20. Police Please

2.8K 610 33
                                    


DukDuk---Duk--- Mereka berempat menendang pintu rumah itu bergantian. Tapi nihil, sekeras apapun mereka mencoba tetap saja pintu itu tak kunjung terbuka.

"Ini pintu udah reot tapi stamina kek pintu rutan biar narapidana gak pada kabur!" gerutu Nicholas mulai lelah dia.

"Eh Manda bantu sini! Tenaga lo kan tenaga kuda!" pekik Nicholas pula seperti biasa selalu bersandar pada Manda kalau sudah lelah berusaha seperti ini.

Manda mengambil nafas dalam dan memposisikan diri bersiap seperti pemanasan melakukan teknik kuda-kuda.

"Oke, ilmu kebalnya udah masuk tuh!" seru Eijaz tak sabaran melihat hasil akhir Manda dan tenaganya.

"Sial," umpat Manda membuka sebelah matanya melirik tajam pada celetukan Eijaz barusan. Yeu.. dikira apa kali Manda mah!


Brakkk---



Satu tendangan terakhir dari Manda berhasil membuat pintu itu terbuka walau sedikit saja menampakkan celah seluas 2 jari untuk mengintip ke dalam.

"Ck.. ck.. Kan gue bilang juga apa. Ya apapun masalahnya, jalan keluarnya tetap Manda!" heboh Nicholas begitu bangga memijit kedua bahu gadis itu.

"Ihh lepasin!!!" pinta Manda menepis tangan Nicholas dari bahunya.


...


Brakkk--- 



bunyi dentuman itu berhasil mengejutkan Kai dan Theo. Bahkan Theo yang tadinya sudah masuk ke dalam kamar hendak mengintip ke bawah kolong tempat tidur mendadak keluar ruangan lagi.

"lo denger apa yang gue denger?" tanyanya ke Kai. Matanya membulat sempurna lantaran terkejut.

Kai mengangguk. "Gimana kalau ada orang di bawah?" pikirnya mulai khawatir.

Theo sontak saja langsung mengambil tongkat kayu yang tadinya dia pakai untuk melumpuhkan Jay. "Gak bisa dibiarin!" tegasnya.

"Tunggu Theo! Dari suaranya kayaknya gak hanya satu orang! Mana bisa lo lawan mereka sendiri!" ingat Kai.

Theo menaikkan kedua alisnya seakan tersirat kata 'lalu'.

Kai bersiaga memegang pisau yang tadinya ia gunakan untuk melumpuhkan Nindira. Kepala pemuda bule itu mengangguk dengan tatapan yakin pada Theo. Bersama Theo keduanya lalu bergegas turun ke bawah melupakan Risa yang sudah setengah mati ketakutan meringkuk di bawah tempat tidur.

.



.

Brakk--- Manda berusaha menendang pintu itu lagi karena celah dari tendangan sebelumnya masih terbilang cukup kecil dan membuat mereka semua tidak leluasa mengintip ke dalam.

"Woi, gue capek! Lagian punya temen gak guna semua! Cih.. biar apa kalian bertiga cuma nontonin gue aja! Bantuin kek!" keluh Manda ke temannya yang lain.

"Gue bantu doa kok Man." Lirih Nicholas mencebik bibirnya.

"Oalah.. pantesan gak terkabul, orang yang doa elo." Cibir Sonia dan Nicholas balas mengernyit tak terima dibuatnya.

"Ya ampun ini kenapa jadi pada adu mulut? Mending adu tenaga sana! Buruan bantuin Manda buka tuh pintu!" saran Eijaz.

"Terus lo ngapain?" Tanya Sonia.

"Gue nyemangatin dari sini aja. Lagian lo kan tahu kaki gue masih sakit karena cidera pas main bola kemarin." Jawab Eijaz memilih duduk di tangga teras.

UNTRUSTED [ENHYPEN, STAYC, AESPA, ETC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang