#4

12 6 1
                                    

"Gerbang rumah ga dikunci" batin gue.

Gue masuk kedalam rumah dengan baju yang basah kuyup.

Sepi.

Kadang gue rindu kasih sayang orang tua, seperti sewajarnya anak yang diberi kasih sayang.

Mereka memberi gue harta namun engga dengan kasih sayang.

Gue rindu...
Gue rindu keluarga gue...
Gue rindu lo lintang...
Gue rindu...

Tek.. Tek.. Tek..

Gue naiki tangga dengan enggan, gue masuk kamar dan mandi.

Dingin.

Gue terduduk ditempat tidur.

banyak yang terbayang dipikiran gue, angan angan, impian, seseorang, dan kejangalan yang gue rasakan.

Teringat sesuatu yang membuat gue berdiri dan mengambil sebuah foto dari dalam laci meja belajar gue.

Senyum tipis gue mengembang saat gue tatap foto itu, lintang dan gue.

Foto yang tinggal kenangan, dia telah pergi. Nampak serasi kata beberapa orang.

Gue peluk foto dalam bingkai an tersebut hingga gue terbuai tidur.

Akhir akhir ini gue mudah tertidur entah dalam keadaan apa saja entah gue nangis atau karena ngantuk.

Gue merasa tidur adalah pelarian gue, saat gue ada masalah atau apapun itu gue bisa lupa masalah gue meski gue tau itu sesaat.

⏰⏰⏰⏰⏰

"Neng bangun, udah siang" ucap mbok Inah membangunkan gue.

"Neng tiona demam ?"
tanya mbok Inah yang memegang dahi gue yang terasa hangat.

"Eh engga kok mbok santai aja"
Jawab gue.

Hari ini gue merasa ga enak badan mungkin karena kemarin kehujanan.

"Na entar lo gue antar aja"
Tawar bang ando saat gue tiba dimeja makan.

"Ga ngerepoti ni ? Ok lah"
Jawab gue.

"Ga kok entar gue masuk sore" jawab bang ando.

Pagi ini gue diantar bang ando, gue merasa malas untuk bicara.

Dan bang ando gue rasa mengerti.

"Gue pergi dulu bang"
ucap gue sambil turun mobil

Pagi ini gue sengaja ga pergi ke ruang musik, gue takut kalau raka tanya atau bahas soal kemarin.

Gue susuri koridor sekolah yang nampak masih sepi.

"Ona !!!"
Teriak lita dari kejauhan dan berlari mendekat.

"Dasar lita"
gerutu gue pelan sambil tersenyum.

"Lo sakit na ?"
tanya lita ketika sampai di sebelah gue.

"Lo keliatan pucat"
lanjut lita.

"Ga papa ta"
jawab gue.

"Kok lo ga ke ruang musik ? Ada apa lo sama raka ?"
Tanya lita penasaran.

"Apaan sih, ga papa kalik gue sama raka, gue males aja ke ruang musik lagian gue belum ngerjain pr"
Jawab gue sambil mencari cari alasan.

"Sejak kapan lo peduli pr ?"
Tanya lita dengan curiga.

"Haha.. Kan gue dapet hidayah ini"
Jawab gue sambil bercanda.

"Oh dapet hidayah ya, lo kepentok apaa ? Ah gue juga ke kelas aja"
Ucap lita dengan sikap bodo amat.

Hari ini gue hanya termenung sepanjang pelajaran, apa yang dijelaskan guru gue ga dengerin.

Otak gue entah berpikir apa, ini dan itu, tatapan gue serasa kosong.

Masalah kemarin masih dibenak gue, bahkan sekarang raka menghindar.

Kenapa semua berubah..

"Ada apa sama lo ka ?" tanya gue dalam hati.

Badan gue gemetar.

Setelah bel pulang segera gue paksakan pulang.

Sebuah pesan dari hp gue masuk.

"Na,sorry gue ga bisa jemput"
Ucap bang ando lewat pesannya.

Dengan terpaksa gue berjalan menuju halte sambil menunggu angkot.

"Bang kiri"
panggil gue pada angkot yang lewat.

Gue merenung, semua terasa hampa dan seperti ada yang hilang.

⏰⏰⏰⏰⏰

Saat gue sampai rumah gue segera masuk ke halaman rumah yang nampak gue lihat mobil mama dan papa.

Senyum gue mengembang saat melihat kedua mobil tersebut.

Kemudian gue buru buru masuk ke dalam rumah.

"Mama, papa"
ucap gue pelan.

Air mata ini jatuh.
Oh tuhan apa lagi ini, gue bagai tersambar petir di siang bolong.

Oh tuhan perpecahan apa ini, tak gue lihat senyum kebahagiaan, tak gue lihat rasa rindu antara mereka, namun gue lihat mata kebencian.

Pyar....

Sebuah vas bunga pecah dibanting oleh papa, yang jatuh dihadapan gue.

Mereka pun tak menyadari kehadiran gue.

"Oh tuhan hamba akan kemana" batin gue.

"Ona !"panggil mama terkejut saat melihat gue.

Tanpa gue hiraukan panggilan mama gue pergi berlari.

Gue berlari sebisa gue, entah gue harus kemana.

"Taksi"
Panggil gue, dengan air mata yang terus mengalir.

"Mau ke mana neng ?"
Tanya supir taksi tersebut.

"Jalan dulu bang"
Entah harus ke mana gue.

"Ke jalan cempaka nomer 35 bang"
Jawab gue saat dipikiran gue terbesit rumah lita.

⏰⏰⏰⏰⏰

Ting tong... Ting tong...

Gue menekan nekan bel rumah lita.

Kemudian lita keluar dengan tergopoh gopoh.

"Ona ? Lo kenapa ?"
Tanya lita sambil membuka pintu pagar.

Tanpa menjawab pertanyaan lita gue langsung memeluk lita.

"Ona ? Are you ok ?"
Tanya lita lagi.

Gue melepas pelukan lita kemudian gue hapus air mata gue.

"Ayo masuk dulu na"
Ajak lita pada gue.

Gue hanya mengangguk mengiyakan.

"Maaf ta gue belum bisa cerita ke lo, gue rasa belum tepat waktunya"
Ucap gue lirih.

"Gue ngerti na, maka dari itu gue ga tanya ke lo"
Jawab lita.

"Thanks ta, gue mau dirumah lo dulu boleh kan ?"
Tanya gue.

"Boleh lah na"
Jawab lita tersenyum.










Baca selengkapnya..
Hai teman" saya eko surachmi subekti
Ini adalah karya pertama saya, maaf bila penulisannya kurang rapi atau ada kesalahan dalam penulisan mohon kritiknya ya... Insyaallah saya akan memperbaiki nya untuk penulisan selanjutnya.
Untuk komentar atau sekedar kenalan bisa lewat sini ya :
Ig : rachmi__
Id line : rachmi__
  Jangan lupa baca sampai habis ya..

dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang