diri lalu berkata, "dia hampir melompat ke sungai Han!"
Dengan satu kalimat itu cukup membuat Tae hyung terkejut setengah mati. Dapat kulihat raut wajahnya yang tidak menduga bahwa pacarnya akan melakukan hal seperti itu.
"Mu-museun-" (Apa maksud-)
"Dia ke sungai Han setelah kau meninggalkannya di bar."
Kami semua terdiam mendengarkan penjelasanku.
"Muak? Kenapa kau meninggalkannya sendirian seperti itu, hyung?"
Taehyung langsung menarik kerah seragamku sambil menatapku dengan emosi yang masih ia tahan. Ia merasa marah karena ia pikir aku berbohong, namun aku tahu ia juga merasa sedih. Bukan, lebih tepatnya ia merasa hancur mendengar kalimat itu. Mungkin ia tidak tahu bahwa meninggalkan Minji akan membuat yeoja itu mengambil keputusan ekstrim.
