Chapter 8

942 38 39
                                    

Disclaimer : Garassu no Kamen by Suzue Miuchi

FanFiction by Agnes Kristi

Setting : Lanjutan "Bersatunya Dua Jiwa 3"

=====================================================

Jam tangan Maya menunjukkan pukul enam petang saat dirinya dan Rei tiba di Gedung Theather Orion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam tangan Maya menunjukkan pukul enam petang saat dirinya dan Rei tiba di Gedung Theather Orion. Masih ada satu jam sebelum pertunjukan di mulai. Karena belum memiliki tiket, keduanya bergegas menuju loket tapi seorang petugas menghampiri mereka.

"Nona Kitajima," sapa petugas itu ramah seraya mengangguk hormat.

"Ya, saya," jawab Maya bingung.

"Ini tiket Anda, silakan ikuti saya," kata sang petugas sembari mengulurkan sebuah amplop dari balik saku jasnya.

"Tiket? Tapi kami-," Maya tertegun sebelum melanjutkan perkataannya. "Ah, Tuan Hayami?" gumamnya kemudian sambil tersenyum.

"Tuan Hayami sudah menyiapkannya untuk Anda dan Nona Aoki," terang petugas itu saat mendengar nama Hayami disebut.

"Sepertinya ada yang ingin membuat kejutan," celetuk Rei sambil berjalan di sebelah Maya dan mengikuti petugas menuju tempat pertunjukan.

Maya terkekeh mendengar perkataan sahabatnya. "Itu memang hobinya. Aku tidak akan terkejut kalau nanti dia tiba-tiba datang dan duduk di sebelahku," jawabnya.

Rei meringis saat mengingat beberapa momen yang diingatnya. Masumi memang sering muncul di tempat dan waktu yang tak terduga. Melihat wajah bahagia Maya membuat Rei mengulas senyum tipis.

Suasana di dalam gedung pertunjukan cukup ramai. Beberapa wartawan tampak sibuk berkoordinasi dengan juru kamera mereka agar tidak terjadi kesalahan dalam peliputan nanti. Namun ternyata kehadiran Maya dan Rei mampu mengalihkan perhatian para wartawan itu. Beberapa diantara mereka bahkan langsung menghampiri Maya dan menyapanya dengan ramah.

Sedikit berbasa-basi, akhirnya Maya dan Rei bisa duduk dengan tenang di kursi mereka. Tiga puluh menit sebelum pertunjukan, Maya kembali melihat jam tangannya lalu menatap ke arah pintu masuk.

"Bukankah tadi kau melarangnya ikut? Kenapa sekarang justru menunggu kedatangannya?" tanya Rei sembari tersenyum geli karena melihat ekspresi gelisah Maya. "Kau yakin dia akan datang?"

Maya menghela napas pelan lalu mengendikkan bahu. "Tapi firasatku mengatakan dia akan datang," katanya kemudian.

"Kenapa kau tidak mengajaknya saja tadi?" komentar Rei.

"Aku tidak mau membuat keributan," jawab Maya yang justru membuat Rei terkekeh pelan.

"Tapi sekarang kau mengharapkannya datang? Bukankah itu sama saja? Kau ini ada-ada saja Maya." Perkataan Rei membuat Maya meringis malu.

"Sebenarnya aku tidak ingin dia datang. Tapi melihat sifatnya dan kejutan tiket tadi, aku berpikir dia akan datang," jelasnya.

Dan benar saja apa yang dikatakan oleh Maya. Belum sempat Rei menanggapi perkataan sang sahabat, dirinya dikejutkan dengan kehadiran dua sosok pria tampan di pintu masuk.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang