Keluarga. Cinta. Sahabat
Orang-orang diluar sana begitu naif. Mereka berteriak lantang jika ketiga hal tersebut tak dapat dibeli dengan uang.
Bullshit!
Sasuke mencemooh mereka dalam hati. Menertawakan mereka yang punya pikiran kolot dan kuno.
Perlu contoh?
Baiklah.
Pernah dengar tidak, ada pasangan suami istri yang adu mulut hanya karna menu makan malam?
Pernah dengar tidak, ada pasangan suami istri yang bertengkar hanya karna jatah bulanan?
Pernah dengar tidak, ada pasangan suami istri membuang bayi mereka karna merasa tak sanggup menghidupi?
Pernah dengar tidak, ada anak-anak dipaksa mengemis oleh orang tua mereka?
Pernah dengar tidak, ada anak gadis dijual dirumah pelacuran oleh orang tuanya?
Sasuke terkekeh pelan memikirkannya. Di luar sana ada banyak sekali contoh yang mencerminkan jika keluarga bukan hanya tentang kasih dan sayang....
....melainkan juga uang.
Lalu, jika seperti itu...
Keluargamu kaya raya, Sasuke. Uchiha berkuasa. Tapi keluargamu....
Hancur berantakan
Deg!
Sasuke terdiam. Jantungnya seakan di tusuk dalam-dalam.
Kenyataan memukulnya telak. Menghabisi semua prinsip hidupnya tanpa ampun. Mencekiknya tanpa belas kasih.
"Sialan! Ada apa denganku? Arghh! Brengsek! Bajingan!"
Sasuke menggeram. Ia tarik rambut hitamnya kuat-kuat sebagai pelampiasan. Nafasnya memendek dengan wajah yang semakin memerah.
***
Otak bungsu Uchiha itu pasti sudah membusuk hingga tak lagi dapat berpikir layaknya orang waras.
Pernikahan?
Ck..
Iblispun tertawa mendengar tawaran konyol seperti itu.
Menyelamatkan harga dirinya?
Leluhur Uchiha pasti sangat murka menyaksikan keturunannya menawarkan bantuan pada kaum rendahan seperti dirinya .
"Hinata"
Hinata tersentak. Lamunannya buyar seketika saat suara baritone memanggil namanya dengan nada rendah namun menusuk. Hinata memejamkan matanya sejenak, mencoba berpikir dengan kepala dingin.
"Sasuke, tawaranmu sungguh tak masuk akal bagiku" Ucap Hinata pelan. Nada suaranya begitu tenang, tak lagi menggebu-gebu seperti beberapa waktu yang lalu.
"Bagian mana yang tak bisa kau terima, Hinata?" Jawab Sasuke seraya menatap intens manik mata Hinata yang jelas menunjukkan keraguan.
"Demi Tuhan Sasuke, berhenti memanggil namaku dengan nada seperti itu" gusar Hinata. Jemari tangannya sibuk memainkan ujung gaun yang dikenakannya.
Sasuke terkekeh pelan. Entah mengapa saat ini Hinata terlihat menggemaskan, berbeda sekali saat gadis itu sedang berdebat dengannya.
"Baiklah, kembali ke topik. Apa yang memberatkanmu?"
"Banyak hal"
Sasuke menaikkan sebelah alisnya pertanda bingung dengan jawaban Hinata.
"Bisa jelaskan, hm"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
RomanceTakdir begitu menggelikan. Saat ia menyerahkan hati dengan tulus, saat itu juga ia merasakan sakit.