Namanya Mahesa Triana Aditya, 27 tahun umurnya. Tidak terlalu tua, juga lebih dari cukup untuk dibilang muda. Tria masih menikmati kopinya, sambil duduk sendiri menatap hujan di pojok cafe tempat dia biasa menghabiskan sore. Tanpa teman, hanya alunan lagu-lagu lama yang dia putar melewati telinganya.
Tria tidak menunggu seseorang, tapi dia selalu menghabiskan waktu sore di setiap tanggal 22 di tempat itu. Sudah 3 tahun, mungkin lebih, Tria tidak pernah melewatkan satupun tanggal 22 di kalendernya untuk ada disitu.
"Masih setia disini tri?", suara Abisa yang setengah berteriak mengagetkan Tria.
"Ya jadwal rutin, aneh rasanya kalo sampe ga disini", jawab Tria sekenanya.
"Erin? Setelah sekian lama?", tanya Abisa sambil mengerutkan dahi.
"Yup, selalu", senyum Tria.
"Kenapa? Banyak yang suka kamu, banyak yang deket, banyak yang mau ngelakuin apapun demi kamu, tapi kenapa dia lagi dia lagi?", ujar Abisa dengan wajah serius.
"Karena masih ada hal yang dia bawa, dan belum dikembalikan. Hal yang penting. Mungkin dia lupa, tapi aku selalu ingat", jawab Tria.
"Sepenting itu? Sampai selama ini kamu nunggu?", kata Abisa semakin serius.
"Iya, lebih", jawab Tria lirih.
"Emang apa? Apa yang dia bawa sampe kamu rela nunggu dia ngembaliin hal itu?", tanya Abisa yang merupakan teman Tria sejak dibangku SMA.
"Hati", kata Tria sambil melempar pandangannya ke jendela.
"Dia membawa setengah hatiku bersamanya, setengah hati yang penuh harapan, kebanggaan, rasa cinta, rindu, cemas, cemburu, tawa, dan semua yang aku perlukan untuk bisa mencintai seseorang. Aku tidak menunggunya agar dia mau bersamaku lagi, menjadi kekasihku. Tidak, itu terlalu naif bagiku. Aku hanya ingin separuh hatiku kembali. Agar hatiku tak kesepian menunggu separuh hatinya yang pergi bersama Erin. Bukankah percuma jika aku mencintai seseorang, tapi separuh hatiku masih di orang yang lain?", kata Tria sambil meminum kopinya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan bersedih, tersenyumlah.
ContoHidup, seperti apa? Hanya bernafas? Hanya bergerak? Hanya bahagia? Hanya sedih? Banyak mereka yang hidup, tanpa mau mengerti seperti apa itu hidup. Dalam buku ini, definisi hidup akan dirangkai dengan cerita sekilas dari nama-nama tokoh fiksi yang s...
