Seluruh tubuh gadis itu bergetar hebat. Air mata mengalir deras dari pelupuk matanya lantaran ketakutan melihat jasad pemuda itu tepat tergeletak di hadapannya.
"Syutt... Risa tenang, Jangan nangis, Jangan teriak lagi! " pelan Nindira berusaha menenangkan Risa seraya mendongak ke atas mengintip ujung tangga sesekali.
Ya.. ini momen yang sangat penting! Nindira gak mau suara Risa merusak momen ini. Karena apa?Siapa pun yang bunuh Shaka pasti sekarang sedang berada di ujung tangga atas.
"Tunggu di sini!" Pinta Nindira hendak bergegas naik memeriksa.
Nindira terdiam cukup lama, dapat dilihatnya tatapan khawatir yang tulus dari kedua manik mata Risa.
Deg---
Pemuda itu tiba-tiba menarik Risa menjauh dari Nindira.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Risa mau lo apain hah? Jauhin Risa! Jangan sekali-kali lo coba ngebahayain dia!" selidik Jay curiga pasalnya detik ini tak ada satupun orang yang dapat dipercayainya.
Jay mengulas simpulan sinis pada sudut bibirnya. Lihatlah jasad pemuda ini yang setengah atau satu jam lalu tampak membabi buta mengancam Risa justru sekarang malah terbunuh oleh kawanannya sendiri.
"See? Kalian semua pembunuh yang sembunyi dibalik bayangan orang lain! Kali ini dengan apa lo ngebunuh Shaka? Apa setelah itu Risa korban selanjutnya?" selidik Jay lagi.
Nindira memijit pelipisnya bingung ingin menjelaskan dari mana. "Sshh.. ntah lo bakalan percaya apa enggak? Tapi serius! Gue gak ngebunuh siapapun! Lagian bisa lo liat kan dia mati karena ditembak bukan ditikam!" seru Nindira membela diri sambil mengangkat pisau di tangan kanannya sebagai bukti kalau dia gak punya senjata lain selain pisau.
Jay menoleh melirik pada Risa meminta kepastian dan kesaksian dari Risa satu-satunya saksi mata saat ini.
Risa mengangguk pelan membenarkan ucapan Nindira, sontak alis Jay pun bertaut berusaha mengingat sesuatu. "Pistol?" pikirnya.
Melihat Jay yang mulai berpikir keras, logika Nindira pun ikut bermain.
"Cuma.. Cuma.. Cherry yang punya pistol!" terka Jay dan Nindira bersamaan.
