Good Bye

294 31 3
                                    

Taehyung frustasi. Kondisinya benar benar buruk sekarang. Kantung mata, rambut berantakan, wajah kusut bahkan bajunya tak terkancing dengan baik.

Ia berlari ke segala penjuru bandara. Mencoba menemukan Jimin dan kakaknya. Tapi sepertinya ia sudah terlambat. Tak ada tanda tanda dari keduanya.

Pagi ini, saat ia ingin menemui Jimin, ia hanya menemukan sebuah kamar kosong dengan ranjang yang sudah rapi. Hanya selembar kertas di atas nakas yang ia temukan. Berisi ucapan selamat tinggal yang ditulis oleh Jimin. Ia tau bahwa itu tulisan tangan jimin. Ia hafal betul.

Taehyung bergegas menghubungi ponsel kakaknya namun tak tersambung. Nomor Jungkook mendadak tak aktif. Bahkan orangtuanya berkata bahwa Jungkook sudah kembali ke LA sejak semalam.

Mungkinkah Jimin pergi bersama Jungkook?

Melihat kondisi Jimin belakangan ini, hal itu bukanlah mustahil.

Memang semenjak Jungkook selalu menemani Jimin setiap hari, kondisi Jimin berangsur membaik. Ia sudah mau makan dan berbicara meski hanya pada Jungkook.

"Tae, tidak ada penumpang atas nama Park Jimin dan Jeon Jungkook di penerbangan menuju LA. Begitupun untuk penerbangan menuju negara lain."

Penjelasan Namjoon membuat Taehyung semakin frustasi. Bukan hanya dirinya, Hoseok dan Seulgi noona dibuat kalang kabut perihal menghilangnya Jimin.

Kita harus bertemu Tae. Ku tunggu di apartemen.

Pesan masuk dari Hoseok baru saja diterimanya. Membuat Tarhyung bergegas menuju parkir bandara untuk mengambil mobil. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tak main main. Tak peduli jika ia akan terkena tilang oleh polisi. Toh keberadaan kakak dan sahabatnya lebih penting dari sekian lembar uang untuk membayar denda.

Di apartemennya sudah berkumpul tidak hanya Hoseok dan Seulgi noona. Ada juga Namjoon dan seorang pria tinggi dengan setelan jas formal duduk di sebelahnya.

Pandangan Taehyung menyusuri seisi apartemen. Mencari sesuatu yang dirasanya kurang.

"Yoongi tengah menjemput Minju dari sekolah."

Ucapan Seulgi membuat Taehyung menghembuskan nafas lega.

Sibuk mencari Jimin dan Jungkook membuatnya nyaris melupakan keberadaan kedua orang penting di hidupnya.

Ia kemudian duduk berhadapan dengan Namjoon. Tubuhnya tegang seolah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk yang ada dalam otaknya.

"Kami belum menemukan apapun mengenai hilangnya Jimin dan Jungkook. Tapi kami menemukan banyak kejanggalan atas peristiwa ini."

Pria di samping Namjoon mengulurkan sebuah map berwarna merah pada Taehyung.

Air wajah Taehyung berubah begitu membaca apa yang tertulis di dalam map. Berungkali ia membolak balik berkas di dalam map tersebut seolah tak percaya pada apa yang dilihatnya.

Taehyung lalu menatap Namjoon dan pria tadi bergantian. Mencoba mencari penjelasan dari keduanya dan berharap apa yang dilihatnya ini hanya sebuah gurauan.

Tapi gelengan dari Namjoon meruntuhkan harapan Taehyung.

Ini tidak mungkin.

"Semua yang tertulis di dalam berkas itu benar. Aku sudah cek semuanya."

Taehyung menatap pria itu seolah tak percaya. Lagipula, siapa dia? Taehyung merasa tak mengenalnya.

"Aku Kim Seokjin. Senior sekaligus teman Jungkook selama di LA. Aku mengenal baik kakakmu karena selama kami di LA, kami selalu mengandalkan satu sama lain. Jika kau masih tak percaya pada apa yang tertulis di dalam berkas itu, kau bisa bertanya pada sekretarismu mengenai kepemilikan saham Jeon Jungkook  di Kim Company."

The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang