#3

18 6 0
                                    

Tit... Tit... Tit...

Bel pulang sekolah berbunyi, seketika murid berhamburan keluar ruang kelas untuk segera pulang.

Dengan berjalan pelan gue dan lita berjalan menyusuri lorong yang mulai sepi.

"Tiona!"
teriak raka.

"Ayo, bareng gue aja"
lanjut raka.

"Mau omong sekarang ?"
tanya gue.

"Iya sekarang"
lanjut raka sambil menarik gue pergi dan meninggalkan lita sendiri.

"Maaf ta gue duluan !"
teriak gue, nampak muka manyun lita yang gue liat.

Gue dan raka pergi keparkiran.

"Tangkap"
ucap raka sambil melempar helm nya kepada gue.

Aneh engga kayak biasanya raka kayak gini.

"Ayo naik"
ucap raka yang sudah berada didepan gue dengan montor nya.

Kemudian kami pun melesat.

"Entah akan kemana gue" batin gue.

Motor raka melaju dengan kecepatan sedang, tidak ada pembicaraan antar gue dan raka.

Hingga motor raka berhenti disebuah cafe.

"Lo ajak gue ngecafe ?"
tanya gue, tanpa menunggu jawaban raka gue mengikuti langkah nya.

" mbk 1 meja"
ucap raka pada seorang pelayan.

Tercium aroma kopi, coklat, vanila, dan cappucino, itu kesukaan gue.

Gue dan raka duduk didekat kaca, raka memulai pembicaraannya.

"Na.." panggil raka.

"Ya ?.." jawab gue.

"Gue mau ngejelasin masalah gue dan ferdi bertengkar, gue ga mau lo tanya dan lo tau dari orang lain"
Raka menghela napas, dan gue cuma bisa diam tanpa kata.

"Ona gue mohon lo jauh in ferdi, gue tau lo suka sama ferdi untuk menutupi sakit hati lo kan ? Apa lo tau ? Ferdi itu cuma mau manfaat in lo, ona.. Gue tau lo cari pelampiasan kan karena lo ga bisa move on dari lintang kan ?"
Raka terdiam.

"....."
gue terdiam

" lo pengecut na lo lari dari masalah lo, apa lo mau dengerin penjelasan lintang ? Lo egois na, lo pergi tanpa nunggu kepastian"

ucap raka lagi.

" cukup, cukup lo ga tau maslah gue, apa lo ngerti apa yang gue rasain ? Tadi lo bilang gue cari pelampiasan ? Iya !! Kalo iya kenapa lo mau apa ? Lo bilang gue egois ? Egois mana sama lintang ? Dia dengan seenaknya mempermainkan gue apa lo tau apa yang dilakuin lintang ke gue ?"

bentak gue dengan suara bergetar karena menahan tangis.

"Lo pikir gampang buat move on ? Dulu gue punya mimpi, i have dream, apa lo tau apa mimpi gue ?"

lanjut gue dengan suara pelan sambil terisak.

" mimpi gue yaitu menjadi kebahagiaan lintang, apa lo tau gue salah, gue salah ternyata gue hanya 1000 bagian dari cewek mainannya.

Dengan teganya lintang patah in mimpi gue dia hancurin hati gue dan hidup gue, apa dia puas ? Ga dia ga puas dia trus hadir dihari hari gue"

lanjut gue dengan air mata yang terus mengalir.

"Na maaf gue ga tau apa yang lo rasain, gue ga bisa ngertiin lo gue ga bisa dan ga akan pernah bisa karena lo terlalu misterius"

ucap raka sambil mengengam tangan gue.

"Ka, gue kayak gini karena gue tutup hati gue, gue ga mau ada seseorang yang kembali dan hancurin gue lagi, gue takut ka gue takut karena gue ga bisa move on, gue ingin kayak anak SMA sewajarnya punya cinta, lo tau 1 taun itu singkat dan bentar lagi kita lulus dan ga ada waktu buat ngerasain cinta gue ga akan bisa move on dari lintang, why ? Karena dia cinta pertama gue dan gue berharap dia yang terakhir dan gue masih punya tempat untuk dia tapi gue ga yakin semua akan kembali seperti semula dan gue harus ngubur mimpi gue "
ucap gue.

" lo tau na ? Setiap orang punya cara tersendiri untuk mencintai seseorang begitu pula dengan benci, na gue ga nyalahin apa yang lo lakuin karena itu pilihan lo dan itu hidup lo tapi gue sebagai sahabat lo, gue cuma bisa ngasih saran, dan saran gue , lo selesaiin masalah lo sebelum lo nyesel"

ucap raka sambil berjalan pergi.

⏰⏰⏰⏰⏰

Dengan langkah gontai gue berjalan pulang, ucapan raka terus berputar di otak gue.

"Lo bodoh tiona"
batin gue.

Gue tatap langit yang nampak mendung gelap dan air hujan mulai turun.

Tanpa bergerak gue rasakan air hujan yang turun bersama air mata gue.

Dingin.

"hujan hapus air mata ini, hapus luka ini, dan buat tiona yang baru, tiona tanpa kerapuhan"

ucap gue pelan, kaki gue terasa lemas, dan gue teduduk diterotoar sambil menangis.

Gue suka hujan, gue suka karena tak ada orang yang tau gue menangis saat hujan.

Mbrem...mbem..mbem..

Sebuah motor ninja berhenti didepan gue yang masih terisak.

"Lo suka hujan ? Sejak kapan lo suka hujan ?"

Suara seseorang, oh tuhan suara itu, suara yang orang yang pernah gue miliki dan gue lepas.

Lintang.

"Gue tau lo nangis na"
Ucap lintang.

Ternyata gue salah, ternyata ada orang yang tau gue nangis bahkan saat dibawah hujan.

"Liat gue na" ucap lintang sambil memegang wajah gue dan menghapus air mata gue.

Orang yang membuat gue nangis sekarang ada disini dan menghapus air mata ini.

Oh tuhan apa engkau kembalikan dia ? Kau kembalikan dia pada hamba untuk apa tuhan ? Untuk melukai hati ini atau mengobati luka hati ini ?.

"Ikut gue na"
Ajak lintang pada gue.

Entah apa yang gue pikir in, tapu gue hanya bisa diam dan mengikuti kata hati gue.

Lintang mengantar gue pulang.
Dalam perjalanan tak ada perbincangan antara gue dan lintang.

Diam...

Dan sunyi...

"Udah sampek na, lo cepet ganti baju gue ga mau lo sakit"
Ucap lintang sambil pergi meninggalkan gue tanpa menunggu jawaban gue.

"Makasih tang" ucap gue lirih, saat lintang sudah pergi.










Baca selengkapnya..
Hai teman" saya eko surachmi subekti
Ini adalah karya pertama saya, maaf bila penulisannya kurang rapi atau ada kesalahan dalam penulisan mohon kritiknya ya... Insyaallah saya akan memperbaiki nya untuk penulisan selanjutnya.
Untuk komentar atau sekedar kenalan bisa lewat sini ya :
Ig : rachmi__
Id line : rachmi__
Jangan lupa baca sampai habis ya..

dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang