Terima kasih untuk kalian yang selalu menunggu cerita ini update. Ily guys <3
◾◾◾
[Behind story 3]
◾◾◾
Kai dan Theo kembali ke kelas mereka. Pas sekali momennya dengan anak-anak yang sedang berkumpul.
"Malam ini ke rumah kakek gue lagi yuk! Kita main game kemarin lagi." ajak Jake.
Anak-anak mengangguk antusias. Ya bermain game di rumah mendiang kakek Jake punya keseruan tersendiri. Ntah mengapa setiap mereka berada di rumah tua itu semakin menambah adrenaline mereka untuk melakukan hal-hal aneh di luar nalar yang walau gak masuk akal tetap membuat penasaran tersebut.
"Sorry, gue gak bisa." Tolak Theo, namun Kai secepat kilat menggeleng kecil seraya memberi sinyal pada cowok mata besar itu.
"BISA! GUE SAMA THEO BISA!" sambar Kai.
"Nah gitu dong! Jangan duit mulu! Duit gak dibawa mati!" cerocos Hesa dan Theo balas tersenyum ketir saja.
"Bener banget! Duit mah gak ada apa-apanya yang penting kita semua kompak!" Seru Nindira pula memandangi anak-anak lain dengan penuh harap.
Baik Kai dan Theo rasanya ingin tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata manis tapi busuk dan beracun itu. Haha lucu! Orang yang paling hina di mata mereka justru berbicara seperti lelaki tua bijak yang sudah paham asam pahit dunia.
.
.
Theo menarik Kai keluar.
"Gue gak ngerti isi kepala lo apa. Ya itu pun kalo ada isinya!", "Tapi tetap aja man, dari pad ague ngehabisin waktu dengan anak orang kaya manja itu, lebih baik gue.."
Kai menggerakkan jari telunjuknya ke kanan kiri. "Em... No no no! Kali ini lo harus ikut!" yakin Kai lagi.
"Ya tapi kan.."
"Astaga Theo! Ternyata lo gak sepinter itu ya?" heran Kai tersenyum samar.
"Maksud lo?"
Kai mulai maju seraya berbisik mendekat pada Theo. "Kita bisa manfaatin momen main game bodoh itu untuk balas dendam! Bukannya itu waktu paling pas di mana kita semua ngumpul?" ucap Kai lagi menyakinkan Theo.
Theo sontak menoleh. Senyuman mengembang di wajahnya.
"Haha.. gimana? lo sendiri kan yang bilang? 'seandainya mereka ngerasain apa yang kita rasa?'"
Tangan Theo mengepal. Tekadnya kembali bulat, terlebih akhir-akhir ini Hesa semakin besar kepala menyombongkan diri, meremehkan Theo guna memperjelas statusnya.
"Ck.. ingat Theo! Mereka bisa ngerasain semuanya! Bahkan lebih parah dari itu juga mereka bisa!" bisik Kai lagi dengan senyuman menyeringai.
"Oke, ayo kita percepat hukum Tuhan lewat cara dan tangan kita!" angguk Theo.
Bukan Theo, kali ini giliran Kai yang melemah kebingungan tidak antusias seperti semula.
"Kenapa lagi dah? Ada masalah?" heran Theo.
"Ada! Si Jake. Masalah terbesarnya itu dia." Jawab Kai menggigit pinggiran kukunya bimbang.
"Lo tau kan dia pencetus dan yang punya kendali atas game itu? Dia yang selalu mempersiapkan game sebelum kita mulai. Dari ngajakin anak-anak, nyedian tempat, peralatan dan semua yang diperlukan. Intinya dia game masternya! Rasanya susah untuk mengambil alih permainan di rumah game master itu sendiri!" pikir Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTRUSTED [ENHYPEN, STAYC, AESPA, ETC)
Mystery / Thriller-- UNTRUSTED -- "Jangan percaya dengan siapa pun, kalau lo mau selamat!" ... WARNING! ⚠Mengandung unsur kekerasan⚠