Baekhyun baru saja terlelap. Tapi ia kembali terbangun setelah tau bahwa Chanyeol keluar dari kamarnya. Ia membuka matanya. Menatap ke arah pintu yang baru saja tertutup.
Ia melepaskan selimutnya. Berjalan ke arah lemari dan mengambil bajunya. Kemudian ia memakai bajunya, tidak. Itu baju milik Chanyeol.
Ia sedikit mencuci mukanya dan memoleskan liptint pada bibir tipisnya. Ia berjalan ke arah pintu kamar mereka. Tangannya ingin memutar kenop pintu itu namun ia tahan.
"Aku hamil!" Terdengar suara Irene dari luar kamarnya
"Well, selamat.. aku- sedikit tidak yakin jika itu anakku.."
"Kita melakukan itu bulan lalu, Chan—
"Tidak."
"Tapi aku hamil anakmu!"
Baekhyun mengernyitkan dahinya. Pegangan tangannya terlepas dari kenop pintu itu. Dirinya mundur beberapa langkar sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pintu itu dan keluar dari kamarnya.
***
"Aku tidak peduli.." Chanyeol menaikkan badannya. Kakinya berjalan kembali menuju kamarnya.
"Tapi–Chanyeol!" Irene terduduk di atas lantai ruang keluarga kediaman Park dengan air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.
"Tch.. aku tidak percaya bahwa kau memang benar-benar wanita tidak tau malu. Kau pikir kau siapa? Beraninya main tangan dengan adikku?" Yoora yang ternyata sedari tadi memperhatikan keduanya dari kamar nyonya Park menghampiri Irene.
"Eonni—
"Seharusnya kau sadar diri, jalang. Kalau saja dulu kau tidak menciumnya dan memaksanya untuk menikahinya, kau tidak akan ada di situasi yang sulit seperti ini. Kau pikir aku tidak tau anak siapa yang ada di dalam perutmu?" Yoora berlutut di depan Irene. Tangannya menarik dagu Irene yang basah oleh air mata.
"Aku hamil anak Chanyeol!" Irene menepis kasar tangan Yoora.
"Kau bisa saja bersandiwara di depan Chanyeol, seakan-akan janin yang kau kandung adalah buah cintamu bersama Chanyeol. Tapi aku tidak yakin. Apa yang akan Chanyeol lakukan jika aku memberikannya sebuah bukti?" Yoora menepukkan tangannya. "Oh tidak, aku baru saja memegang seorang parasit."
"Yoora eonni-tolong jangan katakan pada Chanyeol.. hks.."
"Pulanglah! Keluarga kami tidak membutuhkan sandiwaramu!"
***
"Eoh, Baekhyun?"
"Channie~" Baekhyun tersenyum saat melihat Chanyeol berada di depannya.
"Kukira kau tertidur.." Chanyeol membawa Baekhyun kedalam pelukannya.
"Aku terbangun karena Channie tidak ada di dalam.." Baekhyun semakin memperdalam pelukannya pada tubuh Chanyeol. "Tapi aku masih mengantuk."
"Mau tidur bersamaku, eh?"
Baekhyun mengangguk lucu. Chanyeol mengecup bibir pink Baekhyun singkat.
"Baiklah~ aku akan menemani Bayu besarku untuk tidur.." Chanyeol membawa Baekhyun kembali kedalam kamarnya. Membawa Baekhyun kedalam pangkuannya.
"Chanyeol.."
Chanyeol bergumam. "Tidakkah kau mengantuk, Baby?"
"Ya, aku–mengantuk. Tapi ada yang ingin kutanyakan padamu.."
"Apa itu?"
"Apa Irene, hamil?"
"Ya?"
"Kau akan membuangku setelah anak ini lahir?"
"Eh?"
"Jadi, karena dia hamil, kau akan membuangku?"
"Aku tidak akan membuang—
"Kau sungguh jahat, Chanyeol, hks..."
"Baekhyun-ah.." Chanyeol kemarin dagu Baekhyun untuk mengunci tatapan mereka. "Aku menyayangimu. Aku tidak akan membuangmu."
"Benarkah?"
"Ya.." Chanyeol mengecup pipi gembul milik Baekhyun.
"Boleh aku meminta sesuatu?" Baekhyun menatap mata Chanyeol. "Aku tidak suka dia~ buat dia pergi dari hadapanku."
Kemudian Baekhyun terdiam. Meratapi kebodohannya. Apalagi permintaannya yang sangat tidak masuk akal.
"Ya, akan kulakukan."
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Return [CHANBAEK] - END
Fanfic"Kau dengar perkataan ibumu, kan? Tinggalkan aku dan cari orang lain. Ibumu butuh cucu." . "Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu!" . "Aku mandul! Kau harus mencari seseorang yang bisa hamil!" . "Aku mencintaimu, jadi aku tidak akan menggantikanmu- . ...