#1

42 7 3
                                    

Tek.. Tok.. Tek.. Tok..

Suara langkah kaki gue melewati koridor sekolah yang nampak sunyi.

dingin.

Gue tarik jaket gue agar terasa lebih hangat.

Ini kebiasaan gue berangkat pagi kesekolah, biasa gue nongkrong dulu diruang musik bareng raka.

raka ini sahabat gue dari orok, lebih tepatnya raka ini pengacau gue.

Tepat disebuah ruangan gue berhenti.

"Mana raka!"
gerutu gue

Kemudian gue duduk sambil memainkan kunci markas gue dan raka, lebih tepatnya ruang musik ini.

Gue dan raka jadiin ruang musik ini markas karena ga ada yang mau menyentuh ruang musik ini dan ga ada guru musik nya juga.

"Tiona!.. Cewe batu"
panggil raka sambil berlari kemudian merangkul gue.

"Apaan lu.."
jawab gue sambil berusaha membuka pintu.

"Makin cantik aja lu.." nyinyir raka.

"Lo mau mati ?"
jawab gue sambil terus berusaha membuka pintu dengan mencari cari kunci yang pas.

"Eh, kalo tiona cantik kok ga ada ya cowok yang deketin?" sindir raka, sambil berpikir kemudian tertawa meledek gue.

"Lo mau mati ?.."
jawab gue dengan kepalan ditangan ingin memukul raka.

"Heh.. Kalo lo tau, gue bisa aja buat semua cowok sujud di kaki gue kalo gue mau!"
jawab gue, sambil gue tarik dasi raka, dan raka hanya terkekeh.

"Heh.. Sini lo bantuin gue bisa ga lo ? Sini susah buka pintu situ sibuk nyinyir"
gerutu gue.

Raka pun terhenti tertawa namun masih tersisa senyum tipis.

"Tiona.." panggil raka.

"Apa !!" bentak gue.

"Ini kuncinya"
sambil melempar lempar kenci tersebut dan tertawa puas.

"Lo bawa kuncinya ?"
tanya gue heran.

"Minggir"
ucap raka tanpa menjawab pertanyaan gue, kemudian mengeser tubuh gue yang masih nampak bingung.

"Gak, tadi gue telen ni kunci"
jawab raka sambil membuka pintu.

Kreekk...

Maklumlah ruang musik ini sudah berumur dan perlu pembenahan yang full.

raka masuk dengan cepat sambil mengambil gitar, dan gue cuma bisa ngikuti dia dari belakang.

Sebenernya gue sendiri engga bisa main musik tapi gue suka musik.

Meski raka nyebelin, suka bikin emosi dan perlu kalian tau kalau raka ini anak brandal disekolah namun dia pintar dan merupakan murid populer disekolah.

Memang tak ada yang cemburu dengan gue dan raka secara mereka udah tau kalo kita sahabatan, jadi selamat lah kalian yang nunggu giliran deket sama raka.

jujur sih kalau gue bangga punya sahabat kayak raka, so what ?.

Gue sih bodo amat orang mau nyinyir apa, tapi untuk yang dibilang raka ,kalau engga ada cowok yang mau deket sama gue itu 99% bener dan 1%nya gue ga yakin.

Brak..

Suara pintu dibuka dengan keras dari ruang musik.

"Tiona !!!" teriakan lita yang memekakan telinga.

"Apa ?"
jawab gue santai, gi mana engga santai setiap hari gue denger teriakan lita di kuping gue.

Lita ini teman deket gue selain raka.

dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang