Chapter 14

333 22 50
                                    

Disclaimer : Garassu no Kamen by Suzue Miuchi

FanFiction by Agnes Kristi

Setting : Lanjutan"Bersatunya Dua Jiwa 3"

====================================================

Malam yang tenang, Masumi berdiri di ambang pintu balkon, menatap taman belakang yang disinari oleh lampu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam yang tenang, Masumi berdiri di ambang pintu balkon, menatap taman belakang yang disinari oleh lampu. Sudah dua hari dia menghabiskan waktu di rumah setelah keluar dari rumah sakit. Tentu saja itu adalah aturan dari Maya. Kekasih mungilnya itu melarang Masumi untuk bekerja sebelum kondisinya benar-benar sehat. Menggelikan, entah definisi sehat seperti apa yang ada dalam bayangan Maya saat ini. Dalam hati Masumi menertawakan dirinya sendiri.

"Apa yang aku lakukan sebenarnya?" gumamnya lirih pada dirinya sendiri.

Di dalam kepalanya masih terngiang teriakan Koji. Pemuda itu membuat segalanya tampak begitu konyol. Pernikahan dan segala hal tentang cinta yang diagungkannya, Masumi menyeringai, apa arti semua itu? Batinnya bertanya.

Bukankah benar jika hubungan ini hanya akan memberi luka yang dalam pada Maya? Bisakah dia mati dalam damai dan meninggalkan Maya sendiri? Masumi lagi-lagi membenarkan perkataan Koji. Dirinya memang egois. Dia hanya akan membuat Maya menderita.

"Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" lirihnya seraya memandang langit malam tanpa bintang. Ah, bukankah langit itu seperti hatinya saat ini? Dingin dan kelam. "Akankah Kau mengampuniku, jika aku ingin bersikap egois untuk memilikinya?"

Tiba-tiba Masumi terkekeh saat sebuah ide melintas di dalam kepalanya. "Atau, jika aku mati sekarang, apa itu akan menyelesaikan semuanya?" lirihnya dengan suara parau. Sekali lagi dia menatap ke langit, berharap Tuhan segera menjawab pertanyaannya.

***

Maya berputar anggun di depan cermin besar. Gaun pengantin berwarna putih gading yang di kenakannya tampak begitu cocok dengan tubuh mungilnya. Senyum gadis itu mengembang. Mizuki dan Koto, sang designer, yang berdiri tak jauh darinya ikut tersenyum. Perhatian Maya teralihkan pada sosok calon suaminya yang duduk di sofa panjang.

"Masumi?" panggil Maya saat menyadari pria itu tengah melamun.

Sesaat Masumi tampak terkejut tapi dengan cepat ekspresinya kembali tenang. Mengamati Maya dalam balutan gaun pengantin, Masumi tersenyum simpul. "Kau sangat cantik. Gaun itu cocok denganmu," komentarnya.

"Tapi kau melamun sejak tadi. Apa ada masalah?" tanya Maya yang mengabaikan pujian calon suaminya. Dia lebih khawatir dengan kondisi Masumi.

"Tidak, tidak ada masalah. Semua baik-baik saja," jawab Masumi meyakinkan. Dia berdiri lalu berjalan menghampiri calon istrinya. Mengabaikan keberadaan Mizuki dan Koto, Masumi meraih pinggul Maya dan memberikan sebuah kecupan di kening. "Aku tidak sabar melihatmu memakainya di hari pernikahan kita," ucapnya.

Wajah Maya langsung merona. "Hm," gumamnya lirih. Dari sudut mata Maya bisa melihat Mizuki yang menyeringai tipis dan designer yang ikut merona melihat sikap Masumi.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang