Part 14

2.3K 352 114
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

We Just a Friend - 14

[ Rahasia, Teman Curhat. ]

Kencan yang menurut Myungsoo seperti kegiatan main-main itu telah berakhir ketika hari semakin gelap, senja menyingsing membuat keempat anak manusia itu memilih untuk kembali ke rumah masing-masing. Sebenarnya Chunji ingin mengantar Suzy pulang, akan tapi Myungsoo melarangnya dengan alasan kalau dia dan Suzy mau pergi kesuatu tempat. Dan, kalau Myungsoo sudah berkata begitu, Suzy hanya menurut saja. Sedangkan Yura pulang sendiri, Myungsoo bahkan tak menawarkan dirinya untuk mengantar wanita itu. Dasar laki-laki tak punya hati.

Suzy makan ice cream dipenghujung sore itu, hanya ada mereka berdua di kedai itu sekarang. Tapi keduanya tidak canggung sama sekali. Mereka bahka menikmati kesunyian yang tercipta. Suzy memesan satu mangkuk penuh ice cream padahal sebelum berpisah dengan Chunji dan Yura, mereka sudah makan di salah satu kedai makan tongkrongan anak muda dengan menu tak biasa ―rekomendasi dari Chunji.

"Kau tak mau?" Tawar Suzy, mengangkat sendoknya ke arah Myungsoo tapi pria itu menggeleng sembari berujar, "kau saja yang makan." Membuat Suzy hanya mengangguk saja sebagai respon atas penolakan Myungsoo.

Setelahnya mereka diam, Suzy asik dengan ice creamnya sedangkan Myungsoo melihat ke luar kedai ice cream tersebut. Menatap jauh ke depan sampai dia teringat akan sesuatu. Tempat ini dan banyak kenangan yang tercipta. Mungkin ini bukan pertama kalinya dia datang ke sini setelah bertahun-tahun, tapi entah kenapa sore ini dia teringat akan hal itu. Myungsoo menatap semakin lurus, tempat di mana Suzy kecelakaan kecil dulu, saat keduanya ingin pergi ke kedai ice cream ini. Kejadian tidak mengenakkan yang terjadi akibat kelalaiannya sendiri.

Tangannya terangkat, mengusap pucuk kepala Suzy kemudian menyentuh kepala bagian kanan, mengusap bagian itu dengan lembut membuat Suzy menatapnya heran. Tapi kemudian dia mengerti ketika merasakan jari telunjuk Myungsoo masuk dalam helain rambutnya dan menggusap sebuah garis yang sebenarnya tidak ada yang tahu selain orang terdekat dan keluarga.

"Kenapa? Kau tiba-tiba teringat?" Tanya Suzy, dia merasakan dengan jelas ketika jari telunjuk Myungsoo menggusap bekas luka yang ada di kepala bagian kanannya. Tanda kecelakaan yang pernah ia alam, tidak terlalu parah memang, tapi dia tetap mendapatan beberapa jahitan di kepalanya akibat benturan.

"Apa pernah sakit lagi?" Bukannya menjawab pertanyaan Suzy, pria itu malah balik bertanya. Suzy memakan ice creamnya kemudian menggeleng, "berhentilah khawatir. Itu sudah lama sekali, mana mungkin sakit lagi." Ucap sang wanita, memutar bola matanya jegah dengan sikap Myungsoo yang kadang suka berubah-ubah. Kadang menyebalkan dan kadang bersikap tak biasa seperti ini. Membuatnya merinding saja.

"Ya, memang sudah lama. Tapi setelah mendapatkan luka di kepalamu ini, kau jadi semakin aneh. Lambat loading juga." Myungsoo menjauhkan tangannya dari kepala Suzy, mengacak rambut wanita itu sebelum dia benar-benar mengangkat tangannya menjauh.

"Apa-apan! Itukan hanya luka luar saja." Suzy mencebik jelek, membuat Myungsoo gemas sendiri dengan temannya tersebut.

"Ya, luka luar yang mendapatkan lima jahitan. Makanya kau harus lebih berhati-hati, jangan suka ceroboh lagi. Kalau sampai kepalamu terbentur untuk kedua kalinya dan menerima jahitan lagi, aku tidak tau bagaimana keadaan otakmu yang kecil itu. Bisa-bisa kau bertindak semakin aneh saja." Ejek sang pria.

We Just a Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang