Dwi Puspitarini

29 0 0
                                    

Namanya Dwi Puspitarini, 25 tahun umurnya. Hari ini hari sabtu, hari terakhir Dwi kerja. Tidak, bukan karena besok hari minggu, tapi karena besok dan seterusnya Dwi harus resign. Dwi tidak ingin bekerja lagi, Dwi sudah memutuskan berhenti.

"Wi, kamu yakin? Ga pengen berubah pikiran?", tanya Edwin sahabat pertama yang Dwi kenal di kantornya.

"Enggak win, kamu cari aja yang bisa ngegantiin aku. Banyak kok anak-anak lain yang lebih kompeten dari aku", jawab Dwi sambil terus menyalin berkas2 data ke komputernya.

"Tapi anak-anak lain ga ada yang sehoror kamu kalo udah nyangkut kerjaan", ujar Edwin sambil setengah berbisik.

Dwi hanya melotot, dan tawa pun pecah diantara dua sahabat sekantor itu.

Dwi terus mengetik, menyelesaikan tugasnya di hari terakhir kerja. Dwi mungkin akan rindu semua keceriaan kantor ini, rindu canda tawa Edwin, rindu Pak Bono sang OB kantor yang ramah dan selalu membuatkan coklat hangat buat Dwi setiap jam 3 sore pas, rindu si Rina yang cerewet dan selalu kepo gosip teman-teman sekantor, rindu semua hal. Tapi, Dwi tetap harus resign. Berat mungkin, tapi untuk pulang kerumah ibunya, dia rela melepas semuanya.

Dwi ingin pulang, ingin memeluk Ibunya dan menghabiskan waktu bersamanya. Sudah 8 tahun Dwi tidak pulang, sudah 8 tahun Dwi merantau di Jakarta demi karir. Dan sekarang Dwi harus pulang. Karena mungkin kepulangannya ini adalah kepulangan terakhir yang ditunggu oleh Ibunya. Kepulangan terakhir Dwi bisa melihat wajah Ibunya.

Jangan bersedih, tersenyumlah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang