Part 27

385 60 24
                                    

Happy reading.








Setelah semua proses pemakaman papi Raya selesai Raya langsung beranjak dari pemakaman untuk pulang ke mansionnya, para sahabatnya pun mengikuti Raya untuk mampir sebentar.

Kini mereka tengah duduk santai di taman belakang mansion milik Raya.

"Ray.. kamu baik baik saja?" tanya Sean saat melihat Raya hanya melamun duduk di sampingnya.

"yah.. aku baik baik saja" jawab Raya sambil tersenyum menoleh kearah Sean.

"minggu depan acara pernikahanku Ray.. apa kamu bisa datang setidaknya aku akan merasa senang" ujar Leon menatap sendu Raya.

"pasti Leon hanya saja.."

"hanya saja apa Ray.." potong Leon.

"kalian ini.. bagaimana bisa kalian menyembunyikan pernikahan kalian yang aku tidak ketaui"

"maaf Ray, kami sudah menanam benih kepada calon istri kami ya jadi kami yang harus panen suatu saat nanti" ucap Gino sampil ketawa.

"hahahhaha ada ada aja kamu Gin" ucap Raya sambil tertawa memegangi perutnya.

Mereka semua tertawa hingga terbahak bahak tanpa mereka sadari Raya diam diam meneteskan airmatanya ada secerca harapan jika suatu saat nanti Mondy mengetahui tentang kehamilannya dan mau bertanggung jawab.

Namun hingga saat ini saja Raya tak mengetahui dimana keberadaan pria yang setiap detik ia cintai dan setiap detik pula pria itu menggoreskan luka dihatinya.

"Ray.. kamu nangis?" tanya Jack yang tertegun menghentikan tawanya saat melihat bulir bening jatuh menetes di pipi Raya.

"ah.. tidak..ucapan Gino membuat aku tertawa sampai aku mau nangis hehe" ucap Raya sambil menghapus air mata dengan kedua punggung tangannya.

"ya sudah.. aku pamit dulu Ray, biasa mau fiting baju dengan Anna" pamit Leon sambil mengacak acak rambut Raya.

"aku juga mau jemput Sasa dia baru saja selesai pemotretan" sahut Gino.

"ah.. aku lupa ada acara dengan keluarga Tasya membahas pernikahan 1 bulan lagi" timpal Jack.

"baiklah baiklah.. aku mengerti kalian sibuk dengan calon istri kalian masing masing.. " ucap Raya tersenyum bahagia melihat para sahabatnya akan segera menikah.

"aku tidak Raya.. aku ada urusan bisnis" sanggah Sean.

"baiklah.. kalian hati hati ya.."

"ya Ray.. kami pulang ya.. kalau ada apa apa jangan lupa kabari salah satu dari kami" ucap Jack.

"oke.. sana sana hus.. hus.. pergi hahahahaa"

Setelah smua pamit dan sekarang hanya Raya yang duduk di kursi taman sambil memandang hamparan bunga mawar dan lili.

Beberapa detik kemudian hanya ada tetesan air mata jatuh di pipinya. Yah Raya menangis dia teringat Mondy lalu ia mendekap perutnya sambil mengelus perutnya.

"kamu tau nak, aku bahagia semua paman mu akan mendapatkan kebahagiaan dengan menikahi wanita yang paling mereka cintai, dan Mommy hanya berharap semoga mereka selalu bahagia dan diliputi rasa cinta..

Nobody is perfectWhere stories live. Discover now