Hantu Hitam

19 1 0
                                    

Ada sebuah asap,
Dia melaju di angkasa,
Dia membawa sebuah pesan langka,
Tentang hantu hitam matanya yang menyala-nyala,

Ir'khandir, oh, Ir'khandir,
Lelaki picang bermata setajam elang bertenger,
Telinganya tangkas menangkap suara dan kabar berita,
Tentang wanita melayu di utara,

Ir'khandir namanya besar dan terkenal di beberapa zaman kesatria,
Mengaung bagai gong di telinga raja-raja Mataram,
Nenek moyangnya seorang penjuang di zaman kelam,
Bersama kesatria Pajajaran dengan tombak serta perisai dia berperang.

Dimana penguasa Majapahit,
Mereka datang ingin berperang,
Namun Kalada nenek moyang Ir'khandir terus maju menahan,
Tapi para jendral Majapahit terlalu kuat untuk dilawan,
Akhirnya Kalada ditangkap, dan digantung menurut kata orang.

Ir'randir pergi dari Surabaya,
Menuju kerajaan Banjar dia berlayar,
Untuk apa kau kesana tanya bangau Surabaya,
Ir'kandir menjawab untuk berbisnis nanas madu, dan kasturi, serta kapur,

Ir'khandir dia jatuh cinta dengan wanita melayu di utara,
Dari kerajaan Pasir didekat sungai mendesir kejurang utara,
Namun sayang cinta melayang,
Wanita melayu lebih memilih pangeran Kutai tampan dan rupawan di timur sana,

Namun cinta benar-benar melayang terbang lalu jatuh kejurang,
Hancur lebur seperti telur ayam remuk berceceran,
Alangkah sedih hati wanita melayu,
Pangeran Kutai lebih memilik wanita bugis semanis kupu-kupu,

Hati Ir'khandir begitu kesal,
Dia mendengat kabar itu kesal dan menyesal,
Pujaan hatinya, oh begitu sakit hatinya,
Wanita melayu menjadi gila,

Ir'khandir masih saja kesal hatinya,
Menyumpah dan marah sambil menendang tanah,
Dia meludah tidak sengaja di peti harta raja,
Membuat raja Samudra Pasai marah dan menyumpahinya,

Raja mengutuk Ir'khandir selamanya,
Menjadi hantu hitam penjaga gua harta raja,
Rambut Ir'khandir yang hitam beruba menjadi putih keperakan,
Berjubah kerah bulu angsa dan hitam warnanya,

Ir'khandir menjadi hantu hitam penjaga gua harta,
Di gua begitu gelap dan tak ada siang untuknya,
Tapi dia sering muncul di mulut goa di malam bulan purnama,
Untuk menyanyi, namun begitu kelam lagu-lagu yang dia nyanyikan untuk wanita kesayangannya,

Wanita melayu muncul disekitar goa,
Tubuhnya transfaran seperti hantu fana,
Rambunya hitam dan gaunnya hijau merana,
Dia menjadi seperti angin dalam malam kelam purnama,

Sang hantu hitam penjaga goa harta, memangil wanita melayu yang menjadi hantu,
'Kemarilah dewi ku, bidadari ku hati ku untuk mu,"
Namun wanita melayu benar-benar menjadi hantu,
Dia tiba-tiba menghilang bersama cahaya purnama yang sedikit biru,

Hantu hitam di dalam goa,
Menenun jaring gelap berasap hitam di dalam goa,
Jaring dimantaria dan direndam dengan ramuan sihir mengelora,
Untuk menjerat si hantu wanita,

Hantu wanita melayu muncul di malam purnama,
Dengan jaring tenunnya dia menjala si hantu wanita,
Hantu wanita menjerit, tertangkap jaring menyerupai jala,
Dia kini tertangkap, dan hantu hitam menariknya kedalam goa harta,

Bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun tak ada kabarnya,
Dimana hantu hitam dan hatu wanita melayu berada,
Raja pingsan terkejut melihat peti harta,
Peti harta kosong melompong tidak dijaga,
Habis ludes dijarah para gelandangan dan rakyat jelata,

Dimalam bulan purnama buta,
Para pengembara dari Aceh berkelana,
Berjalan jauh ke Yogjakarta,
Kadang mereka singah ke Solo untuk makan di sana,
Kemudian saat pagi pergi jauh ke Talo dan Goa,

Saat sampai di Papua,
Penguasa disana menyambut gembira,
Para pengembara dari Aceh dijamu bersama-sama,
Untuk malam bulan purnama,

Penguasa negeri Papua berkata,
Akhir-akhir ini panen babi rusa,
Namin menurut kabar dari pemburu di sekitar sana,
Mereka sering bertemu hantu wanita melayu, dan hantu hitam berdansa,

"Siapa mereka?" tanya para pengembara,
"Dua hantu dari zaman lama" kata penguasa,
Mereka menari dan menyanyikan lagu-lagu cinta,
Dimalam bulan purnama mereka berdansa.

Tapi sang raja masih saja memikirkan harta disana,
Tidak percaya hartanya habis semua,
Dia tergeletak pusing di aula istana,
Berbaring merana bekusam muka.

The Sea BellWhere stories live. Discover now