15

189 18 0
                                    

Viya memasuki rumahnya yang sangat sepi, ia melangkahkan kaki setiap anak tangga ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah. Ia sebenarnya sangat khawatir dengan keadaan ali, tapi ia juga kesal terhadap sepupunya. Semuanya di tahan sendiri...

"vi... " panggil ali

Viya menoleh dan menatapnya dengan datar, ali menghela nafas . Ia bingung harus berbuat apa untuk viya mengerti dengan keputusan yang ia ambil.

"gue tau loe marah, tapi satu hal yang harus loe tau vi... Gue bingung harus gimana sekarang buat cari kedua bokap gue"

"loe ga lupa kan kalo om brengsek itu udah buat bokap Loe mati li" suara bergetar itu terdengar lirih

"ga... Gue inget banget kalo ayah gue ga pernah buat bokap arya meninggal... Loe harus yakin kalo ayah gue itu orang yang baik" kata ali membuat viya muak dengan pulihnya ingatan ali.

"serah... " viya menatap tajam ke arah ali lalu menunduk menyembunyikan matanya yang berkaca kaca

"gue takut hal itu terjadi sama loe lagi li" kata viya lalu menatap ali

Ali yang melihat sang sepupu menangis, ia memeluknya erat dan mengusap punggung bagian belakang.

"gue janji, ga bakal ngelakuin hal aneh kaya dulu lagi... Gue bakal nyusun rencana buat ayah gue sadar kalo bunda udah punya suami yang baik hati... Dan dia harus mulai kehidupan baru" kata ali membuat viya mendongak ke arah ali dan tersenyum

"loe janji yah? " ujar viya

Ali mengangguk...

Mereka tersenyum, dan...

"udah akh loe mandi sanah bau banget" ledek ali membuat viya manyun...

"iya... " kata viya

Ketika viya ingin masuk kedalam kamarnya, tiba tiba suara bell rumahnya menghentikannya...

"emmmm ali tolong bukain pintunya yah hehehe? " kata viya

Ali mengangguk dan menggerutu ga jelas ...

" kenapa harus gue sih... ?" tanya ali sambil jalan, sedangkan viya hanya terkikik melihat tingkah sepupunya itu..

"karena loe udah mandi obeg" teriak viya

"sama aja kaya pembantu gue, harusnya kan gue bobo ganteng" kata ali namun viya tidak mendengarnya, karena ali sudah menuju ke pintu utama.

Ceklek

"abangggggg" pekik syifa

"astagfirulloh... Salam atuh dek, jangan teriak gitu... Untung aja abang ga ada riwayat jantung" kata ali di selingi kekehannya

"hust kalo ngomong itu jangan sembarangan ikh" kata megan memperingati

Ali hanya menyengir...

Lalu beralih menatap resky yang tersenyum kepadanya, ia membalas senyum lalu merangkul resky dari samping kanannya.

"ayo masuk, lagian kok ke rumah tante dhila ini kan udah malam lokh pake bawa tas ransel lagi" tanya ali

"kita mau menginap seperti biasa" kata megan, syifa dan resky mengangguk..

"wah persahabatan kalian keren, udah sana viya pasti udah selesai mandi... Gue mau ke dapur dulu" kata ali yang melepas rangkulannya dan berjalan menuju dapur

Ketiganyapun mengangguk lalu berjalan ke arah atas menuju kamar viya...

Sedangkan ali berjalan ke arah dapur mengambil air putih dan mengambil kotak obat yang isinya resep semalam. Dari dokter.

Sama Terluka ( Luka )(amatiran) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang