Chapter 15: Kelelawar - Hyper Flower

14 0 0
                                    

Para ular, ayam, kalkun dan kambing, juga para bunglon yang marah, mereka protes akibat keputusan sepihak Sea si kucing nakal.

"Kucing nakal! K, U, C, I, N, G, N, A, K, A, L!" teriak mereka, mereka melaporkan ini pada para anjing helder penjaga desa.

Tapi apa kata para anjing.

"Maaf kami disini juga banyak masalah yang harus diurus."

Seperti para penjaga keamanan payah kebanyakan, apa angjing penjaga desa  tidak berkompeten, dan gajih mereka seharusnya dipotong.

Tidak habis akal para bintang melaporkan ini pada babi bernama Piglet Hperbus, dia babi kesayang petani kentang Human Hperbus. Babi itu melaporkan pada masternya si petani Human. Saat pagi sang petani merokok dan duduk di kursi goyangnya sambil membaca koran Indonesia & Sekitarnya.

"Harga kentang anjlok lagi, es grim dan mentega! (gaya omean si petani memang seperti itu), apa yang dilakukan mentri perdagangan dan mentri dalam negeri, garpu dan tala! Kepintaran mereka tidak memadai dalam urusan pekerjaan mentri, kol busuk dan kaos kaki sialan!" itu lah omelan si petani Human, dia marah besar harga kentang jatuh lagi, dan kadang omelannya benar. Para penjabat zaman sekarang tidak memadai dalam urusan besar.

Si babi menemui sang petani kentang dan berkata dalam bahasa babi, "ada kucing nakal dirumah ibu siska, tolong tangani master, beberapa binatang dirugikan, dan para penjaga keamanan tolong, potong gajih mereka, karena otak mereka tidak memadai dalam urusan keamanan yang sebenarnya, bila master tahu maksutku."

Petani Human melihat dengan serius dan ia mendengarkan apa kata sang babi, tapi yang dia dengar hanya suara kuik kuik kuik, dari babi kesayangannya.

Tidak berhasil, sama sekali tidak ada hasil, tapi para binatang belum menyerah, mereka meminta bantuan Rio Tiyafell si burung beo yang mengerti beberapa kosa kata bahasa manusia.

Rio berkata pada tuanya, " tuan ada masalah di rumah Ibu Siska ada... Eee, cuci akar," sayang Rio tidak tahu mengatakan atau mengeja kata 'kucing nakal' dalam bahasa manusia, dan yang parah lagi majikan Rio si nenek Meme-chan juga tuli.

Dan kembali sia-sia, tapi mereka tetap berjuang, harapan berikunya adalah kelelawar bijak bernama Hyper Flower atau disebuat Flaying Balina adik perempuan dari Flaying Beni atau Hyper Stoper.

Banyak kisah tentang si kelelawar Hyper Stoper, mulai dari bertemu gajah pembajak tanah, memburu babi diladang labu, dan membatu seorang kakek nelayan tua melawan hiu, walaupun menurut cerita masih banyak lagi petualangan Hyper Stoper.

Pada suatu malam yang hangat, di rumah ibu Siska tepat tengah malam Bell keluyuran di dapur, mencari remang roti, coklat dan keju, namun saat dia asik mencari, ada suara ketukan di jendela dapur. Bell  membuka dan yang mengetuk itu adalah seekor keleawar kecil bernama Flaying Balina.

Sea dan Bell duduk dibawah meja makan, sementara itu didepan mereka terlihat Balina menggunakan topi baret dan dasi melingkar di lehernya, dia memberi hormat dengan meletakan tangannya di kepala memberi hormat has kopral, sepontan Sea dan Bell juga memberi hormat padanya.

Balina menjelaskan akan ada pesta di kandang sapi, "pesta?" pikir Sea dan Bell, artinya akan ada acara makan-makan, Sea dan Bell adalah dua anak  kucing yang suka dan kuat makan.

Pesta diadakan 2 hari lagi tepat pukul 10 malam sampai acara selesai, setelah itu Balina memberi hormat dan mengatan, "cukup sekian dan terimakasih. Selamat malam teman-teman," kata Balina langsung terbang.

Malam pesta pun tiba, Sea dan Bell bersama Balina datang kekandang sapi. Kandang sapi begitu bersih, tidak ada kotoran dan bau kentut sapi, itu karena para sapi sudah membersihkanya sore tadi. Kandang sapi begitu indah, berhias lampu, kaca pelangi, dan bunga warna-warni.

Para binatang berkumpul, ada kambing, domba, ayam, babi, ular, bunglon, bebek, sapi dan banyak lagi.

Pesta di mulai dan mereka mulai berdoa meminta berkah dimusim ini, dan di musim selanjutnya, tidak lupa mereka mendoakan majikan kesayangan mereka.

Hidangan jamuan pesta dibagikan oleh beberapa bebek yang ribut ber kwek kwek. Hidangan pertama kue lembut, manis dan guring, semacam kue bulan dengan isian kacang, namun ada juga kue sus dan kue bingka, serta kue lumpur dan kue mangkuk, kue bolu putih di kukus, lalu ada kue moci isi kacang tanah, ada juga bakpou isi kacang tanah dan kacang hijau, juga ada kue terang bulan, kue pukis dan kue lapis.

Setelah makan kue, hidangan utama muncul, nasi tumpeng seperti gunung bertaburan irisan daun bawang dan sayur, ada dendeng dan abon ikan, ada cabe merah besar dan tomat sebagai hiasan, sedikit bawang goreng ditaburkan membuat harum dan suasan menjadi ceria saat gelas-gelas dan mangkuk di isi sirup marjan berwarna hijau dan merah bercampur susu murni diperas langsung dari para sapi.

Hidangan terakhir beberapa biskuit dibagi, biskuit manis dan gurih, tidak lupa mangkuk berisi air teh hangat segar dihidangkan, lalu pembicaraan dimulai.

Diawali oleh elang terhormat Elmentor yang mengingatkan para binatang untuk menjaga ketertiban dan kebersihan, lalu selalu setia pada etika rantai makanan atau piramida makanan.

Para jangkrik dan belalang protes, rantai makanan merugikan mereka, mereka selalu tidak nyaman dikejar-kejar pemangsa, mereka menunt persamaan hak sosial, namun percuma, pendapat mereka tidak didengar.

Lalu Balina mulai bicara, dia membicatakan tentang tenggang rasa, Balina berbicara dengan pelan, namun langsung ke poinya, dia bicara dengan sopan, tanpa mengeritik atau mengurui, semua dibicarakan tanpa istilah yang menyebalkan tidak seperti para penulis yang sok tahu, yang selalu menilai sesuatu dengan mengunakan istilah intelektual tapi  vulgar yang tidak sopan. Kata-kata Belina sederhana tapi rendah hati, seperti kakaknya, dia baik dan mudah mengerti.

Sea akhirnya tahu dia salah, dia terlalu berlebihan. Sea akhirnya minta maaf, para ular dan ayam senang, mereka membicarakan perihal ini berhari-hari.

Namun Sea bukan kucing yang mau begitu saja mengalah, dia mengajukan sarat yang membuat beberapa ular menyembunyikan kepala mereka ke bawah meja.

Sea meminta para ayam jangan merusak pekarang rumah Ibu Siska, dan para kambing tidak boleh buang air besar dihalaman rumah semua orang, itu sangat tidak beradab, lalu si Erik bunglon agar menggunakan teknik penyamaran agar Melinda tidak takut lagi kebelakang rumah.

Tentu saja, semua binatang setuju, mereka mengangkat kepala, moncong, paruh,  ekor, sayap dan tangan mereka menujukan rasa setuju, lalu mereka berdoa dan pulang.

The Sea BellWhere stories live. Discover now