Part 8

545 75 5
                                    

Happy reading

*

"oh ya non Raya kemana aja kok lama gak mampir main kesini" tanya ibu Melinda.

"hehe maaf ibu, kerjaan banyak jadi baru bisa mampir.."

"ndak apa apa non syukur lah kalau non Raya makin sukses"

"iya ibu.." jawab Raya sambil tersenyum.

"kakak bidadari sini ayo main sama kita.." teriak salah satu anak panti.

"iya sayang sebentar, emm Mon gak papa kan aku tinggal main sama anak anak sebentar" tanya Raya melihat Mondy yang hanya melamun.

"eh.. iy Ray" jawab Mondy sedikit kaget.

Raya pun berlari menghampiri anak anak panti yang sedang bermain, anak anak pun melihat Raya datang menghampiri mereka semua nampak senang sekali. Mondy pun melihat itu hanya bisa berdecak kagum, seorang Raya mau dikelilingi anak anak kecil. Ibu panti pun mohon izin masuk untuk mempersiapkan makanan untuk anak anak setelah semua sudah beres ibu panti keluar dengan membawa air minum dan sedikit makanan ringan untuk Mondy dan Raya beliau meletakkan di samping Mondy melihat Mondy hanya memandangi Raya dan anak anak dengan tersenyum ibu pantipun ikut tersenyum.

"tuan ini minumnya silahkan di minum"

"iya ibu" jawab Mondy mengambil salah satu minuman dan meminumnya pandangan mata Mondypun tak mengalihkan pandangannya untuk melihat Raya. Ibu pantipun ikut memandangi Raya dan berniat untuk menceritakan sedikit tentang Raya pada Mondy, karena ia melihat tatapan Mondy kepada Raya adalah tatapan lebih dari sekedar tatapan seorang teman pikirnya.

"non Raya sudah lama jadi salah satu donatur tersebanyak di panti ini, dia juga sering membawakan mainan, makanan bahkan baju baju baru untuk anak anak.." ceritanya.

"kalau saya tidak salah ingat pertama kali nona Raya kesini waktu masih kuliah, saya heran kenapa seorang wanita cantik seperti nona Raya malah sering main kesini kadang dengan sahabatnya yang namanya Sean.. tuan kenal tidak dengan tuan Sean.." tanya ibu Melinda menoleh ke Mondy.

"kenal bu dia juga teman bisnis saya" jawab Mondy.

"oh.. dulu tuan Sean pernah bilang ke saya kalau beliau suka dengan nona Raya tapi nona Raya hanya menganggap beliau sebagai sahabat bahkan kakak nya sendiri, tapi suatu hari nona Raya kesini dengan pacarnya kalau tidak salah namanya tuan David Jaremy, nona Raya sangat sayang dan cinta dengan tuan David, tapi.. setelah kejadian waktu itu tuan David sama sekali gak ada kabarnya dan nona Raya jarang kesini" cerita ibu panti dengan mata berkaca kaca.

"kejadian apa kalau boleh saya tau" tanya Mondy menoleh ke arah ibu panti dan betapa terkejutnya Mondy melihat ibu Melinda meneteskan air mata.

"wah maaf tuan Mondy.. saya jadi banyak cerita.." ujar ibu Melinda menghapus air matanya.

"gak apa apa bu saya juga pengen tau soal Raya, sejujurnya entah sejak kapan saya menyukai kepribadian Raya bu.." kata Mondy sambil tersenyum, senyum yang menenangkan.

"tuan apa tuan janji akan merahasiakan ini kalau saya bilang kejadian yang menimpa nona Raya bahkan hanya saya yang tau, saya lihat dari cara tuan memandang nona Raya itu berbeda dengan pria lain"

"saya janji ibu"

"entahlah tepatnya kapan yang jelas dulu nona Raya kesini dengan keadaan sangat buruk.. waktu itu hujan deras sekitar jam satu malam tiba tiba ada yang mengetuk pintu, saya bangun dan membuka pintu, saya terkejut melihat nona Raya basah kuyup dengan pakaian yang robek di bagian depan, nona Raya mencoba menutupiya dengan tasnya, saya bawa nona Raya masuk ke kamar kosong, saya tanya ada apa sampai keadaannya kayak gini dia hanya diam dan menangis sesegukan, saya mencoba untuk membantu melepas pakaian untuk menggantinya dengan pakaian kering, saya kaget banyak luka memar di lengannya bahkan di area lehernya seperti sehabis tercekik.. pelan pelan saya baringkan nona Raya dan akhirnya nona Raya tidur walaupun nafasnya seperti ketakutan.."

Nobody is perfectWhere stories live. Discover now