YANG DICETAK MIRING MERUPAKAN FLASHBACK
****
Sasuke, Gaara dan Naruto.
Bersahabat sejak lama membuat ketiganya saling memahami satu sama lain.
Mereka dekat namun tak terikat. Masing-masing mempunyai kisahnya sendiri.
Tangis dan tawa sudah mereka lalui bersama.
Mereka berjanji untuk saling mengasihi apapun yang terjadi. Saling mendukung dan menguatkan.Tetapi, manusia itu sejatinya munafik'kan?
****
Mata bak samudra itu memerah. Tangannya mengepal penuh amarah. Dengan cepat ia berlari menuju mansion setelah sopir pribadinya membukakan pintu. Naruto berlari dengan sekuat tenaga hingga hampir beberapa kali ia terjungkal. Dalam benaknya ia hanya ingin cepat-cepat menemui sahabatnya. Ia ingin bertemu Sasuke detik ini juga.
"Hitomi, sialan!"
"Akan ku bunuh kau sialan!" Gumam Naruto di sela-sela larinya.
Naruto menghentikan larinya saat iris birunya melihat Sasuke yang berdiri tak jauh dari danau buatan.
Tiba-tiba pria berambut pirang itu merasa lega.
"Sasuke!" Panggil Naruto dengan penuh antusias.
"Sasuke-kun."
Naruto sontak menghentikan langkahnya saat mendapati seorang perempuan datang dari arah samping dan langsung memeluk mesra lengan Sasuke.
"Sasuke-kun, lihat ini! Dua garis Sasuke-kun."
"Dihitung dari siklusku mungkin usianya baru empat minggu."
"Aku senang sekali, Sasuke-kun."
Naruto merasa kepalanya dipukul dengan batu ratusan kilogram. Tubuhnya terhuyung. Mata birunya membulat tak percaya. Tangannya gemetar.
Kesadarannya kembali saat indra pendengarannya menangkap suara dering telepon. Dengan cepat ia mengangkatnya dan berjalan menjauh dari kedua orang yang sedang bermesraan itu.
"Ya Sakura, ada apa?"
"...."
"Aku belum bertemu dengan Sasuke. Mungkin nanti akan memberitahu Sasuke kebenarannya."
"....."
"Maaf Sakura, aku sedang tak enak badan."
Tanpa menunggu jawaban, Naruto langsung mematikan ponselnya.
"Aku ingin berkendara sendiri kau pulanglah dengan naik kendaraan umum." Ucap Naruto pada bawahannya.
Naruto mengemudikan mobil dengan ugal-ugalan. Gas mobil ia injak kuat-kuat hingga membuat pengguna jalan yang lain kesal dan takut secara bersamaan.
"Apa yang harus kulakukan?" Serunya frustasi.
"Demi Tuhan, dia hamil!!!!"
"Hitomi sialan! Brengsek!!"
"Mati saja kau!!"
Naruto menghentikan mobilnya di tepi jalan saar dirasa emosinya tak lagi dapat dikontrol. Ia pukul kuat-kuat setir mobilnya.
***
"Uzumaki Naruto!"
Naruto terkejut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
Любовные романыTakdir begitu menggelikan. Saat ia menyerahkan hati dengan tulus, saat itu juga ia merasakan sakit.