Yang Jimin tau, Min Yoongi itu manusia dingin yang kaku. Datar, seolah ia enggan untuk hidup. Tapi Jimin juga tau bahwa sebenarnya Yoongi itu jenius. Terutama di bidang musik. Tak aneh jika sekarang ia menjadi produser sekaligus song-writer utama di agensi tempat ia bekerja saat ini.
Yang membuat segalanya menjadi aneh hanyalah benda benda kecil yang ada di sudut studio musik milik Yoongi. Seingat Jimin, benda benda berwarna hitam yang tampak bodoh itu namanya kumamon.
Seorang manusia es seperti Yoongi mengoleksi benda kekanakan seperti itu?
Ya, disinilah Jimin berada. Dalam ruangan yang diberi nama "Genius Lab" oleh pemiliknya. Sebenarnya ia ingin menunggu Yoongi di depan pintu sampai manusia tinggi yang pernah dijumpainya tempo hari menyeretnya untuk ikut masuk kedalam.
"Hei, kita belum sempat berkenalan tempo hari. Namaku Chanyeol. Park Chanyeol. Dan kau Jimin bukan?" Suara Chanyeol menarik jiwa Jimin kembali ke tubuhnya. Jimin hanya memandang Chanyeol bingung. Mereka belum berkenalan tapi pria itu tau namanya.
Melihat ekspresi Jimin, Chanyeol justru tertawa keras. Ia bahkan sampai berguling di lantai. Ia tak menyangka wajah yang terlihat dingin tempo hari itu bisa terlihat sangat polos dan menggemaskan saat ini. Chanyeol kan jadi pengen masukin ke saku trus di bawa pulang.
"Aku sepupu Kim Namjoon, jadi aku tau siapa saja yang bekerja disini. Termasuk kau."
"Oh." Jimin kembali menatap kosong ke depan. Mengabaikan sepenuhnya sosok tinggi yang kini memandangnya kaget.
'Baru sebentar tapi dia bisa bersikap dingin lagi? Apa dia punya kepribadian ganda?' Saat Chanyeol tengah bergulat dengan pikirannya, pintu studio terbuka menampilkan sosok Min Yoongi yang tengah mengomel saat tau ada yang masuk ruangannya tanpa ijin.
"Yak! Park Chanyeol! Berapa kali ku bilang jangan masuk sembarangan ke studioku. Kau itu bodoh atau-
Jimin?" Yoongi membeku saat menyadari bahwa bukan hanya Chanyeol yang ada di ruangannya. Terutama saat ia melihat wajah sosok teman sma nya itu. Wajah dingin dan kaku. Persis seperti ekspresinya bertahun tahun silam saat mendengar kabar kematian orang tuanya. Wajah yang penuh rasa sakit dan kehilangan.
Ia tak menyangka akan menemukan ekspresi itu di wajah Jimin. Dan saat mendengar Jimin menyapanya, Yoongi merasa lemas. Suara Jimin bukan seperti suaranya dulu. Masih lembut, tapi kali ini terasa dingin dan kosong.
"Ha-hai. K kau di disini?" Yoongi terlampau terkejut. Ini sungguh di luar ekspektasinya. Ia tak menyangka akan bertemu Jimin secepat ini ditambah dengan keadaan Jimin saat ini.
"Ya, aku ingin memastikan Min Yoongi yang dimaksud Namjoon-ssi itu Min Yiongi yang ku kenal atau bukan. Ternyata memang benar." Bohong. Apa yang dikatakan Jimin sepenuhnya bohong. Sejak awal ia tau bahwa Yoongi bekerja di agensi itu. Dan itulah alasan yang membawa Jimin kembali ke Seoul. Untuk menemui Yoongi.
Suasana terasa sangat canggung. Chanyeol tau ada sesuatu antara 2 orang yang bersamanya kini hingga ia memutuskan meninggalkan mereka berdua. Tanpa ia tau keputusannya justru membuat suasana terasa semakin canggung. Meski hanya berlaku untuk satu orang.
"Bagaimana kalau nanti kita makan siang bersama? Jika kau tak keberatan."
"Ah, b-boleh. Ehm, bagaimana kalau di cafe seberang jalan?"
Jimin tersenyum kecil melihat tingkah gugup Yoongi. Ia kira Yoongi masih cuek seperti dulu. Tapi sepertinya tidak. Ia tak sama.
...
Sebuah taksi berhenti di depan gedung BigHit Ent. Seorang anak berusia sekitar 6 tahun terlihat bersemangat. Ia bahkan langsung melompat keluar dari taksi begitu pintu dibuka. Membuat seorang lelaki dewasa di belakangannya kerepotan dengan tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day
FanfictionYoongi dan Taehyung yang harus kehilangan cinta pertama mereka. Jimin dan Jungkook yang tak bisa mengalahkan ego mereka. Saat semua menjadi semakin rumit, akankah ada hari baru untuk mereka melangkah lagi?