Chapter 5

764 29 2
                                    

Disclaimer : Garassu no Kamen by Suzue Miuchi

FanFiction by Agnes Kristi

Setting : Lanjutan "Bersatunya Dua Jiwa 3"

======================================================

======================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maya berdiri dengan gelisah di ruang keluarga Mansion Hayami. Kedua tangannya saling meremas dengan kaki tak berhenti berputar ke kanan dan ke kiri, keringat dingin mulai membasahi keningnya.

"Duduklah Nona."

Maya menggeleng atas saran yang diberikan oleh Hijiri. Dia bahkan sudah tidak ingat daftar pertanyaan yang sudah disusunnya untuk orang kepercayaan keluarga Hayami itu. Pingsannya Masumi membuat pikiran Maya berantakan. Takut. Khawatir. Semua perasaan itu membuatnya tidak tenang. Kanker hati stadium dua. Keterangan yang diberikan Eisuke padanya tadi terus terngiang di telinga Maya dan membuat gadis itu semakin frustasi.

"Kenapa?" Maya menggumam lalu menggigit bibir bawahnya, kakinya masih terus bergerak tak tentu arah. Berputar-putar di sekitar meja besar.

Hijiri diam mengamati Maya yang jelas tampak terguncang. Meski begitu ada kelegaan dalam hatinya karena Masumi sudah jujur tentang keadaannya. Hijiri berharap hubungan keduanya membaik dan Masumi lebih optimis menghadapi penyakitnya.

"Kenapa Kak Hijiri tidak mengatakannya padaku?" gumam Maya lagi tanpa menatap Hijiri sedikit pun, dia masih saja berputar-putar seraya meremas kedua tangannya, "kenapa lama sekali? Apa sesuatu terjadi padanya? Astaga, kenapa kita tidak membawanya ke rumah sakit saja? Bagaimana kalau-," Maya menghentikan langkahnya lalu menggeleng keras demi menghalau pikiran buruk yang melintas di dalam kepalanya. Diapun kembali berputar-putar dengan ekspresi yang makin kacau.

Baru saja Hijiri hendak berkomentar, kedatangan Eisuke membuatnya kembali menutup mulut. Maya sendiri langsung berhenti dengan wajah tegang dan berjalan cepat menghampiri Eisuke dan Dokter Hayate, dokter yang memeriksa Masumi.

"Paman, Paman, bagaimana keadaan Tuan Masumi? Kenapa kita tidak membawanya ke rumah sakit saja? Bagaimana kalau sesuatu terjadi dan kita terlambat? Kena-,"

"Sstt, Maya tenanglah," Eisuke meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya, mencoba untuk menenangkan Maya yang panik.

Maya benar-benar lepas kendali. Dia bahkan lupa posisi Eisuke dan memanggilnya seperti saat mereka bertemu dulu. Sungguh saat ini pikiran Maya hanya dipenuhi oleh Masumi.

"Tapi Paman, Tuan Masumi-,"

"Tuan Masumi baik-baik saja, setidaknya untuk saat ini," pernyataan dari dokter Hayate membuat Maya terdiam.

Beberapa saat gadis itu terpaku demi menenangkan hati dan pikirannya. Eisuke yang melepaskan tangannya membuat Maya tersadar.

"Pam-, ah maaf, Tuan Besar," Maya membungkuk hormat dan menyesali sikap dan kebodohannya.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang