Naruto menarik Hitomi kasar. Ia tak peduli rintihan wanita berbadan dua itu. Naruto memaksa Hitomi agar masuk mobil miliknya.
"Kau ini kenapa?" Tanya Hitomi tak terima dengan perlakuan kasar Naruto.
Naruto mengabaikannya. Ia dengan cepat menginjak gas dan meninggalkan area mansion Uchiha. Rahang pria itu mengeras menahan amarah yang bisa kapan saja meledak.
"Kau gila!" Hitomi berteriak keras saat Naruto tiba-tiba menginjak rem hingga membuat kepalanya nyaris membentur dashboard mobil.
"Kau berniat melukaiku?!"
"Aku bahkan ingin membunuhmu, sialan!"
"A-Apa?" Mata hazel Hitomi membulat sempurna mendengarnya.
"Jangan pura-pura di depanku, sialan!"
"Apa maksudmu? Kau membuatku kesal! Sekarang buka pintunya, Naruto-kun!"
"Jangan membodohiku, sialan! Sasuke sakit itu karna perbuatanmu bukan?!"
Hitomi mematung. Terkejut dengan tuduhan Naruto.
"Na-naruto..."
Hitomi panik saat Naruto menarik rambut panjangnya agar mendekat. Tubuh wanita itu gemetar saat Naruto menatapnya tajam. Saat ini Naruto memandangnya seolah ia adalah sampah paling menjijikan yang harus segera dimusnahkan.
"Naruto...."
"Sialan kau Hitomi! Kau berniat membunuh Sasuke!"
"A-aku.. A-ku ti-dak...."
Hitomi tak bisa menyembunyikan ketakutannya. Mata biru Naruto yang selama ini teduh dan hangat kini telah sirna. Hitomi bisa melihat jika Naruto benar-benar berhasrat untuk menyakitinya.
"Ceritakan semuanya, Nohara Hitomi. Satu saja kebohongan yang kudengar. Aku tak akan sungkan untuk membuatmu menderita!"
"K-kau akan me-membunuhku?" Tanya Hitomi lirih.
"Tidak. Lebih dari itu Hitomi. Akan kupastikan kau kehilangan cinta Sasuke dan kehilangan pria yang selama ini bersembunyi dibelakangmu!" Jelas Naruto dengan penuh penekanan.
"K-kau.. ja-jangan.."
Hitomi berteriak histeris.
*****
Hinata terbangun dengan rasa pegal pada seluruh bagian tubuhnya. Mata bulannya menyendu saat menyadari jika Sasuke telah pergi. Ia ditinggalkan begitu saja tanpa kata pamit. Hinata merasa jika dirinya tak lebih baik dari jalang diluar sana.
Jujur saja, ia ingin hubungannya dengan Sasuke berjalan dengan normal layaknya pasangan yang lain. Memang tak ada cinta, tapi berlaku baik terhadap sesama bukankah suatu keharusan dalam sebuah hubungan?
"Kau bodoh Hinata. Kau itu memang bodoh." Gumamnya pelan seraya bangkit dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi. Sesekali ia meringis menahan ngilu pada bagian paling selatan tubuhnya.
Lalu, tanpa permisi moment percintaannya semalam muncul dalam ingatannya. Pipinya merona. Tak percaya dengan apa yang terjadi. Semalam, Sasuke begitu tampan dan perkasa.
"Nyonya..."
"Astaga"
Hinata terkejut bukan main. Selimut yang melilit tubuhnya nyaris saja terlepas. Hinata mendengus tidak suka. Entah kenapa ia merasa kesal dengan kehadiran Ruka yang tanpa permisi. Padahal hari-hari sebelumnya ia tak mempermasalahkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/80873334-288-k331712.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
RomanceTakdir begitu menggelikan. Saat ia menyerahkan hati dengan tulus, saat itu juga ia merasakan sakit.