Chapter 2

895 31 3
                                    


Disclaimer : Garassu no Kamen by Suzue Miuchi

FanFiction by Agnes Kristi

Setting : Lanjutan "Bersatunya Dua Jiwa 3"

=======================================================

=======================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maya menatap sengit pria yang duduk dihadapannya. Pria yang dulu sangat dicintainya. Bukan berarti Maya tak lagi mencintainya, hanya saja hatinya sudah lelah. Lelah menghadapi ketidakpastian. Entah dosa apa yang sudah diperbuatnya hingga takdir bisa begitu kejam mempermainkan hidupnya.

"Jadi, kau ingin memutuskan kontrak dengan Daito?" Masumi, pria yang sejak tadi ditatap tajam oleh Maya itu akhirnya buka suara. Jengah dengan suasana kaku yang menghimpit mereka. Jujur, sebenarnya Masumi sangat terkejut ketika Maya mengajukan surat pengunduran diri. Ini di luar rencananya. Sayangnya Masumi tidak bisa melakukan apapun untuk menghalangi niat Maya. Dia tahu dengan pasti bagaimana keras kepalanya seorang Maya Kitajima.

"Jelas seperti apa yang tertulis di dalam surat itu Tuan Masumi. Saya ingin mengundurkan diri dari menejemen Daito," terang Maya dengan nada suara yang sedikit tidak bersahabat.

"Sepertinya kau yakin bisa tetap menjadi aktris kelas satu tanpa bantuan Daito," Masumi mencoba peruntungannya untuk mencegah Maya keluar.

Maya tersenyum tipis namun lebih terlihat sebagai seringai, sesuatu yang jarang terlukis di wajahnya yang lembut. "Arogansi yang tidak pernah berubah," ujar Maya kemudian, "Anda begitu yakin kalau menejemen lain tak sehebat Daito. Tapi, meski itu benar saya tidak peduli lagi. Rasanya tidak ada gunanya saya menjadi aktris besar kalau saya tak lagi memiliki alasan untuk melakukannya."

Masumi sempat tersentak dengan perkataan Maya tapi segera mengendalikan dirinya. Sekarang dia mengerti alasan Maya meninggalkan Daito. "Aku tidak mengerti?" tanya Masumi basa-basi. Dia menyandarkan punggung lebih santai pada kursi kerjanya, surat Maya masih digenggamnya namun enggan untuk membaca lebih lanjut. Sekarang pandangan Masumi tertuju penuh pada Maya.

"Anda tidak perlu mengerti untuk menyetujui surat permohonan itu Tuan Masumi," jawab Maya tenang.

"Aku berhak tahu alasannya," balas Masumi sama tenangnya.

"Alasan yang berhak Anda tahu sudah tertulis di dalam surat itu, selebihnya tidak penting," lagi-lagi Maya menjawab dengan sikap dingin. Masumi jadi merasa berhadapan dengan orang lain, kemana perginya Maya yang ramah dan ceria itu? Masumi melirik surat di atas pangkuannya, belum sempat matanya kembali membaca rangkaian kata yang tertulis, dia dikejutkan oleh Maya yang tiba-tiba berdiri.

"Saya rasa sudah waktunya saya pergi," ucap Maya dan Masumi hanya mengerutkan kening menatapnya. "Bukankah Anda hanya memberi waktu maksimal satu jam?" Maya menjawab pertanyaan tanpa kata Masumi seraya menyeringai tipis. Diapun membungkuk hormat lalu berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban Masumi.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang