30. Dekrit Raja Jing

7.5K 595 68
                                    

"Maaf",

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf",

Jendral Qian menoleh, "Untuk apa, Nona Xue Yue terlalu berlebihan. Lagipula, kenapa kau menangis? Apa karna Yang Mulia---", Pria itu berhenti. Dia sempat ragu untuk melanjutkan kalimatnya, namun wanita disebelahnya justru mengangguk.

"Apa aku terlihat begitu menyedihkan? Benarkan, Jendral Qian? Menangis karna pria yang tidak menginginkanku lagi, menangis karna melihatnya tengah berada dalam situasi tidak pantas bersama beberapa gadis muda yang sudah pasti cantik..", Tukas Xue Yue dengan nada menyedihkan. Dia bahkan tertawa sinis pada dirinya sendiri ketika mengucapkan kalimat-kalimat itu, hal ini membuat Jendral Qian mengelengkan kepalanya.

Pria itu menelan ludahnya, kemudian membuka mulut dan berkata dengan sopan, "Nona Xue Yue, Aku mengerti perasaanmu. Jika aku menjadi dirimu, tentu saja aku akan merasakan hal yang sama, melakukan hal yang sama, yaitu menangis. Terutama ketika melihat hal paling menyakitkan di dunia ini, yakni pengkhianatan cinta..",

"Mm", Xue Yue mengelengkan kepalanya. "Akulah yang mengkhianatinya, aku tidak pantas menangis, merasa sakit ataupun cemburu. Yang Mulia berhak atas apa yang diinginkannya, dia adalah Raja, dia ingin memiliki berapa banyak wanita di sisinya, aku sebagai seorang pelayan, tidak berhak untuk mengaturnya..", Lanjutnya sambil tersenyum kaku. Air mata yang dibendungnya perlahan menetes satu persatu, Jendral Qian binggung, dihadapkan pada seorang wanita yang tengah merasa sedih dan sakit hati seperti Xue Yue, dia tidak tau harus bagaimana.

"Lù yáo zhī mǎ lì, rì jiǔ jiàn rén xīn [Perjalanan yang jauh dapat membuktikan Kekuatan seekor Kuda, Waktu akan dapat membuktikan hati seseorang]..", Tukas Jendral Qian teringat akan kata perenungan yang biasa dibacanya.

Xue Yue yang menangis, berhenti. Dia menatap Jendral Qian, "Apa yang perlu dibuktikan lagi, Jendral Qian? Yang Mulia tidak mencintaiku lagi, dia membenciku. Dan kebenciannya adalah suatu kepantasan..", Balasnya seraya tersenyum pahit. Jendral Qian benar-benar tidak tau harus bagaimana menghadapi seorang Xue Yue, disatu sisi dia tidak ingin semakin membuat wanita itu menangis, disisi lain, dia ingin agar Xue Yue dapat berpikiran terbuka, menunggu, hingga waktu yang tepat tiba.

"Aku menghargai kebaikan Jendral Qian, aku akan kembali. Selamat malam, Jendral..", Xue Yue kembali berujar.

Dia beranjak bangun, diikuti Jendral Qian. Xue Yue lalu memberi penghormatan dengan menempatkan kedua telapak tangannya di pinggul sebelah kirinya, kemudian sambil menekuk sedikit lutut. Jendral Qian sendiri hanya mengepalkan kedua tangannya di depan dada lalu sedikit membungkuk, "Selamat malam, Putri..",

Xue Yue menoleh, "Jendral, aku bukan lagi seorang putri. Aku pelayan Raja Jing, juga bisa dibilang bawahan, statusku lebih rendah darimu. Memohon Jendral untuk tidak memanggilku seperti itu lagi, jika Yang Mulia mendengarnya. Mungkin Jendral akan baik-baik saja, tapi aku---bahkan kakak Jing Ke sekalipun akan terkena imbasnya..",

Jendral Qian tidak mengatakan apapun lagi, dia membiarkan Xue Yue berjalan meninggalkannya dan kembali ke gubuk kecil kakaknya, Jing Ke. Disana, dia menemukan kakaknya dan Tao Hua tengah tidur berdampingan karna terlalu lelah. Seharian mengurusi kandang kuda bukanlah hal yang mudah, setiap saat harus berperang melawan bau, kotoran, bahkan kalau-kalau sial, akan mendapat tendangan dari kuda-kuda kerajaan. Lihat saja, tubuh kakaknya telah mendapatkan beberapa bekas luka. Kak, maafkan aku..

[COMPLETE] Being Emperor MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang