Chapter 26: Kura-kura - Eve'berry II

10 0 0
                                    

Eve, Sea, dan Bell masuk kedalam air, mereka menyelam kedalam danau yang dingin, melewati rumput air, gangang, dan ikan-ikan. Seekor buaya bernama Celane Dofled mengintip mereka dari balik semak air. "Manusia ikan bersama Eve'berry," kata Celane, saat sang buaya mengatakan itu beberapa gelembung keluar dari mulutnya.

Mereka bertiga terus menyelam, semakin ke tengah danau dan semakin menuju ke dalam. Di dalam danau saat malam tidak lah gelap gulita melainkan terang, ada cahaya memancar di tengah danau, cahaya itu muncul dari sebuah mutiara sebesar bola basket di dalam kulit tiram sebesar bantal yang sedang mebuka.

"Nama mutiara itu Orca Ball," kata Eve.

"Mengapa namanya tidak Orca Bell?" Tanya Bell.

"Karena dia bola namanya Ball, tapi ada beberapa peri yang nama belakangnya Bell, para peri musim semi dan musim dingin dibarat, mereka bernama Tingker'bell, Snow'bell, Lili'bell, Desy'bell, Ana'bell, Blue'bell, Sky'bell, Ortel'bell, Ring'bell, Stow'bell, Moon'bell, Vina'bell, Candy'bell, Mircel'bell, Orange'bell, Cerry'bell, Leci'Bell, Villo'bell, kalau kau mengucapkan nama-nama peri itu seharian, akan menjadi seperti sebuah nada."

"Wow! semua nama belakangnya Bell," kata Bell.

Mereka terus berenang, beberapa ikan sekecil jari kelingking dan berwarna oranye bergaris emas mengikuti mereka dengan penasaran, "kalian mau kemana? Kaian mau kemana? Kalian maun kemana?" Tanya ikan-ikan.

"Kami mau kerumah Eve," kata Bell, "wow! Aku bisa bahasa ikan."

"Tentu saja, ramuanku membuat kalian kembali mengerti bahasa binatang," kata Eve.

"Untuk apa? Untuk apa? Untuk apa? Untuk apa kerumah Eve'berry?" Kata para ikan semakin penasaran.

"Kami hanya berkujung," jawab Sea.

"Apa kalian ikan? Apa teman Eve'berry ikan? Kaian berdua ikan?" Tanya para ikan lagi.

"Kami kucing," jawab Bell.

"Kucing air, kucing air, kucing air," kata para ikan bersahut-sahutan.

Setelah mereka bertiga menyelam cukup dalam, ada sebuah rumah berwarna hijau jamrud berbentuk temputung kura-kura, memiliki sebuah pintu berwarna tembaga dan empat buah jendela, ada sebuah pipa cukup besar menyerupai cerobong asap, pipa itu selalu mengeluarkan gelembung.

Mereka bertiga pun masuk, Eve mepersilahkan Sea dan Bell duduk diruang tamu, saat masuk kerumah Eve didalamnya tidak ada air sama sekali, disana hangat dan kering, Sea dan Bell juga kembali ke wujud manusia biasa, mereka kini bukan manusia ikan lagi.

Eve'berry menjelaskan tentang sihir air yang digunakan untuk Sea dan Bell, sihir itu akan membuat mereka jadi manusia ikan bila seluruh tubuh mereka terkena air, namun sihir itu tidak aktif bila tubuh mereka kering.

Dirumah Eve yang nyaman Sea dan Bell disugukan makanan bernama flinipocronud, " flinonud," kata Bell, karena susah diucapkan.

Flinipocronud adalah makanan bukan Popcron atau kerupuk jagung, tapi masakan kacang-kacangan manis seperti bubur yang berbau harum kayu manis, flinipocronud biasanya disantap untuk makan malam bersama roti hambar yang memiliki tekstur lembut namun memiliki kulit renyah, flinipocronud adalah makan peri.

Lalu ada minuman bernama milkyerberry.

"mickelberry?" Tanya Sea.

Milkyerberry adalah minuman peri yang dibuat dari susu hangat dengan campuran madu dan daun mint, lalu ada biskuit bulat dibuat dari tepung, putih telur, kopi dan coklat, biskuit itu diletakan diatas susu hangat, hal itu membuat biskuitnya melembut.

"Apa makan malammu selalu seunik ini?" Tanya Sea.

"Tidak juga, aku makanan ini hanya dibuat bila sedang iseng."

"Apa hanya dirimu yang tinggal disni?" Tanya Sea.

"Iya hanya aku, memangnya siapa lagi yang mau tinggal disini."

"Tapi tempat ini asik, maksutku danau ini," kata Bell.

"Aku harap kalian dapat bersabar, si kelinci yang suka iseng itu, benar-benar urusannya jadi rumit."

"Apa masalah kami sangat rumit?," tanya Sea.

"Kelihatanya begitu, semoga saja urusan kita lancar, kalau tidak..." kata Eve cemas.

"Kalau tidak apa yang terjadi?," tanya Sea.

"Masalah ini akan panjang sekali."

Malam telah larut, Sea dan Bell tidur di lantai kamar tamu, sebenarnya Eve sudah menyediakan ranjang jala gantung, tapi Sea takut jatuh, jadi katanya mau tidur dilantai saja, dan Bell malah ikut-ikutan tidur dilantai bersama Sea. Walaupun akhirnya Bell naik ke ranjang jala dan tidur disana, kata Bell tidur di lantai, hal itu membuat pungungnya sakit.

The Sea BellWhere stories live. Discover now