4

6.3K 726 11
                                    

"Mulai hari ini, Baekhyun adalah sekretarismu. Aku sudah tidak membutuhkannya. Apalagi sekarang ada Yoora yang membantuku." Nyonya Park memegang pundak Baekhyun hangat.

"Perkenalkan, saya Byun Baekhyun—

"Baiklah aku mengerti. Eomma bisa pergi sekarang." Chanyeol menatap nyonya Park.

"Baiklah~ aku pergi dulu, Baekhyunie~" Nyonya Park mengecup pipi Baekhyun singkat dan pergi dari ruangan oeribadu Chanyeol.

Chanyeol menatap Baekhyun dalam-dalam. Memperhatikannya intens. Ia merasa bahwa ada yang mengganjal di dalam hatinya. "B-baekhyun—"

"Ah, ya kapan saya akan mulai kerja?" Baekhyun mendongakkan kepalanya. "Saya bahkan tidak tau ruangan saya—

GREP

Chanyeol mendekat dan meraih tubuh Baekhyun. Ia memeluknya. Entah apa yang Chanyeol pikirkan. Semua bebannya serasa hilang saat Ia memeluk tubuh Baekhyun.

"Tuan—

"Biarkan aku memelukmu sebentar saja. Tubuhmu sangat nyaman..." Chanyeol membawa Baekhyun menuju sofa di dalam ruangan itu. Membuat Baekhyun terduduk dengan Chanyeol yang berada di sebelahnya memeluknya dengan kepala yang Ia tenggelamkan dalam lekukan leher Baekhyun.

Baekhyun tersenyum samar. Tangannya terangkat untuk mengusap lembut rambut Chanyeol. Hal yang paling Ia rindukan.

***

Ini sudah 2 Minggu ia bekerja menjadi sekretaris Chanyeol. 2 Minggu juga ia menjalankan semua sandiwaranya. Dan 2 Minggu lagi, waktu Chanyeol untuk menikahinya— ralat menikahi Irene.

"Apa kau benar-benar bahagia?" Nyonya Park memasuki ruangan yang Baekhyun tempati.

"Ya, aku bahagia, Eomma.." Baekhyun tersenyum menatap nyonya Park.

"Menjadi sekretaris bukanlah hal yang mudah. Aku bingung, kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya saja." Nyonya Park duduk di depan Baekhyun. "Aku saja sudah sangat sebal melihatnya dengan suster penggoda itu."

"Dia hanya lupa denganku, eomma~ tapi, mungkin tidak dengan perasaannya." Baekhyun melanjutkan pekerjaannya.

"Ah, aku sungguh berharap bahwa kau dan Chanyeol akan menjadi pengantin dan memiliki seorang anak..." Nyonya Park menangkupkan wajahnya. Menghela nafasnya kasar.

Baekhyun tertawa. "Tapi aku ini Pria—

"Aku dan orang tuamu setuju untuk menikahkanmu dengan Chanyeol karena kami tau kau memiliki sebuah keajaiban... Kau seharusnya bersyukur, Baek.." nyonya Park memegang tangan Baekhyun. "Sore ini aku harus pergi ke Taipei, menemui appa, sepertinya Ia tidak setuju dengan pernikahan Chanyeol dan Irene."

"Hati-hati~ sampaikan salam ku untuk appa."

***

Chanyeol membuka pintu ruang kerja Baekhyun kasar. Matanya menangkap Baekhyun yang sedang mengerjakan tugas-tugasnya. Ia menghampirinya.

"Oh, tuan Park. Ada apa? Apa kau kesulitan—

"Kau belum ke ruanganku sama sekali hari ini, Baek. Padahal, ruangan kita hanya disekat oleh sebuah pintu." Chanyeol berdiri di belakang Baekhyun.

"Maafkan aku. Nyonya Park mengunjungiku dan memberitahuku bahwa Ia harus ke Taipei sore ini." Baekhyun tidak mengalihkan pandangannya dari PCnya.

"Tapi Eomma tidak menghampiriku." Chanyeol bergumam. "Ah, masa bodoh~ lebih baik kau temani aku."

"Maafkan aku tuan, pekerjaanku masih sangat banyak. Bukankah, pekerjaanmu lebih banyak dari pekerjaanku?" Baekhyun menolehkan wajahnya. "Lanjutkan pekerjaanmu, Tuan Park."

"Tapi aku belum memelukmu."

"Eoh?"

"Kau melupakannya~" Chanyeol memanyunkan bibirnya dan meninggalkan Baekhyun.

Baekhyun tersenyum. Menyusul Chanyeol ke ruangannya. Dilihatnya Chanyeol menaruh kepalanya di atas meja kerjanya

Baekhyun terkekeh. Ia memeluk Chanyeol dari belakang. "Kau sungguh aneh, tuan. Bahkan aku hanya sekretarismu. Kau sudah mempunyai calon istri."

"Rasanya berbeda dengan jika aku memeluk Irene." Chanyeol membalikkan badannya. Menarik tubuh Baekhyun mendekat. Membalas pelukan Baekhyun.

Mungkin, Baekhyun lebih beruntung, bisa merasakan pelukan hangat Chanyeol setiap hari.

Tingtong...

Baekhyun menghampiri pintu apartemennya. "Nuguseyo?"

"Ini aku..."

Baekhyun membuka pintu apartemennya dan langsung disambut dengan sebuah pelukan erat di tubuhnya.

"Tuan Park, ada apa malam-malam begini datang ke—

"Izinkan aku untuk menginap disini." Chanyeol semakin mempererat pelukannya.

Baekhyun terkekeh. "Bahkan aku baru saja pulang dari rumahmu, tuan."

"Irene mengusirku..." Baekhyun membawa Chanyeol untuk duduk di sofa ruang tamunya. "Ia menyuruhku untuk menikahi orang lain."

"Bukankah, kau sangat mencintainya? Tapi... Kenapa?"

"Dia tidak bisa..." Chanyeol mendongakkan kepalanya menatap Baekhyun. "Aku hanya terpikir tentangmu."

"Ada apa denganku?"

"Izinkan aku untuk menikahimu..." Chanyeol memegang pipi Baekhyun lembut.

"Hm? Kau mau menikahiku? Aku hanya seorang sekretaris—

"Kau bukan hanya sekretarisku, kau calon ibu dari anak-anakku."

"Tapi aku— kau tau sendiri." Baekhyun memalingkan wajahnya. "Aku seorang pria." Ucap Baekhyun pelan.

"Aku tau kau bisa. Aku tidak peduli." Chanyeol membawa wajah mereka semakin mendekat. "Aku ingin memiliki keturunan darimu."

CUP!

TBC

Love to Return [CHANBAEK] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang