Uchiha Fugaku = 55 tahun
Hatake Kakashi = 36 tahun
Uchiha Sasuke = 27 tahun
Uzumaki Naruto = 26 tahun
Sabaku Gaara = 27 tahun
Haruno Sakura = 25 tahun
Hyuuga Hinata = 22 tahun********************
Sasuke mengusap pelan wajahnya yang kusut. Sekilas ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Ia menggeram kesal ketika rasa kantuk tak kunjung menyerangnya. Padahal ia sudah minum obat tidur yang diresepkan dokter pribadinya satu jam lalu. Namun, belum juga bereaksi. Lain kali ia akan meminta Kabuto untuk menaikkan dosisnya.
"Obat sialan" gumam Sasuke.
Dirasa tak ada perubahan, Sasuke segera beranjak keluar dari kamarnya dan langsung menuju area danau buatannya. Di pinggir danau memang telah disediakan gazebo mewah dengan segala perlengkapannya. Mata hitamnya memandang hamparan danau yang berkilau terkena cahaya bulan dan lampu. Sasuke berdecak sebal taat melihat salah satu bunga teratainya layu. Sepertinya ia harus memotong gaji tukang kebunnya. Ya, harus.
"Hai Hitomi."
"Insomniaku semakin parah saja."
"Kau tau? Aku telah melakukan hal gila."
Sasuke terkekeh pelan. Ia kembali mengingat percakapannya dengan gadis bernama Hinata itu. Pernikahan? Dirinya adalah pria bebas yang tak ingin terikat dalam ikatan apapun, terlebih pernikahan. Namun, situasi membuatnya untuk segera bertindak sebelum Ayahnya semakin berkuasa. Juga, sepertinya menikah dengan Hinata tak ada ruginya. Jika dipikir-pikir gadis itu cukup cantik dan tubuhnyapun menarik. Hinata juga hanya bicara seperlunya, yah meskipun setiap kata yang keluar dari mulutnya selalu membuatnya emosi.
Namun, ada satu hal yang membuatnya sedikit ragu dengan rencananya sendiri.
Ia ragu, dan....
..sedikit takut.
Bukan rasa takut pada Ayahnya.
Tetapi rasa takut pada gadis itu. Informasi gadis itu sangat minim. Yang ia tau hanya sebatas gadis itu yatim piatu, mahasiswi beasiswa jurusan farmasi, dan pekerja paruh waktu di sebuah cafe. Sasuke merasa jika Hinata bukanlah lawan main yang bisa ia manfaatkan dengan mudah. Gadis itu sedikit banyak paham dengan permainan licik yang selalu dimainkan para Uchiha. Dan itu membuatnya sedikit kesal.***
Seperti biasa, Hinata akan keluar dari kamarnya setelah Sasuke pergi bekerja. Dirinya belum mampu bertatap muka dengan pria dingin itu. Semenjak tawaran Sasuke tiga hari yang lalu, jadwal tidurnya menjadi berantakan. Ia insomnia karna memikirkan hal yang tidak-tidak.
Hinata masih belum memutuskan apapun. Ia tak menolak namun juga tak menerima. Di satu sisi ia merasa jika pernikahan bukanlah hal yang main-main dan juga mungkin saja Sasuke sedang merencanakan hal licik padanya. Namun, di satu sisi ia merasa harus menerima tawaran Sasuke untuk bertahan hidup dan menyelamatkannya harga dirinya.
Hinaya tersentak. Lamunnya buyar. Ia sedikit kikuk, karena para pelayan menatapnya takut-takut.
"Nyonya, apa menu sarapannya tidak enak?" Tanya Ruka was-was.
"Seperti biasa, ini enak" jawab Hinata dengan senyum tipisnya.
"Ah ya, Ruka hari ini aku ingin ke suatu tempat. Aku harap kau mengizinkanku dan aku ingin pergi sendiri" lanjut Hinata seraya menatap Ruka lekat-lekat yang membuat gadis pelayan itu salah tingkah.
"Eum.. bagaimana ya, Uchiha-sama menyuruh saya untuk selalu mengawasi Nyonya" balas Ruka lirih.
"Aku tidak akan lama Ruka, aku janji dalam tiga jam akan kembali. Lagipula Uchiha-sama biasanya pulang kerja setelah matahari tenggelam'kan?" Bujuk Hinata masih dengan senyum manisnya. Senyum yang semakin lebar kala Ruka dengan ragu-ragu menganggukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fact
RomanceTakdir begitu menggelikan. Saat ia menyerahkan hati dengan tulus, saat itu juga ia merasakan sakit.