17

6.1K 599 16
                                    

6 bulan kemudian...

Hidup Chanyeol kini berubah. Amat sangat berubah setelah kepergian Baekhyun dari kehidupannya. Belum lagi, usahanya untuk bertemu dengan Irene benar-benar terhambat dengan adanya Kris.

"Ini sudah 6 bulan berlalu, Yeol. Dan kau masih menutup telinga untuk mendengarkan penjelasanku!" Yoora menarik tangan Chanyeol yang masih sibuk mengetik di depan layar laptopnya.

"Cukup, Noona. Baekhyun bahkan meninggalkanku, bukan? Jadi untuk apa aku mendengarkan penjelasan darimu yang sangat tidak penting. Apakah dengan itu aku bisa mengembalikan Baekhyun kedalam pelukanku?" Chanyeol menatap Yoora malas.

"Eomma memarahiku, kau tau?" Yoora melipat tangannya di depan dadanya. "Eomma sangat kecewa."

"Terserah."

***

Baekhyun memegangi kedua tangan Jackson. Sedikit menariknya ketika Jackson mulai berjalan.

"Hei, lihat siapa yang bisa berjalan sekarang, hm?" Baekhyun menggesekkan hidungnya dengan hidung Jackson membuat Jackson sedikit tertawa.

"Perkembangan Jackson lebih lambat dibandingkan Jiwon." Sehun menghampiri Baekhyun. Memberikannya segelas susu untuk diminum.

"Ya.." Baekhyun menerima gelas itu dan meminumnya sedikit. "Terimakasih.."

Baekhyun menatap Jiwon yang sedang berjalan sambil memegangi pinggiran ranjang Sehun. Ia sedikit tersenyum melihat tingkah laku Jiwon. Tapi kemudian perhatiannya teralihkan pada Jackson yang menangis karena terjatuh. Namun dengan sigap Sehun menggendongnya dan menepuk-nepuk pantat Jackson sehingga membuat Jackson berhenti menangis.

"Ada apa?" Baekhyun mengulurkan tangannya ingin meraih Jackson dari tangan Sehun.

"Sepertinya ia cemburu pada Jiwon karena kau memperhatikannya terlalu intens. Jackson mencoba untuk berjalan sendiri, tadi." Sehun memberikan Jackson pada pangkuan Baekhyun.

Baekhyun sedikit terkekeh. "Siapa yang cemburu?" Tanya Baekhyun pada Jackson di pangkuannya.

Jackson menatapnya dengan mata yang dibanjiri air mata. Bibir bawahnya ia majukan sehingga ia benar-benar tampak seperti ingin menangis.

Baekhyun terkesiap. Matanya memandang Jackson dengan sedikit rasa sakit yang menghambat di dadanya.

Ia. Mirip. Sekali. Dengan. Chanyeol. Jackson bagai duplikat Chanyeol. Air mata mulai berkumpul di pelupuk mata Baekhyun. Ia sungguh merindukanmu Chanyeol.

Baekhyun memalingkan wajahnya dari Jackson. "Bawa Jackson pergi, Sehun-ah.."

Sehun menatap Baekhyun aneh. Kemudian ia mengerti dan segera mengambil Jackson dari pangkuan Baekhyun.

Jackson menangis sangat keras ketika tubuhnya ditarik dari pangkuan Baekhyun. Tapi Baekhyun tidak peduli ia seakan menutup telinganya mendengar tangisan Jackson yang meraung-raung.

Baekhyun menutup matanya. Mencoba menahan agar air matanya tidak keluar saat itu juga. Tapi percuma, air matanya tetap meluncur bebas di pipinya.

'Chanyeol-ah.. aku merindukanmu..'

***

Chanyeol menghentikan langkahnya di depan sebuah rumah sakit. Dirinya masih memantapkan tekadnya untuk memasukinya.

Ia ingin bertemu dengan Irene kali ini.

Akhirnya Chanyeol menghela nafasnya dan mulai melangkah memasuki rumah sakit tersebut.

"Dimana pasien yang bernama Bae Irene dirawat?" Chanyeol mencondongkan tubuhnya ke hadapan seorang resepsionis.

"Bae Irene? Maksudmu pasien yang mengidap kanker paru-paru?"

Detak jantung Chanyeol sukses dibuat begitu cepat oleh resepsionis tersebut.

"Aku tidak-maksudku ya.. bisa aku tau dimana dia dirawat?"

Kemudian resepsionis itu menjelaskan arah yang akan membawa Chanyeol pada kamar rawat Irene.

Chanyeol melangkahkan kakinya dengan percaya diri. Ia sangat-sangat yakin jika Irene pasti merindukannya.

Ia tersenyum puas ketika melihat sebuah kamar dengan nama Irene di depannya. Ia sedikit melirik kedalam kamar itu. Gotcha! Tidak ada Kris di dalamnya. Begitu pula bayi mereka.

Chanyeol memutar kenop pintu di depannya dan berjalan masuk.

"Irene.."

Irene yang sedang merajut sebuah baju bayi langsung mengalihkan perhatiannya pada seseorang yang baru saja masuk kedalam kamarnya. Dapat ditebak dari raut wajahnya, Ia terkejut.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik." Jawab Irene sekenanya.

"Bagaimana kabar anak kita?"

Irene menurunkan rajutannya. Ia menatap Chanyeol penuh tanda tanya.

"Huh?" Irene masih menatap Chanyeol aneh. "Siapa yang kau maksud?"

"Anak kita, Irene." Chanyeol memutar bola matanya.

"Ah, dia bersama dengan Kris dan baby sitternya."

"Kenapa dengan Kris?"

"Anakku bersama dengan ayahnya. Bukan hal yang salah, bukan?" Irene masih saja menatap Chanyeol.

"Aku ayah dari anak itu, bukan?"

"Tidak, Yeol.." Irene menghela nafasnya. "Dulu kau tidak mengakuinya, bukan? Dan kau benar itu bukan anakmu. Itu adalah anakku dengan Kris."

Chanyeol terdiam. Keheningan mulai melanda mereka.

"Untuk apa kau kembali?" Irene membuka suaranya kembali.

"Aku mencintaimu—

"Kau ingin mengambil anakku, bukan?"

"Tidak, Irene." Chanyeol meraih tangan Irene yang berada di atas pahanya. "Aku mencintaimu, sungguh... Apa kau tidak bisa melihat kesungguhanku?"

Irene melepas tangan Chanyeol perlahan. "Genggamanmu menyakitiku." Kemudian ia sedikit menggenggam jari Chanyeol. "Maaf, tapi aku sudah memiliki penggantimu."

Chanyeol menatapnya tidak percaya. "Aku tau kau mencintaiku, Irene—

"Tidak Chanyeol. Aku sudah memiliki orang lain yang bisa menggantikanmu."

"Wow, aku tidak tau ternyata kau sangat pandai merayu."

Perhatian Irene dan Chanyeol teralihkan pada Kris yang tiba-tiba saja masuk kedalam kamar Irene.

"Bagaimana kabarmu, istriku?"

Ire hanya membalas Kris dengan senyumannya.

TBC

Love to Return [CHANBAEK] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang