10. Kill him

3.4K 689 79
                                    

Nicholas melambaikan kedua tangannya riang begitu melihat Manda dan Sonia yang ternyata sudah sampai lebih dulu di Taman komplek. Yups.. Tempat di mana mereka berempat janjian untuk bertemu.

Oh iya Eijaz! Ada Eijaz juga di sana.


"Giliran ngeliat cewe langsung aktif ya sensor mata lo," sindir Eijaz karena tadi Nicholas tidak melambaikan tangan kepadanya, apalagi menyapanya.

"Sorry Jaz, Mata gue bisanya liat yang geulis-geulis aja euy," kekeh Nicholas seraya meninju pelan lengan Eijaz.

"Ck.. udah deh jangan pada ngebacot! to the point aja langsung!" Geram Manda si tomboy.

"Iya! Buruan bilang, kenapa lo ngajak kita ngumpul disini?" Sambar Sonia pula yang tampaknya mulai kesal tak sabaran karena sudah satu jam lebih menunggu Nicholas di Taman ini.

Ekspresi wajah Nicholas mendadak berubah drastis. "Gue rasa ada yang gak beres dengan Jay!" ucap Nicholas begitu serius.

Ketiga orang lainnya hanya merespon dengan saling menaikkan bahu mereka, tak begitu mengerti dengan ucapan serta merta Nicholas.

Nicholas memberi isyarat pada ketiga temannya untuk mendekat.

"Jay...

























udah 2 hari ini gue gak ngeliat dia di Kantin Kak Jill ya sayang!" lanjut Nicholas lagi.

"Sialan!" umpat Manda refleks menjambak rambut Nicholas merasa pemuda itu hanya sekedar bercanda menjahilinya.

"Aaakk sakit bego!" pekik Nicholas lalu bersembunyi di belakang tubuh jangkung Eijaz guna menjaga jarak dari anak gadis jadi-jadian itu.


Tidak seperti Manda, Eijaz justru setuju membenarkan omongan Nicholas.

"Jay itu pelanggan setia Kantin Kak Jill. Hantu penunggu kantin juga kalah setia tuh kalau disuruh jaga kantin Kak Jill sama Jay. Ckk.. Ya rasanya aneh juga kalau dia tiba-tiba hilang gitu aja gak mampir ke sana." Pikir Nicholas.

Eijaz mengangguk-anggukan kepalanya. "Lo bener Kol, tapi.. satu aja sih alasan masuk akal yang bisa bikin Jay mangkir dari amalannya jagain Kantin Kak Jill!"

"Apa?"

Eijaz tersenyum tipis. "Pasti disuruh Juan jagain Risa!" serunya.

Sonia menjentikkan jarinya. "Ah itu mah udah pasti! Gue tebak pasti dia sekarang lagi ngintilin Risa!"

Selagi yang lain mengutarakan prasangkanya, Manda justru masih larut dalam pemikirannya sendiri.

Tak lama kemudian akhirnya suara gadis berkaki jenjang itu juga turut mendominasi percakapan. "Ssh.. ngomong-ngomong nih ya, mm.. Gue rasa ada yang aneh sama Risa!"

"Aneh gimana?" heran Sonia.

"Ya aneh aja karena akhir-akhir ini gue sering liat dia lagi bareng sama genknya Nindira, dkk. Eum.. I mean kayak.. ya.. gak biasanya aja."

"Syuttt syuttt udah-udah! Dari pada mikir yang enggak-enggak. Gimana kalau kita langsung telfon aja kali ya?" saran Nicholas jelmaan Albert Einstein masa kini.

"Telfon siapa?" Tanya Eijaz.

"Bapak lo!" Jawab Nicholas asal.

"Bapak gue kan udah di dalam kubur Kol," sahut Eijaz lagi.

"Eh anjir gue lupa. Maaaap Jaz! Sumpah maaf banget seangkasa!" lirih Nicholas. "Cih.. Lagian lo pake nanya segala lagi! Udah pasti gue bakalan nelfon Jay, yakali Risa! Risa mah cuek banget. Jangankan ngangkat telfon, ngesave nomer gue aja kagak kayaknya." Lirih Nicholas lagi malah curhat.

UNTRUSTED [ENHYPEN, STAYC, AESPA, ETC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang