Devina Kirana Silvia

60 0 0
                                    

Namanya Devina Kirana Silvia, 23 tahun umurnya. Sudah sejak pagi senyum mengembang dibibir Kira. Tak henti-hentinya Kira bertanya tentang semua persiapan. Tentang pakaiannya, tentang make upnya, tentang saudara-saudara yang hadir, dan tentang hal-hal lain yang dibutuhkan.

"Bu, apa masih ada yang kurang? Hari ini apa aku kelihatan cantik?", tanya Kira sambil memandang wajahnya yang sedang di makeup di cermin besar didepannya.

Ibu Kira hanya menjawab semua celoteh anaknya itu dengan senyuman, tak satupun kata keluar dari bibirnya. Entah bagaimana perasaan ibu Kira saat ini, mungkin bahagia.

Setelah hampir 2 tahun menunggu, hari yang diinginkan Kira akhirnya tiba. Hari yang paling ditunggu-tungu, karena hari ini semua mimpinya akan menjadi nyata. Hari pernikahannya. Menikah dengan sosok yang paling diinginkan Kira. Meskipun kedua orang tuanya telah melarang Kira dan meminta Kira untuk menikah dengan orang lain, Kira tidak pernah goyah dengan pilihannya. Kira telah yakin dengan pilihan hatinya.

Kira tidak peduli semua kata orang, Kira tak peduli celoteh miring tentang pacarnya. Kira hanya yakin dan tahu bahwa pacarnya sangat mencintainya, teramat sangat memperhatikannya.

"Tunggu aku ya sayang", ujar Kira lirih dengan senyuman manis di bibirnya.

Setelah semua siap, Kira masuk mobil bersama kerabat dan keluarganya.

"Sudah siap semua? Jangan sampe ada yang ketinggalan ya", kata pak supir kepada rombongan.

Rombongan Kira pun berangkat ke Polsek setempat tempat pacar Kira ditahan. Polsek, ya Polsek. Kira akan menikah disana.

Pacar Kira tertangkap basah merampok sebuah rumah di perumahan elit sebulan yang lalu, sebulan sebelum acara pernikahan ini. Salah memang, tapi itu dilakukan pacar Kira untuk menyenangkan Kira, agar Kira bisa menikmati acara pernikahannya tanpa kekurangan. Pacar Kira bukanlah dari keluarga yang mampu, dan kondisi ekonomi itulah yang jadi alasan utama keluarga Kira tidak menerimanya.

Kadang kita melihat satu hal hanya terfokus pada satu sisi, padahal mata kita ada dua, untuk melihat kedua sisi dengan sejelas-jelasnya.

Jangan bersedih, tersenyumlah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang