6. Suspect 1

3.8K 822 105
                                    

Musik juseyo 👆





Btw jangan sider ya! Kalau sider ntar ceritanya kegantung lama lagi :(

Kalau bisa comment juga ya hihi, karena aku butuh pendapat kalian ttg siapa pembunuhnya :)

◾◾◾

"KARENA SALAH SATU DARI KALIAN SUDAH MEMBUNUH JAKE CEDRIC!" tegas Risa tanpa keraguan sedikit pun.

Sembilan orang yang duduk mengitari meja itu lantas saling menatap satu sama lain begitu curiga.

Ya, sialnya kecurigaan itu kembali lagi setelah cukup lama terpendam menghilangkan fakta yang selalu menunggu untuk dicari kebenarannya.

Jay yang dari tadi hanya berdiri menonton dari belakang, kini sudah menyusul Risa yang berdiri kaku di depan sembilan orang yang diyakininya merupakan psikopat gila itu.

"LO SEMUA BENERAN GILA? ATAU DUNIA INI YANG UDAH GILA! AYO RISA KITA PULANG! KITA GAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN SEMUA ORANG GILA INI!" kesal Jay seraya menarik tangan Risa.

Risa tak menolak ajakan Jay. Jujur saja, di awal tadi Risa masih mencoba meyakinkan dirinya bahwa 9 orang yang dijumpainya ini hanyalah anak biasa yang sedang berduka karena kematian temannya.

Tapi.. detik ini Risa tak bisa melihat hal itu lagi dari sorot mata kesembilan orang itu!

Waktu bergulir dan lagi- mereka bersembilan hanya berdiam diri saja tidak mengungkapkan apapun. Pandangan tajam itu masih terpatri bagai laser api yang siap menghanguskan satu sama lain.

"Kalian semua temen kan? kalian percaya satu sama lain kan?" tanya Risa, suaranya terdengar bergetar mulai ketakutan sendiri.

"Sa?" bisik Jay pelan meminta Risa mundur dan bersembunyi di belakang tubuhnya karena anak-anak itu malah balik menatap tajam ke arahnya dan Risa.

"Menurut lo?" Tanya Karina balik.

Melvin tersenyum miring. "Hhh-- awalnya kita emang temenan, tapi semenjak ada game sialan ini kita semua bagai gunting dalam lipatan."

"Iya. Persis dengan kata pepatah. Kita gak bakalan tau yang mana kawan yang mana lawan." Sahut Theo.

Hesa tersenyum sungging. "Ajaib! Siapa sangka ternyata rule game ini benar. Turuti perintahnya dan ternyata woah.... that's working!" gumamnya masih disertai senyuman menyeringai itu.

Risa mengencangkan genggamannya pada ujung baju Jay. Melihat Risa yang semakin ketakutan, Jay pun segera membawa Risa pergi menuju pintu keluar.

Jay masih menoleh sesekali. Merasa heran karena anak-anak di meja itu hanya memandanginya dan Risa saja tanpa berniat menahan kepergian mereka.

Klek- klek-klek

Pintu tua itu tak kunjung terbuka. Jay menggeram, sekarang ia tahu kenapa anak-anak sialan itu hanya diam saja duduk santai di bangku mereka.

"SIALAN!!!! BUKA WOI!!" kesal Jay yang masih bersih keras menendang hingga mendobrak pintu itu.

"Percuma! gak akan ada yang bisa keluar, kita terperangkap di rumah ini beserta game sialannya." Sela gadis dari ujung koridor itu.

"Karina?" heran Risa.

Risa berlari ke arah Karina lalu menggenggam kedua telapak tangan gadis itu begitu erat. "Kemarin kalian semua bisa keluar kan? rulenya apa?" tanyanya dengan mata berbendung air.

"10-1=9.", "Pengurangan. Harus ada yang hilang, harus ada yang dikorbankan. Itu rule kemarin." Jawab Karina dengan santainya.

UNTRUSTED [ENHYPEN, STAYC, AESPA, ETC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang