19. Cemburu dan Kemunculan sebuah 'Rahasia' Pt. 2

8.8K 680 46
                                    

Gerbang utama Istana Jing benar-benar telah hancur sepenuhnya, Pangeran Jing Ke dan pasukkannya satu langkah lebih lambat dari pasukan istana Wei. Raja Jing sendiri masih sibuk melawan prajurit-prajurit istana Wei di barisan depan, "Semuanya, lindungi Yang Mulia Raja. Sebisa mungkin jangan membunuh prajurit Wei, kita tidak boleh melanggar perjanjian antara kelima istana..",

Persetan dengan perjanjian antara kelima istana, tidak ada yang mau mendengarkan. Lihat saja, semuanya tidak mau sampai mati di arena perang. Sebisa mungkin mereka akan membunuh lebih banyak, dan meningkatkan persentase kehidupan.

"Dengar perintahku!", Terdengar suara lantang dari arah barisan paling depan pihak istana Wei.

Pangeran Jing Ke bisa melihat dengan jelas, siapa pemilik dari suara itu. Pangeran Wei Jin.., Pria itu terlihat menyeramkan, aura gelap yang besar mengumpal di sekelilingnya. Pangeran Jing Ke tidak habis pikir, pria itu pernah hampir menjadi adik iparnya. Pria yang kini mengangkat senjata dan memerangi pihak yang pernah hampir menjadi keluarganya juga,

Entah apa yang akan di pikirkan adiknya, Putri Xue Yue jika melihat orang yang di cintainya sedang berusaha melukai keluarga yang tidak kalah di cintainya. "Aku ingin seluruh orang di istana Jing bertekuk lutut kepada istana Wei. Tanpa terkecuali!", Pekik Pangeran Wei Jin lagi menghunuskan pedangnya dan menikam salah satu prajurit Jing yang berada di depannya.

Pangeran Jing Ke meringis, matanya terpejam ketika darah mengucur keluar dari bekas tusukan pedang Pangeran Wei Jin pada tubuh prajurit-prajurit Jing yang berada pada jalurnya. Tidak habis pikir, pria itu benar-benar berbeda. 180 derajat bukan lagi Pangeran Wei Jin yang sopan, patuh pada aturan, seorang yang berwibawa.

Calon penerus istana Wei, sedang melakukan perlawanan terhadap perjanjian antara kelima istana. Mengingat, di antara kelima istana, Dan Istana Jing-lah yang paling sederhana. Bahkan jumlah prajurit mereka hanya sekitar 200 orang. Sedangkan Wei dan yang lainnya masing-masing memiliki sekitar 10000 prajurit,

Alasan perbedaan itu adalah, dana, persedian, dan kesetiaan. Jika tidak ada uang, maka tidak ada gaji, tidak ada persediaan maka para prajurit akan mengalami kekurangan, tidak ada kesetiaan maka para prajurit akan berpaling. Begitulah, istana Jing selama puluhan tahun terakhir.

Jika saja, Kaisar Han tidak mengeluarkan dekrit untuk menyatukan kelima istana mungkin saja, Istana Jing sudah lama menghilang dari muka bumi ini.

Klang!

Suara pedang mendominasi arena dimana perang berlangsung, saling dorong, memukul, menikam terjadi hampir di setiap sudut arena perang. "Pangeran Wei Jin! Hentikan kerusuhan ini, sekarang juga. Apa kau lupa dengan janji antar kelima istana?!", Pangeran Jing Ke berseru ketika pacuan kudanya berhenti di dekat Pangeran Wei Jin yang terlihat tidak peduli dan masih menghujamkan pedangnya ke segala arah  dan membunuh.

"Apa kau ingin melawan dekrit Kaisar, Pangeran Wei Jin!!!", Pekik Pangeran Jing Ke lagi dan dengan tegas di balas dengan sebuah tawa sinis dari Pangeran Wei Jin yang berbalutkan jirah perang berwarna emas mengkilap dengan lapisan dalam berwarna hitam. "Dekrit Kaisar? Kau pikir siapa yang memulai ini semua duluan, Pangeran Jing Ke? Yang Mulia Kaisar Han sendiri, jangan bersikap naif dengan menyalahkan diriku untuk memulai ini semua..",

"Oh iya..", Pangeran Wei Jin menambahkan. "Salahkan adikmu yang berkhianat pada kita semua, Pangeran Jing Ke. Mantan kakak iparku!", Serunya menunjuk tegas ke arah Pangeran Jing Ke dengan pedang tajam yang ada di tangannya. Yang mana telah berlumuran darah, para prajurit yang telah di tikamnya.

Pangeran Jing Ke geram, melihat sikap Pangeran Wei Jin yang sekarang rasanya dia tidak akan menimbang-nimbang lebih lama lagi, tidak akan peduli bagaimana perasaan adiknya jika tau dia berniat untuk menghajar habis-habisan orang yang di cintai adiknya ini. "Jaga mulutmu itu, Pangeran Wei Jin! Kau tidak mengerti, Xue Yue melakukan ini pasti karna terpaksa. Apa kau tidak bisa melihat ekspresi terpaksa pada wajahnya?",

[COMPLETE] Being Emperor MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang