2 bulan kemudian...
Sudah menjadi kebiasaan bagi Risa untuk singgah ke pemakaman sehabis pulang sekolah.
"Jay, lo tau gak? Bulan ini Juan ada kegiatan organisasi lagi yang mengharuskan dia keluar kota. Terus lo tau? seharian ini dia khawatir banget mau ninggalin gue di rumah soalnya udah gak ada lagi orang yang bisa dia percayain buat jagain gue." lirih Risa sambil meletakkan bucket bunga itu di atas makam Jay.
Deg-
Jari jemari lentik itu menyentuh pundak Risa. "Carisa kan?" tanyanya, Risa balas mengangguk dengan wajah kebingungan.
...
Keduanya berjalan bersama. Sesekali Risa menoleh memberi respon dengan anggukan kecil setiap wanita paruh baya itu mengakhiri ceritanya.
"Udah 3 hari ini tante pulang balik ke sekolah buat nyariin kamu tapi sayangnya gak ketemu terus, nah kebetulan tadi ketemu sama temen-temen kamu dan katanya setiap pulang sekolah kamu pasti bakal mampir ke sini, makanya tante berinisiatif nyamperin kamu ke sini. Maaf ya kalau jadinya malah menganggu kamu." jelas wanita ini tidak ingin Risa salah paham atau berpikiran yang aneh-aneh tentang dirinya.
"I-iya tante. Tapi mohon maaf sebelumnya, tante ini siapa ya?" tanya Risa tak enakan.
"Ah maaf tante lupa ngenalin diri, kenalin tante mamanya Jake Cedric, orang yang kamu selamatin. Berkat kamu, Jake selamat!" Jawab wanita itu dengan mata berkaca-kaca menangkup kedua tangan Risa.
"Kedatangan tante ke sini sebenarnya mau memberi tahu tentang kondisi terbaru Jake. 3 hari yang lalu Jakenya udah sadar dari koma dan.. kalau kamu gak keberatan. Mm... mau gak kamu ngejenguk dia? Tante rasa Jake harus tahu siapa orang baik yang udah nyelamatin dia." pintanya pula penuh harap.
.
.
Risa masih mengekori wanita paruh baya ini. keduanya berjalan pelan memasuki kamar rumah sakit VIP yang begitu tenang ini.
Deg- Bisa lihat seorang pemuda sedang membelakanginya. Pemuda dengan baju rumah sakit yang duduk di atas bed rumah sakit itu adalah Jake Cedric. Sekilas bisa Risa lihat kalau Jake tampak larut melamun menatap datar keluar jendela sana.
"Dari 3 hari lalu dia gak bicara apa pun. Kita sekeluarga memaklumi, mungkin dia shock begitu bangun dari koma dan merasa kehilangan karena semua teman-temannya ditemukan meninggal di rumah kakeknya sendiri. Kata dokter, ini juga salah satu bentuk penolakan diri. Sampai saat ini Jake masih menyesal karena sudah membawa teman-temannya bermain ke sana." Jelas mama Jake.Risa membuang wajahnya saja karena tidak ingin wanita itu melihat kalau cairan bening itu sedang mengalir pada kedua pipi bulatnya.
Lihatlah!Semua orang yang ditinggal sudah pasti merasakan sakit yang luar biasa perihnya.
Ntah itu Risa, Jake, Keluarga korban dan teman dekat korban, semuanya!
"Kami berharap setelah bertemu dengan Risa, Jake bisa menceritakan semuanya dan lebih membuka diri supaya perawatannya juga terbantu. Sekali lagi tante sekeluarga minta maaf ya karena kembali merepotkan kamu, padahal kamu juga sedang berduka beberapa bulan belakangan ini." Lirih wanita itu pula berucap pelan pada Risa dengan mata berkaca-kaca.
Risa tidak langsung mengiyakan. Bukannya telak menolak, tapi Risa tahu betul dengan fase yang dilalui oleh setiap orang yang terbangun dari koma. Ya.. sejauh ini semua kasus selalu sama!
Memang dulu selagi koma, intensitas lain dari Jake bisa berhubungan dan mengenal Risa bahkan memintai pertolongan pada gadis itu. Tetapi ketika mereka balik lagi ke tubuh aslinya, maka segala ingatan mereka selagi koma akan hilang bagaikan api yang dipadamkan dengan air.
"Saya akan berusaha tante, tapi saya gak bisa menjanjikan apapun tentang perkembangan kondisi fisik maupun mental Jake semasa perawatan ini." Ujar Risa terus terang saja tidak ingin memberi harapan apapun.
Wanita itu mengangguk cepat lagi-lagi kembali menangkup kedua tangan Risa, ntah sudah ke berapa kalinya?
"Jake, kita kedatangan tamu, ini Carisa yang mama ceritain waktu itu!" seru mamanya.
Jake menoleh sekilas ke Risa lalu balik lagi melamun meratap keluar jendela sana.
"Oh iya maaf tante tinggal sebentar ya, tante ada perlu sama dokter!" tukas wanita itu seraya melirik arlojinya karena jam saat ini tepat menunjukkan pukul 2 siang, yang mana itu merupakan janji temunya dengan dokter untuk membahas kondisi kesehatan Jake.
...
Kurang lebih sudah 10 menit Risa berada di samping pemuda ini. Dalam kurun waktu itu pula keduanya saling diam, tak berbicara sepatah kata pun.
Ya sebenarnya wajar kan? Toh keduanya memang tidak begitu dekat di dunia nyata, hanya kebetulan pahit saja yang menemukan mereka berdua.
"Karena gak ada yang bisa kita bicarain berdua. Gue pulang aja ya, gue gak mau ngeganggu lo dan gue takut adek gue nyariin gue." pamit Risa seraya berdiri dari ujung tempat tidur.
DEG- Jake memegang pergelangan tangan Risa, pemuda hidung mancung itu sedang menahan kepergian Risa.
"Makasih udah selamatin gue," ucap Jake dan ini pertama kalinya Risa mendengar suara pemuda itu secara langsung di dunia nyata ini.
Risa kembali memalingkan wajahnya. "Gak, bukan gue yang nyelamatin lo. Ada pemuda bodoh yang rela ngorbanin nyawanya demi kita berdua!" seru Risa yang tentu merasa dirinya tidak pantas mendapatkan ungkapan terima kasih itu. Justru dada Risa terasa sesak tiap kali ada yang menyinggung hal tersebut."Hiks.. dia memang pemberani. Isk.. tapi dia bego banget!" kesal Risa masih menyayangkan setiap keputusan yang selalu orang itu putuskan sepihak untuk memastikan Risa tetap aman.
Jake masih bingung, pemuda itu diam saja tak begitu mengerti dengan omongan Risa.
Di sisi lain, yang Jake tahu hanya sebatas cerita mamanya soal Risa yang telah menyelamatkan nyawanya. Jake belum mengetahui secara detail apa saja yang terjadi di rumah itu karena kondisi fisik dan mentalnya yang belum memungkinkan bagi pihak polisi untuk bertukar informasi dan menanyai keterangan saksi korban darinya.
"Jay. Lo kenal dia kan? Si bego yang suka cengengesan cari ribut sana sini. Sekarang tolong ingat dia sebagai penyelamat nyawa kita berdua!" Sambung Risa seraya melepaskan cengkeraman Jake dari pergelangan tangannya.
"Gue pulang dulu, semoga lo lekas sembuh dan semoga kita satu sama lain bisa sama-sama pulih dari luka yang gak ada obatnya ini." ujar Risa kembali berbalik badan menatap Jake dengan tatapan hangat tidak seperti semula, mengingat Jake juga berada di posisi yang sama dengannya karena sudah kehilangan banyak orang berharga.
###
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTRUSTED [ENHYPEN, STAYC, AESPA, ETC)
Mystery / Thriller-- UNTRUSTED -- "Jangan percaya dengan siapa pun, kalau lo mau selamat!" ... WARNING! ⚠Mengandung unsur kekerasan⚠