'Chanyeol melamarmu?' Terdengar suara seorang wanita yang tidak terlalu tua dari seberang sana.
"A-aku tidak tau pasti... Tapi semalam dia bilang begitu. Lagipula, dia menginap di apartemenku sekarang." Baekhyun menggigit bibir bawahnya.
'Sebuah kemajuan..'
"Apa mungkin Chanyeol sudah mengingatku? Aku takut kalau-kalau Chanyeol hanya menjadikanku untuk melahirkan bayinya, dan kemudian Ia membuangku, eomma~"
'Cobalah percaya padanya. Aku bahagia mengetahui Chanyeol melamarmu. Jika dia serius, tidak lama lagi Chanyeol akan meneleponku dan appa untuk memberitahunya.' Nyonya Park menenangkan Baekhyun.
"Tapi- apa benar aku bisa.... Hamil?"
'Kau meragukannya? Bahkan setelah kau dilahirkan, ayah dan ibumu memberikan kabar bahagia itu padaku.' Nyonya Park tersenyum.
"Ya... Aku sangat ragu..."
'Pikirkanlah tawarannya sekali lagi. Jalja~'
***
Baekhyun melirik ke orang di sebelahnya. Diperhatikannya paras tampan di depannya. Rahang tegas dan bahu tegap serta dada yang bidang. Siapa yang tidak mau dengan Chanyeol? Irene saja yang sangat cantik bisa terpesona dalam sekejap dengan Chanyeol. Apalagi dirinya– yang sudah mengenal lama.
Ia memalingkan wajahnya. Wajahnya memerah. Ia sedikit menggeser tubuhnya. Ranjangnya terasa sempit sekarang, sungguh badan Chanyeol sangat besar. Apalagi Chanyeol tadi tidak mau melepaskan pelukannya.
Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Chanyeol. Mengecup pipi Chanyeol singkat. "Selamat malam..."
***
Besoknya...
"Eomma, bukankah kau bilang kau akan pergi ke Jepang besok?" Chanyeol memegang tangan nyonya Park erat. Disampingnya ada Irene dan juga Baekhyun yang menemaninya mengantarkan nyonya Park ke bandara.
"Yoora sudah meneleponku berkali-kali tadi malam. Ia bilang rapatnya dimajukan menjadi besok. Jadi mau tidak mau aku harus berangkat hari ini." Nyonya Park mengelus lembut pipi Chanyeol. "Tidakkah ada yang ingin kau sampaikan?"
Chanyeol tampak bimbang sejenak. Tapi kemudian Ia melirik Irene dan Baekhyun bergantian. "Eomma.."
Nyonya Park tersenyum. "Izinkan aku menikahi Baekhyun."
DEG!
Pupil mata Irene membesar. Terkejut dengan penuturan Chanyeol. Iya memalingkan wajahnya, menatap Chanyeol.
"Sudah sejak lama aku menunggumu untuk mengatakan itu.." Nyonya Park beralih memegang tangan Baekhyun. 'Untuk kedua kalinya.' batin Nyonya Park.
"Eomma..."
"Kau tidak perlu menunggu restuku dan appa." Nyonya Park menyatukan tangan Chanyeol dan Baekhyun. "Jaga Baekhyun. Aku harus pergi sekarang." Nyonya Park mengusak rambut Baekhyun.
Setelah kepergian nyonya Park dari hadapan mereka, Chanyeol merangkul Baekhyun. "Masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan, tuan."
Chanyeol berpaling melihat Irene yang mungkin masih terkejut. "Kau, pulanglah naik taksi. Aku tidak bisa mengantarmu. Kau dengar sendiri, bukan? Aku masih banyak kerjaan." Setelah itu Chanyeol dan Baekhyun meninggalkan Irene.
***
Irene berjalan tak tentu arah. Tatapannya kosong. Tangannya mengusap perut datarnya. "Seharusnya aku yang bisa menghasilkan..."
"Aku tidak menyangka Chanyeol benar-benar melakukannya.. hks." Irene berjongkok di trotoar yang ia lewati.
Tangannya menangkupkan wajahnya. Menyembunyikan air matanya yang berlomba-lomba untuk membasahi wajahnya.
"Irene?"
***
"Tuan, apa tidak apa kita membiarkan Irene—
"Panggil aku Chanyeol, Baek..." Chanyeol menatap Baekhyun intens.
"Chanyeol..." Ucap Baekhyun pelan. Ia memalingkan wajahnya.
"Aku, masih sedikit sebal dengannya." Chanyeol membuka suara. "Ia memaksaku untuk mencari penggantinya."
"Apa kau terpaksa?"
"Tentu tidak, Baek. Jantungku selalu berdebar keras sejak pertama kali kau menjadi sekretarisku."
***
"Sehun..." Irene mendongakkan kepalanya. Menatap seseorang yang memanggilnya.
Pria itu— Sehun, mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Irene. Membantu Irene untuk berdiri.
"Kau- mengapa kau berjongkok disini?"
"Aku—
"Tentang Chanyeol lagi?" Sehun mengernyitkan dahinya.
"Kau tau, sebenarnya aku tidak ingin memberitahumu tentang bebanku yang sebenarnya." Irene mengusap matanya lagi. Membuat air mata yang akan jatuh terhapus oleh gesekan tangannya.
"Sepertinya kita bisa mengobrol di mobilku saja." Sehun menarik tangan Irene. "Ayo."
***
"Channiehhhh~" Baekhyun mengerang. Jari-jarinya menjambak rambut merah Chanyeol dengan gerakan sensual.
"Sebut namaku, Baek.." Chanyeol semakin asik dengan kegiatannya, menghisap leher jenjang Baekhyun dan memberikan banyak kiss mark disana.
"J-jangan disana- ahh~"
Baekhyun tidak tau kenapa bisa seperti ini. Begitu mereka sampai di kantor dan berjalan menuju ruangan masing-masing, Chanyeol menahan tangannya dan menariknya menuju ruangan Chanyeol. Chanyeol membawanya ke sofa dan memeluknya erat. Menghirup aroma dari rambut Baekhyun yang begitu memabukkan.
Kemudian membawa Baekhyun kedalam ciumannya. Ciuman yang tadinya hanya sebuah ciuman tidak bernafsu, menjadi kian menuntut begitu badan mereka semakin terasa panas. Dan berakhirlah seperti ini. Tubuh Baekhyun yang berada di pangkuan Chanyeol dan Chanyeol yang terus menghisap lehernya. Bahkan, tangan Chanyeol kini sudah merambat untuk membukanya kancing kemeja Baekhyun.
"Kau- ahh~" pekik Baekhyun tertahan. Karena Chanyeol menjepit sebelah putingnya. "Kau belum mengunci pintu.."
Chanyeol tersadar. "Dirimu begitu memabukkan, Baek..." Suara huskynya terdengar semakin serak. Ia menurunkan Baekhyun dan bangkit untuk mengunci pintu ruangannya.
***
"Aku- menyuruhnya untuk menikahi sekretarisnya... Hks.. aku tidak menyangka ia akan menurutinya... Hks.." Irene duduk di sebelah Sehun dengan Sehun yang merangkul pundaknya.
"Eomma Park mengataiku mandul! Hks hks..." Irene mengusap pipinya lagi yang masih dibanjiri air mata.
"Aku tidak mandul... Hks... Yang kutau setiap Chanyeol melakukannya bersamaku, dia bahkan tidak pernah menciumku. Dia tidak pernah membuang spermanya di dalamku..."
Sehun menenangkan Irene. Namun tersungging smirk di bibirnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Return [CHANBAEK] - END
Fanfiction"Kau dengar perkataan ibumu, kan? Tinggalkan aku dan cari orang lain. Ibumu butuh cucu." . "Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu!" . "Aku mandul! Kau harus mencari seseorang yang bisa hamil!" . "Aku mencintaimu, jadi aku tidak akan menggantikanmu- . ...