Part 28

376 65 28
                                    

Happy Reading..





Jam menunjukkan pukul delapan pagi Raya sudah selesai untuk mengecek semua perlengkapan yang akan ia bawa ke pulau Bali, yah Raya sudah mantap untuk pindah ke Bali ia ingin memulai kehidupan barunya bersama anaknya kelak, ia bertekat akan membahagiakan anaknya dan tak akan membuat susah semua sahabat nya karena ia tau kalau hidup harus terus ia hadapi bukan ia hindari.

"huft.. semoga apa yang mommy putuskan sekarang akan membuat kamu bahagia di masa depan nak" guman Raya sambil mengelus perut buncitnya.

Tok.. tok.. tok..

"apa kamu sudah siap Ray?" tanya Sean menghampirinya.

"sudah.. ayoh tolong bawakan koperku ya"

"baiklah ayo.."

....

Kini mereka sudah sampai di bandara untuk bersiap menunggu waktunya tiba.

"kalau ada apa apa jangan sungkan sungkan hubungi kami Ray.." ujar Tasya yang di angguki yang lainnya.

"pasti.. kalian jangan kawatir kan ada Sean yang bakalan jagain aku dan anakku" ujar Raya tersenyum sambil memeluk satu persatu sahabatnya.

"kalau si baby mau lahir jangan lupa kabari papi papinya di sini" ucap Gino sambil mengedipkan sebelah matanya.

"iya papi Gino.. hahahha" tawa semua pecah akan candaan Gino.

"Ray waktunya kita berangkat" ujar Sean dan berpamitan dengan lainnya.

... beberapa jam kemudian.

"uh.. segarnya, mommy harap kamu betah ya di villa ini sayang" guman Raya sambil megelus perut buncitnya dan memandang hamparan pasir putih di hadapannya.

"bagaimana kamu suka" tanya Sean keluar dari villa dan menghampiri Raya.

"suka.. kalian memang pandai mencari tempat yang benar benar indah"

"sebaiknya kamu istirahat Ray.."

"yah ide yang bagus aku sudah merasa sedikit letih akhir akhir ini" jawab Raya sambil melangkah menuju villa.

"bagaimana kamu tidak capek ha.. dengan perut sebuncit ini kamu masih bisa bekerja" gerutu Sean.

"hahahaha.. aku hanya menyelesaikan pekerjaanku Sean lagian kan sekarang udah di urus sama Leon dan kamu"

"makadari itu mulai sekarang kamu harus banyak banyak istirahat biar semua pekerjaan aku yang handel"

"ok.. hoam.. aku tidur dulu yah"

"hem.."

Kini Raya mencoba untuk memejamkan matanya di atas kasur salah satu kamar di villa. Namun bukannya tertidur tapi Raya mengingat Mondy, laki laki yang selama ini mengisi hatinya hingga sekarang.

"kamu dimana" guman Raya.

" aku tidak berpikir aku akan mampu melupakanmu dengan cepat, bahkan membutuhkan seributahun sekalipun untuk melupakanmu, tapi aku akan mencoba yang terbaik.." lanjutnya sambil meneteskan air mata.

Di balik pintu kamar Sean diam, mencernya perkataan Raya yang ia dengar.

"apa aku tidak akan pernah bisa masuk untuk menggantikan posisi Mondy di hatimu Ray.. walaupun ia menggoreskan seribu luka" guman Sean lalu beranjak menuju kamarnya yang tepat berada di samping kamar Raya.













Maaf ya pendek banget .. sengaja hehehhehe

Salam Ramonlovers

By.Matut.INH.

Nobody is perfectWhere stories live. Discover now