--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
We Just a Friend – 18
[ Jatuh Cinta & Patah Hati. ]
Kim Myungsoo sebenarnya malu, ketika dia bertemu tatap dengan guru Shin yang berada di kursi seberang. Hanya ada satu guru yang berjaga di setiap bus. Guru wanita itu tampak melihat ke arah mereka yang berpelukan, atau lebih tepatnya Suzy yang tidur di dadanya. Tapi mau bagaimana lagi, Myungsoo tidak mungkin langsung menolak Suzy menjauh agar tidak ditatap sedemikian rupa oleh guru Shin. Wanita itu sekarang sedang tidur dengan lelapnya. Mana mungkin dia tega.
Dia sudah baikan?
Myungsoo bisa menangkap gerak bibir guru Shin yang tampak agak pucat di matanya itu, tentu saja kalimat yang terucap tanpa suara itu bermaksud untuk Suzy dan bukannya dirinya, karena memang dia sedari tadi baik-baik saja. Jadi guru Shin sudah tahu kalau Suzy sedari tadi mabuk darat, pikir Myungsoo kemudian ia memilih mengangguk. Mengatakan kata lebih baik dengan isyarat bibir. Guru Shin mengangguk, memilih untuk kembali menyandarkan punggungnya pada punggung kursi yang memang cukup tinggi ―yang bahkan orang belakangpun tidak bisa melihat apa yang dilakukan orang di kursi depan kalau mereka tidak sedikit berdiri.
Guru wanita dengan nama lengkap Jang Shin Young ―tapi lebih sering dipanggil guru Shin daripada guru Jang itu memejamkan matanya, mengabaikan kebisingan anak-anak muridnya yang tidak tahu kondisi jalan yang buruk di belakang sana. Myungsoo yang masih melihat ke arahnya menebak bahwa guru Shin juga pasti mengalami pusing-pusing karena keadaan tapi tentu saja tidak separah Suzy. Bisa dipahami memang, karena jalannya benar-benar sangat buruk. Seharusnya mereka ―pihak sekolah, memilih tempat yang lain saja selain datang ke sini saat cuaca tidak terlalu mendukung.
Myungsoo mengusap bahu Suzy turun naik ketika dia merasakan Suzy bergerak tak nyaman dalam tidurnya ketika bus kembali lagi bergoyang cukup kuat. Dalam hati, Myungsoo sungguh berharap mereka cepat sampai ke tempat tujuan. Bukan karena dia tidak suka posisi mereka, hanya saja kaki dan tangannya sudah sangat pegal, ―dia sedari tadi menahan bobot tubuhnya dan Suzy sekaligus agar tetap aman. Dan itu cukup membuat pegal, tentu saja begitu.
***
Bae Suzy duduk berjongkok tidak jauh dari gerbang masuk tempat mereka akan menghabiskan beberapa hari ke depan untuk melakukan kegiatan pelatihan musim gugur. Wanita itu memeluk erat tasnya, memejamkan mata dan sesekali menelan ludah susah payah. Dia sudah turun dari bus sedari tadi, tapi entah kenapa dia tetap merasa seperti bergoyang ―ke kiri dan ke kanan, membuat tidak nyaman.
Teman sebangkunya saat di bus yang juga menjadi ketua organisasi siswa tentu saja tidak bisa menjaganya lagi seperti tadi karena memang pria itu punya banyak tugas dan tanggung jawab. Suzy mengerti dan dia tidak meminta untuk dijadikan prioritas. Alhasil, Moonsoo lah yang duduk berjongkok bersama dengannya. Pria itu juga memeluk tas punggungnya dan menatap tanah tanpa minat.
"Kau mabuk darat juga?" Tanya Suzy, menebak. Ternyata ketika anak-anak turun dari bus, bukan hanya dia sendiri saja yang seperti itu. Ada banyak anak yang juga tidak bisa menahan gejolak perut mereka dan pusing yang melanda, setidaknya bukan hanya dia saja yang tidak terbiasa. Jauh dalam hatinya dia bersyukur, jahat memang karena senang melihat ada yang sama menderitanya seperti yang ia alami.
"Tentu saja tidak." Bantah Moonsoo mantap. Suzy meliriknya, "lalu kenapa memasang wajah seperti itu?" lanjut wanita itu, memberikan pertanyaan kepada sang pria yang memang tampak lesu dan terlihat seperti kurang makan. Jangan-jangan temannya ini cacingan lagi, selalu saja tidak berenergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
We Just a Friend [END]
Fanfiction[Highest rank] 12/02/18 : #277 dalam Fiksi Penggemar - Myungsoo dan Suzy, mereka berdua tidak cocok satu sama lain. Walaupun begitu, keduanya adalah ―teman. © LoveSooji | Published : November 2017.