Jeon Jungkook

252 31 0
                                    

Aku selalu bersyukur atas apa yang aku miliki di hidupku. Aku bersyukur memiliki ibu yang sangat tulus dan hangat. Aku bersyukur memiliki ayah yang hebat meski tak pernah sekalipun aku bertemu langsung dengannya. Aku bersyukur memiliki seorang ayah tiri yang menyayangiku dengan tulus seolah aku anak kandungnya. Aku bersyukur memiliki adik yang begitu ceria dan menggemaskan. Dan aku bersyukur karna telah menyelamatkan seorang gadis di hari itu.

Dia seorang pria dengan hati paling tulus yang pernah ku kenal. Namanya Park Jimin. Kakak dari gadis yang pernah kutolong. Aku memang sangat menyayangi adik tiriku, tapi jika dibandingkan rasa sayang Jimin pada adiknya perasaanku ini seolah tak ada artinya. Ia menempatkan adiknya sebagi prioritas. Lebih tinggi, lebih berharga dan lebih penting dari apapun. Bahkan dibandingkan hidupnya sendiri. Ia memilih menghancurkan hatinya dibanding melihat adiknya terluka.

Hal yang tak pernah kutemui dimanapun.

Jika adiknya adalah prioritas pertama, maka sahabat ada diurutan ketiga. Setelah orang tuanya. Ketiga prioritas itu tak akan pernah bisa diganti oleh apapun. Bahkan olehku yang menempati salah satu sudut hatinya.

Butuh waktu lama bagiku untuk meyakinkan perasaanku. Begitu pula dirinya. Meski begitu kami sama sama tau bahwa kami saling memiliki rasa. Kami saling menginginkan. Menyingkirkan fakta bahwa rasa kami adalah salah.

Aku mengorbankan banyak hal untuk adikku. Meski aku tulus melakukannya. Tapi entah mengapa untuk kali ini aku ingin egois. Aku telah melakukan banyak hal. Aku belajar bisnis di L.A menggantikan Taehyung. Aku mengambil alih perusahaan demi Taehyung. Tapi kali ini aku memilih egois. Karna aku tak bisa jika harus mengorbankan rasaku.

Aku tak tau jika keegoisanku harus berujung seperti sekarang. Aku kehilangan banyak hal. Aku kehilangan Taehyung yang dulu. Aku kehilangan sosok sahabat kecilku. Dan aku harus kehilangan cintaku.

Dia pergi. Dan aku tau alasan dia memilih lari. Karna sekali lagi, aku hanya ada diurutan keempat. Ia memilih menuruti kedua orangtuanya. Dan aku tak bisa mencegahnya.

Lalu, saat dia memilih pergi apa yang dapat kulakukan selain menunggu? Menunggunya kembali. Menunggu waktu menyembuhkan luka kami. Menunggu takdir berhenti mempermainkan kami.

Karna ketahuilah Jimin, disini bukan hanya kau yang berjuang sendiri. Bukan hanya kau yang menggengam rasa ini.

Dan bukan hanya kau yang memilih untuk hidup dengan kesalahan ini.

FIN

The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang