Part 23

521 66 28
                                    


Happy reading.

Kini Mondy tiba di mansionnya, ia bergegas keluar dari mansion dan sedikit berlari untuk menemui kedua orangtuanya.

"papah.. mamah.." panggil Mondy ketika menemukan orangtuanya sedang memeinum teh di teras belakang.

"loh... Mondy.. kapan kamu pulang sayang" kaget mamah Mondy.

"hehehe maaf mah.. aku baru saja sampai tadi sore dan langsung ke mansion Raya untuk meminta izin melamar Raya"

Hukk.. hukk.. papah Mondy tersedak teh yang ia minum ketika mendengar ucapan dari anaknya.

"apa kamu bilang Mon.. kamu berniat untuk melamar Raya anak dari Rama Abraham"

"yah.. pah benar.. memang kenapa"

"ah.. tidak apa apa sayang mungkin papah mu hanya sedikit terkejut, kamu sih baru datang langsung pingin nikah" ucap mamah Mondy seraya sedikit menoyor kepala anaknya.

Mondy hanya bisa tersenyum.

"papah keruang kerja dulu" ucap papah Mondy beranjak dari duduknya menuju ruang kerja.

"ya sudah sekarang kamu kekamar bersih bersih ya sayang"

"oke mah.."

Anis hanya terdiam melihat punggung anaknya yang semakin tak terlihat, ia teringat akan suatu hal dan beranjak menuju ruang kerja suaminya.

"pah.." sapa Anis masuk kedalam ruang kerja suaminya dan melihat suaminya murung memandangi foto keluarganya dulu.

"papah kenapa.. papah keingat sama anak bungsu kita Clara ya" sambungnya.

"mamah kan tau kita bener bener berjuang untuk kesembuhannya, tapi nihilkan hasilnya"

"papah gak boleh gitu.. anak kita pasti sudah bahagia di sana.. jangan jangan papah menyesalnya udah menyetujui keputusan mamah untuk mendonorkan jantungnya untuk putri Rama dan Rista"

"papah gak nyesel mah.. hanya saja papah takut kalau sampai Mondy mengetahuinya dia pasti bakalan marah mah"

"sudah lah pah semoga saja tidak.."

Brak..

Tanpa mereka sadari Mondy yang awalnya ingin menuju kamarnya berniat untuk memberitahu bahwa besok ingin melamar Raya dengan kedua orangtuanya dan ingin memberi tahu kepada orangtuanya malah disuguhkan oleh ucapan yang benar benar menyakitkan baginya.

"apa maksud kalian..!!" marah Mondy dan masuk kedalam.

"oh.. ah.. kenapa sayang" gugup Anis melihat kemarahan dari anaknya.

"mamah gak usah ngelak.. tadi mamah bilang bahwa jantung Clara ke putri Rama..

Deg.. Mondy terdiam ia mencerna kata kata dari mamahnya apabila jantung adiknya di donorkan ke putri Rama jadi jantung itu sekarang ada di dalam tubuh Raya. Mondy terkejut ia langsung terduduk di lantai sambil menetaskan air matanya.

"jadi.. jantung itu ada di tubuh wanita yang begitu aku cintai.. jantung itu ada di Raya mah.. iya mah.. ada di Raya" tanya Mondy sambil sesegukan.

"sayang.. mamah sama paph bisa jelasin semuanya" ujar mamah Mondy menghampiri Mondy sambil memeluknya.

"jelasin apa lagi mah.. kalian bilang kalau Clara kecilku penyakitnya sudah parah dan sama sekali gak bisa untuk diselamatkan"

"iya Mon.. itu memang benar tapi Tuhan berkehendak lain.. memang paru parunya sudah tidak berfungsi tapi entah keajaiban apa hingga jantungnya masih benar benar baik baik saja"

"lalu kenapa kalian mendonorkan jantungnya.. itu sangat menyakitkan mah.. meninggal dalam keadaan organ dalam gak lengkap"

"Mon.. sebelum adikmu meninggal dia sudah menyetujui sayang.. dan dia juga ingin salah satu organ darinya tetap bisa bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.."

"terserah.. apapun yang kalian bilang atau jelaskan aku sama sekali tidak setuju.." marah Mondy berdiri melangkah untuk keluar.

"Mondy.. kamu mau kemana" tanya papah Mondy melihat kemarahan yang ada pada anaknya begitu menakutkan baginya takut bahwa Mondy akan melalukan hal yang tidak ia inginkan.

"jangan pedulikan aku pah.. mah.. karena selama ini kalian menyembunyikan kenyataan yang begitu menyakitkan tentang Clara kecilku.."

"sayang.. kamu bilang kamu ingin melamar Raya nak" ujar mamah Mondy berusaha mencegah Mondy untuk bertindak yang tidak tidak.

"kalian pikir aku bakalan mau menikah dengan wanita yang sudah merebut kehidupan adik ku .. kalian salah.. aku akan pergi dari sini dan jangan harapkan aku buat kembali"

"Mon.. Mondy.. tunggu nak.. kamu pikirkan perasaan Raya" ujar Anis mengejar Mondy menuju ke dalam Mobilnya.

Namun yang di ucapkan Anis ternyata sia sia. Mondy tetap pergi meninggalkan mereka. Papah Mondypun hanya pasrah akan akibat dari rahasia yang di simpannya rapat rapat nyatanya sekarang Mondy begitu marah mengetahui semuanya.

"sudah mah jangan menangis.. besok kita pergi ke rumah Rama menjelaskan semuanya tanpa ada rahasia satupun" ucap Xander memeluk istrinya.

*

"shiitttt.. bagaimana ini bisa terjadi" marah Mondy di dalam mobilnya yang melaju kencang menembus keramaian malam hari.

"bagaimana hubungan ku selanjutnya dengan Raya... aku sudah terlanjur mencintainya bahkan melebihi cintaku pada diriku sendiri..

Tapi.. dia sudah merebut kehidupan adik kecilku" lanjutnya penuh kemarahan.

Mondypun merogoh ponsel ia berniat untuk menghubungi seseorang..

"halo.."

"iya tuan" sapa salah satu asisten Mondy.

"siapkan penerbangan ke Dubai sekarang juga"

"baik tuan.."

Tut.. sambunganpun terputus, kini Mondy meminggirkan Mobilnya di pinggir jalan ia diam memikirkan hubungan nya dengan Raya, dan kini ia sudah memutuskan untuk meninggalkan Raya.. yah di harus meninggalkan kota ini.

Mondy mendapatkan pesan dari sekertarisnya bahwa jet pribadinya sudah siap untuk terbang ke Dubai atas perintahnya.

Namun beberapa detik kemudian ponsel Mondy berbunyi tanda ada seseorang yang sedang menghubunginya.

"Raya.." guman Mondy melihat layar ponselnya tertera nama Raya.

Namun Mondy enggan untuk menganggkatnya ia memilih untuk mematikan ponselnya dan mengambil kartu ponselnya dan membuang ke luar jendela mobilnya. Ia lalu menyalakan mobil dan menjalankan menuju ke bandara.

Dua puluh menit kemudia Mondy sudah berada di dalam jetnya. Sekarang ia benar benar ingin meninggalkan semua, semua yang berhubungan dengannya termasuk Raya.

"selamat tinggal sayang" guman Mondy meneteskan air matanya mengingat akan Raya.

Jreng.. jreng.. si kemod pergi ninggalin Raya..

Mon kamu itu kenapa langsung pergi kenapa gak mau nungguin penjelasan dari orantuamu sih..

Aku tendang lama lama kamu Mond..



kok aku jadi kangen banget ya sama Ramon..


kalian kangen gak sih..???




Salam Ramonlovers..

By. Matut.INH.

Nobody is perfectWhere stories live. Discover now