Nih Updatenya cepat kok
Aku tuh walaupun di awal ngomong males update semisal sepi/flop, tapi giliran ada readers setia yang comment dan appreciate walau cuma sebiji aku tetap bakalan luluh dan berakhir update hehe
Cuma terkadang ada masanya aku beneran males karena merasa bosan sendiri dan ngerasa ceritanya gak seru. Terus aku tinggalin berbulan-bulan dan berujung Unpublish.
Semoga cerita ini gak begitu ya.
---
Kurang lebih sudah dua jam Jay duduk di sofa Ruang TV guna menunggu Risa yang masih belum sadarkan diri.
"Loh Sa?! Lo gak apa-apa? Jangan duduk dulu! Tiduran aja!" Kejut Jay berusaha menyandarkan tubuh Risa kembali begitu gadis itu siuman.
"Jakenya mana???" Tanya Risa tiba-tiba, gadis itu tampak linglung melihat ke sekeliling.
Jay mengerutkan dahinya kebingungan. "Jake?" ulangnya memastikan.
"Ck.. Jake siapa sih? Ngigo deh! Udah sana lo cuci muka dulu terus..."
Tok tok tok--- Atensi keduanya langsung tertuju ke pintu.
"Tunggu di sini, biar gue yang buka!" Titah Jay seraya berjalan mendekat ke arah pintu.
Jay meneguk salivanya. Sejujurnya di balik tubuh gedenya, dia cuma cowok penakut yang paling anti dengan hal kasat mata. Ya.. ntah takdir sial apa yang malah membuatnya kepincut sama Risa si gadis indigo, bahkan Jay rela mengekori gadis itu ke sana ke mari.
Anjir! Gak mungkin Juan kan? Orang anaknya tadi sore baru pergi terus izin pulang 3 hari lagi begitu selesai kemah, batin Jay.
"Oke, positive thinking! Ini pasti tetangga minta garam!" ujar Jay berusaha meyakinkan diri lagi. Tapi ya kali perumahan elit mintanya garam.
Krekkk-
"Heh ngapain kalian ke sini?" kejut Jay begitu melihat Nindira,dkk berada di depan pintu rumah."Mau nganterin bansos." Celetuk Melvin asal.
"Ih Melvin mulutnya!" tegur Cherry.
"Ehem, kita mau ketemu Risa boleh?" Tanya Nindira.
"Iya kita mau ngejenguk. Gimana Risanya udah baikan?" tanya Karina pula.
...
Akhirnya Jay mempersilahkan gerombolan anak muda itu masuk. "Eh, tapi lo semua tau dari mana ini rumahnya Risa?" heran Jay sedikit curiga.
Semuanya serentak langsung menunjuk Kai.
"Lah kok gue?" kejut Kai yang memang gak tau apa-apa dan baru juga ikutan nimbrung bareng squadnya malam ini, itu pun karena mereka ngejemput paksa Kai dari rumahnya. Kalau enggak mah, mending Kai bersemedi di dalam rumah aja.
"Cih.. kan elo tadi yang nunjuk kalau rumah ini rumah Risa!" Geram Shaka yang kayaknya udah gregetan pengen nabok Kai.
"Oalah.. Tadi itu gue pake cap cip cup aja hehe" jawab Kai menyengir.
"Udah deh langsung to the point aja! Si Risa juga pasti tau kok maksud kedatangan kita ke sini!" tukas Hesa yang memang gak suka bertele-tele.
"Risa. Eum.. Jakenya mana? Apa dia sekarang ada di sekitar sini?" tanya Cherry pelan.
Gadis yang tengah duduk di sofa diselimuti dengan selimut tebal itu hanya balas menggeleng. Ya.. Risa juga gak tahu pasti Jake di mana saat ini. Soalnya pas Risa sadar, eh tau-taunya Jake udah gak ada.
"Aku rasa ini karena udah batas waktunya, makanya dia ilang. Iya kan kak?" tanya Winona pada Hesa dan sukses membuat keadaan semakin menegangkan.
Sementara itu Shaka terlihat sedang menghitung sesuatu dengan jari jemarinya.
"Sabtu.. Minggu.. Ah nggak kok! Jake masih punya waktu 3 hari lagi. Malam ini sama malam besok terus...""STOP! JANGAN NGEDEBATIN RULE GAME SIALAN ITU! SATUPUN GAK ADA YANG MASUK AKAL!" kesal Hesa .
"Emang gak masuk akal, tapi nyatanya itu yang ngebuat Jake ilang. Ah nggak.. Tepatnya mati. Iya kan Sa?" tanya Melvin pula ke Risa.
Risa mengangguk kecil. Sementara Jay pelanga-pelongo bego aja, Gak ngerti sama sekali dengan alur pembicaraan ini. "Psst.... Gue di sini jadi bersih bening seperti tanpa kaca ya? Mendadak jadi tembus pandang gitu!" Sindir Jay yang emang di kacangin dari tadi.
Shaka balas mendengus malas saja. "Lanjut diem lagi deh. Lo tuh gak diajak!" ketusnya.
"Eh anjir si dengkul biawak minim akhlak!" umpat Jay siap sedia aja kalau diajak adu jotos sekarang pun ayo!
"Ck.. jangan childish dan buang-buang waktu begini kenapa sih?! Lebih baik, sebelum waktu Jake habis mending kita ke rumah itu malam ini juga!" Saran Theo ke anak lain.
"Risa, lo ikut kan? Lo mau nolongin Jake juga kan?" tanya Nindira, matanya membulat penuh harap.
Jay yang tadinya sudah masa bodo dan tak ambil peduli, tentunya mendadak angkat suara lagi karena anak-anak aneh itu mau ngajakin Risa pergi ntah ke mana.
"Wait—What?! Lo mau bawa Risa pergi?" Kejut Jay. "Enggak! Enggak! Gak bisa!" tegasnya pula.
"Loh kenapa?" heran Karina.
"Ya karena gue gak bolehin!" tegas Jay lagi kali ini sambil melindungi tubuh kecil Risa dengan membentangkan kedua tangannya lebar-lebar di depan gadis itu.
Risa yang biasanya diam menurut, kini justru malah mendorong Jay ke pinggir. Gadis berambut lurus panjang itu lalu bergabung mendekat ke Nindira,dkk.
"Maaf ya Jay, tapi gue udah janji mau nolongin Jake." Jelas Risa.
Jay menghela nafasnya saja. Kalau Risanya sendiri yang mau, ya Jay bisa apa?
"Yaudah. Kalau lo ikut, gue juga ikut!" celetuk Jay.
"Tapi Jay..."
"Gak ada tapi-tapian! Gue gak bakal biarin lo sendirian di sana!" sambar Jay seraya menggenggam erat telapak tangan Risa dengan mata menyala.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTRUSTED [ENHYPEN, STAYC, AESPA, ETC)
Misteri / Thriller-- UNTRUSTED -- "Jangan percaya dengan siapa pun, kalau lo mau selamat!" ... WARNING! ⚠Mengandung unsur kekerasan⚠