Chapter 3

700 32 1
                                    

Disclaimer : Garassu no Kamen by Suzue Miuchi

FanFiction by Agnes Kristi

Setting : Lanjutan "Bersatunya Dua Jiwa 3"

========================================================

Maya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan sendu. Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari tapi matanya sama sekali tidak mau terpejam. Pikirannya terus melayang pada kejadian siang tadi, telinganya bahkan terus mendengungkan suara sirine ambulance.

"Apa dia baik-baik saja?" gumam Maya pada dirinya sendiri. Dia menghela napas panjang lalu turun dari tempat tidur dan berjalan ke jendela apartemennya.

"Kak Hijiri mengatakan kalau dia hanya kelelahan tapi kenapa perasaanku tidak tenang?" gumamnya lagi.

Maya menatap bulan yang menghiasi langit Tokyo malam itu. Siang tadi Masumi di temukan pingsan di ruang gantinya dan langsung di larikan ke rumah sakit. Hampir Maya lepas kendali untuk ikut naik ke dalam ambulance sebelum Yukari menghentikannya. Maya sadar dirinya harus menyelesaikan pemotretan dan tidak boleh pergi begitu saja. Jadwal padat membuat Maya tidak bisa berkutik.

"Masumi ...," gumam Maya dengan perasaan gelisah.

***

"Anda seharusnya mendengarkan apa yang saya katakan," Mizuki menatap atasannya yang kini duduk dengan tenang di atas tempat tidur bersama laptop kesayangannya.

Tak mendapat respon yang berarti, Mizuki menghela napas pelan. "Saya sudah mengosongkan semua jadwal Anda hari ini," kata Mizuki kemudian dan kali ini sukses membuat perhatian Masumi teralihkan.

"Aku tidak memerintahkanmu melakukannya," jawab Masumi dengan mata memincing tajam.

"Tapi Anda memerlukannya dan sudah menjadi tugas saya untuk mengatur semua demi kebaikan Anda, Tuan Masumi," Mizuki menimpali tanpa sedikitpun merasa terintimidasi dengan tatapan tajam atasannya.

Masumi menutup laptopnya setelah memastikan pekerjaannya tersimpan dengan baik. Melandaikan punggungnya, Masumi menghela napas panjang.

"Apa Ayah tahu aku di sini?" tanyanya dengan mata menerawang menatap langit-langit kamar.

"Apa yang Anda harapkan? Anda pingsan di ruang ganti Maya," jawab Mizuki yang seolah menyalahkan Masumi yang berada di tempat yang tidak tepat.

"Itu di luar kendaliku," ketus Masumi seraya mendengus pelan.

"Lucu Anda mengatakannya karena nyatanya Anda memaksakan diri untuk berada di sana," kata Mizuki.

"Aku ...," Masumi menelan kembali kata-katanya. Tidak ada gunanya berkilah bukan? Mizuki benar, dia bahkan kehilangan kendali untuk menahan kakinya melangkah menemui Maya. Rindu? Naif bukan? Ah tidak, idiot lebih tepat.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang