23. Raja Jing yang baru

7.7K 609 43
                                    

Hari benar-benar terlalu panas untuk di lewati, termasuk bagi Pangeran Jing Ke. Pria itu terbangun di subuh hari, dengan langkah kaki yang cepat melangkah kearah sebelah tempatnya tinggal kini. "Selamat pagi..", Sapanya pada beberapa kuda yang terikat pada masing-masing tiang.

Senyumannya tidak bertahan lama, ketika beberapa pasukan baru istana Jing, yakni para prajurit yang datang dari istana Wei mulai meledekki dirinya. Mengatainya tidak waras karna berbicara dengan seekor kuda, tapi tentu saja Pangeran Jing Ke tidak akan mengambil pusing soal hal itu.

Kini dia hanya khawatir pada adiknya, sudah nyaris 2 bulan dia tidak bertemu dengan Xue Yue. Bahkan ketika dirinya pergi ke istana kekaisaran untuk diam-diam bertemu dengan Kaisar Han yang mengatakan jika dia tidak boleh bertemu dengan Xue Yue, "Bai Ma, apa kau tau sekarang adikku ada di istana kekaisaran. Sementara aku disini, bersama kalian..",

Kuda putih itu tidak mungkin menjawabinya, tidak mungkin juga dia menghibur Pangeran Jing Ke yang merindukan sang adik, Putri Xue Yue. Yang bisa di lakukannya hanyalah mendengarkan, meski dia tidak mengerti apa yang di katakan oleh pria di hadapannya.

"Hei, Mǎ wèibīng. Kerjakan dengan cepat, jika sampai tugas kami terlambat karna mu dan di hukum oleh Yang Mulia Wei Jin. Maka kau akan berurusan dengan kami, kau mengerti?!",

*(马卫兵) Mǎ wèibīng = Penjaga Kuda

Pangeran Jing Ke diam saja, memilih untuk mengabaikan kedua prajurit angkuh di depannya. "Oi, sombong sekali kau! Kau itu hanya penjaga kuda, kau tidak lebih tinggi dari kami..", Sinis salah satu dari mereka sementara prajurit lainnya tertawa hingga terkikik geli melihat bagaimana dua prajurit itu mulai memukuli Pangeran Jing Ke yang masih mengabaikan mereka.

Dap..dap..dap..

"Ada apa ini?", Suara rendah mengintimidasi yang engan di dengar oleh Pangeran Jing Ke terdengar dari arah sedikit jauh dari tempatnya berada dengan kondisi berlutut memegangi perutnya yang tadi di tonjok oleh prajurit-prajurit sialan itu.

Pangeran Wei Jin, ah-- atau lebih tepatnya Raja Jing yang baru. Yang Mulia Wei Jin terhormat, dengan aura penuh kegelapan dibelakangnya berdiri dua orang dayang dan 8 orang prajurit. Brengsek! Pekik Pangeran Jing Ke dalam hati, begitu matanya bertatapan dan bertautan dengan milik Pangeran Wei Jin.

"Di-- Dia malas bekerja, Yang Mulia..", Tunjuk salah satu dari prajurit yang juga memukuli Pangeran Jing Ke barusan. Malas, hah. Pangeran Jing Ke rasanya ingin sekali tertawa dengan keras. Ingin sekali dia berteriak, jam berapa dia harus terbangun. Jam berapa dia tidur, dan berapa kali sehari dia makan dan istirahat.

Apa Raja Jing yang baru itu akan mengasihaninya, tidak sama sekali tidak. Bahkan mustahil, memangnya dia siapa. Coba pikirkan, Pangeran Wei Jin sendiri yang membuangnya ke sini. Lalu untuk apa dia harus bersimpati, justru dia akan mengambil kesempatan ini dan 'menyerang' Pangeran Jing Ke secara brutal.

"Malas bekerja?", Alisnya terangkat sebelah. Menatap tajam kearah Pangeran Jing Ke yang berekspresi datar, kedua tangannya mengepal kuat. "Ya Yang Mulia, kami ingin menasehatinya, tapi dia justru memukuli kami jadi mau tidak mau kami juga membalasnya..",

Sungguh, penuh dengan dusta. Lalu apa lagi, apa lagi yang akan di katakan mereka setelah ini. Apa mereka akan mengatakan jika Pangeran Jing Ke mengatai Raja mereka yang baru, haha-- Pangeran Jing Ke benar-benar ingin tertawa sekarang. Mungkin menunggu pria itu mengasihani dirinya, seperti menunggu Ikan asin yang hidup kembali dan melompat ke laut.

Tidak mungkin..

"Oh ya?", Masih dengan alis terangkat sebelah Pangeran Wei Jin bertanya. Ada senyuman sinis yang nyaris tidak terlihat di bibir sialannya, Pangeran Jing Ke merutuki dirinya sendiri kenapa pernah mengenalkan adiknya pada pria seperti Pangeran Wei Jin.

[COMPLETE] Being Emperor MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang