Chapter 6

787 29 4
                                    


Disclaimer : Garassu no Kamen by Suzue Miuchi

FanFiction by Agnes Kristi

Setting : Lanjutan "Bersatunya Dua Jiwa 3"

========================================================

========================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Masumi membeku menatap kotak cincin yang terbuka di depannya. Terkejut. Tentu saja! Pria mana yang tidak akan terkejut jika dilamar oleh seorang wanita.

"Maya, ini-." Masumi menelan kembali kata-kata yang hampir terlontar dari mulutnya.

"Kenapa? Anda tidak suka? Padahal saya sudah memilihnya sendiri seharian tadi. Nona Mizuki bahkan membantu saya untuk ukuran jari Anda," kata Maya.

Masumi semakin terkejut mendengarnya. Tidak heran juga kalau sekretarisnya itu tahu ukuran jarinya karena Mizuki lah yang menyiapkan cincin pernikahannya dengan Shiori dulu. Hanya saja Masumi tak habis pikir dengan Maya. Bagaimana bisa gadis itu melamarnya sekarang? Dikamar tidurnya sendiri? Astaga, Masumi berharap ini mimpi buruk. Harga dirinya jatuh berantakan.

"Kau-." Masumi kembali kehilangan kata-kata. "Astaga Maya, kau pikir apa yang kau lakukan?" katanya dengan wajah frustasi.

Maya memiringkan wajahnya lalu menatap Masumi heran. Gadis itu pura-pura tidak mengerti dimana kesalahannya hingga membuat Masumi tampak kesal. "Yang saya lakukan? Tentu saja melamar Anda, apalagi? Ada yang salah Tuan Masumi?" tanya Maya.

"Melamarku? Kau pikir aku ini-, argh!" Masumi mengerang frustasi. Meraih kedua bahu Maya, Masumi menuntut gadis itu menatapnya serius. "Aku ini seorang pria Maya," lanjut Masumi yang sedikit mulai tenang.

"Tentu saja saya tahu itu," jawab Maya polos. Dalam hati Maya tergelak dengan aktingnya. Tidak salah kalau predikat aktris terbaik melekat padanya. Meski sulit berakting di dunia nyata, Maya berusaha keras menjalankan perannya.

"Tidak seharusnya kau melakukan ini untukku. Aku lah yang seharusnya melamarmu," jelas Masumi.

Maya justru mengembangkan senyumnya. "Apa bedanya?"

Masumi terdiam, matanya masih menatap sepasang manik coklat di depannya.

"Apa bedanya saya atau Anda yang melamar? Hasilnya sama bukan? Saya mencintai Anda. Ya, tentu saja hasilnya berbeda jika perasaan Anda pada saya sebaliknya-,"

"Tidak, tidak," sela Masumi cepat, "jangan berkata seperti itu. Aku mencintaimu." Masumi menangkup kedua sisi wajah Maya dan langsung mencium bibir mungil yang sejak tadi membuatnya gemas itu.

Maya benar-benar terkejut. Jantungnya berdetak kencang seolah ingin meledak. Wajahnya langsung merah begitu Masumi melepaskan ciumannya.

"Kau membuatku malu sebagai seorang pria tapi aku tidak akan pernah menyangkal perasaanku lagi. Aku mencintaimu Maya, sangat mencintaimu," ucap Masumi. "Aku akan buat semuanya jadi benar," kata Masumi seraya menyingkirkan kotak cincin yang tergeletak di atas tempat tidur. Tangan panjangnya kemudian membuka laci nakas dan mengambil sebuah kotak lain dari dalamnya. Maya hampir menjerit melihat cincin bertahtakan berlian ungu yang berkilau.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang