Chapter 18

406 26 10
                                    


Disclaimer : Garasu no Kamen by Suzue Miuchi

FanFiction by Agnes Kristi

Setting : Lanjutan "Bersatunya Dua Jiwa 3"

==========================================================

==========================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan Masumi menolak donor dari Anda. Maaf, hanya itu yang bisa saya katakan." Dokter Hayate menatap Koji yang duduk di depan meja kerjanya dengan tenang. Hijiri sudah memberitahunya garis besar masalah antara Masumi, Maya, dan Koji. Menurutnya tidak salah kalau Masumi menolak.

Ekspresi wajah Koji mengeras. Dia marah, tentu saja. Ini adalah rencana terakhirnya untuk memisahkan Maya dan Masumi. Sekarang apalagi yang harus dilakukannya? Maya dan Masumi tidak boleh menikah. Tidak boleh!

"Apa Anda tidak bisa melakukan sesuatu? Bukankah nyawa pasien Anda dipertaruhkan disini, Dokter?" Koji masih berusaha memaksakan kehendaknya.

Dokter Hayate menggeleng. "Keputusan tetap berada di tangan Tuan Masumi. Saya tidak bisa memaksa meski pun nyawa taruhannya."

Tahu bahwa dia tidak bisa beradu argumen, Koji pun undur diri. Dia yakin kalau Dokter Hayate tidak akan pernah membantunya. Koji keluar dari ruangan dokter dengan perasaan kesal. Bagaimana mungkin rencananya bisa gagal? Dia pikir Maya begitu mencintai Masumi hingga rela mengorbankan apa pun. Apa gadis itu tidak ingin Masumi sembuh?

Langkah kaki Koji terhenti saat menyadari kebodohan terbesarnya. Maya mencintai Masumi, itu benar. Maya akan mengorbankan segalanya demi Masumi, ya ... Koji benci fakta itu tapi itu memang benar. Tapi dia lupa satu hal. Lupa kalau Masumi juga sangat mencintai Maya, tentu saja! Mana mungkin dia mau menukar Maya dengan hatinya. Dia yakin kalau Masumi memilih mati daripada harus kehilangan Maya.

Koji kembali berjalan, menghentakkan kaki dengan kesal di sepanjang koridor rumah sakit. Dalam hati merutuki dirinya sendiri. Sekarang dia harus memikirkan rencana baru. Dan waktunya semakin sedikit. Pernikahan Maya juga Masumi tinggal empat hari lagi.

***

Maya membuka mata dengan terkejut. Gadis itu langsung bangun lalu bersandar pada kepala tempat tidur, menarik napas panjang untuk meredakan debaran jantungnya.

"Maya?" Masumi menghidupkan lampu tidur di atas nakas lalu menatap kekasihnya. Dia terkejut saat Maya yang tidur dalam pelukannya tiba-tiba terbangun.

"Aku-," Maya menatap Masumi dengan khawatir. Dia mengusap wajah pria itu lalu kembali menghela napas panjang. "Air, tolong, aku ingin minum."

Masumi langsung turun dari tempat tidur, berjalan ke arah meja di sudut ruangan dekat pintu balkon lalu menuang segelas air dari pitcher kaca. "Kau baik-baik saja?" tanyanya seraya mengulurkan segelas air pada kekasihnya.

Maya hanya mengangguk lalu meneguk air perlahan. Sensasi dingin di tenggorokan sedikit membuatnya lebih rilek. "Terima kasih," ucapnya yang kemudian meletakkan gelas di atas nakas. Gadis itu kembali bersandar pada kepala tempat tidur lalu menghela napas panjang. Mengabaikan tatapan khawatir Masumi yang duduk di depannya, di tepi tempat tidur.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang