Part 15

2.3K 365 78
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

We Just a Friend – 15

[ Rasa yang Dulu Pernah Ada. ]

Udara malam berhembus pelan tapi cukup membuat mengigil karena terpaannya, tapi Myungsoo dan Jiyeon tetap bergeming. Duduk di tempat mereka duduk sore tadi setelah makan malam, Jiyeon belum mau pulang. Dia makan malam di rumah keluarga Kim dan akan berencana pulang sebentar lagi. Seharusnya Jiyeon berbincang dengan ibu sang pria, tapi Myungsoo melarangnya dan mengajak berbincang lebih lama.

"Kan kau jarang datang, lagi pula akhir-akhir ini aku susah mau mengirimimu pesan. Kau terlalu sibuk dengan buku-bukumu." Ujar Myungsoo, memberikan penjelasan.

"Kau juga sebentar lagi akan merasakan bagaimana repotnya menjadi siswa di tingkat akhir." Dan Myungsoo hanya tersenyum sebagai tanggapan. Sekarang saja dia sudah mulai banyak belajar.

"Suzy biasanya tidak datang kalau jam segini? Pasti akan lebih asik kalau ada dia." Tanya Jiyeon, melihat pintu samping siapa tahu wanita bermarga Bae itu datang bertamu. Myungsoo mencibir, "wanita itu hanya datang kalau ada maunya, atau sedang kurang kerjaan. Kalau tidak dia hanya akan mendekam di kamarnya, bermain ponsel ataupun komputer." Jiyeon tertawa kecil, "dia masih suka BTS?" dan Myungsoo menggangguk.

"Selalu suka. Entah kapan akan berakhir."

Jiyeon menyerumput cokelat panas yang ibu Myungsoo buat tadi untuk dirinya, memuji rasanya dalam hati kemudian lanjut berujar, "apa Suzy punya seseorang yang ia sukai selain oppa-oppa BTS itu?"

"Entahlah, kau seperti tidak tahu dia saja. Dia itukan tampak sangat terbuka di luar, tapi siapa yang bisa tau apa yang ia pikirkan dan rasakan. Aku tak pernah bisa mengerti dirinya."

"Ya, sama seperti aku yang tak mengerti dirimu."

"Kenapa aku yang dibawa-bawa."

"Karena jalan pikiranmu itu selalu tidak bisa aku dipahami." Myungsoo hanya diam, dia tidak tahu harus menjawab apa. "Menurutmu, bagaimana perasaan dia padamu?" tanya Jiyeon lebih lanjut, Myungsoo menggeleng, "aku tidak tahu."

Setelahnya mereka sama-sama diam, memilih untuk melihat langit malam yang bertaburan bintang. Suasana sepi itu tidak berlangsung lama, karena setelahnya mereka mendengar teriakan Suzy dari arah dalam rumah.

"Myungsoo, di mana kau sembunyikan Jiyeon sunbae?" membuat Myungsoo yang mendengar teriakan itu memutar bola matanya, "kami di sini Suzy," teriak Jiyeon lagi, mereka kemudian mendengar derap kaki yang menuju ke arah mereka. Setelahnya Suzy muncul di balik daun pintu, menggenakan piyama lengan panjang.

"Sunbae akan menginap?" tanyanya penuh semangat, menarik satu-satunya kursi kosong di sana untuk ia duduki.

"Sayangnya besok bukan hari libur." Wanita itu mengerucutkan bibirnya, "padahal akan lebih seru kalau sunbae menginap. Sudah lama jugakan?" rajuknya, membuat Jiyeon yang selalu berfikir bahwa Suzy itu sangat imut jadi ingin memeluknya dan menjadikannya guling di rumah.

"Kenapa? Kau punya banyak cerita untuk kau bagi hem?" dan Suzy mengangguk penuh semangat, "kemaren aku pergi kencan." Ucapnya pelan, seakan itu adalah rahasia, tapi Myungsoo yang berada di sanakan sudah tahu tentang hal itu.

"Benarkah?" Jiyeon melirik Myungsoo samar-samar, menahan senyumnya dengan masih memasang raut wajah terkejut ―penuh kepura-puraan, karena pada kenyataannya dia tahu tentang itu karena Myungsoo sudah bercerita. Jiyeon adalah orang yang menyuruh Myungsoo membawa Yura pada kencan itu, siapa tahu lawan kencan Suzy malah kepincut dengan wanita seksi dari pada wanita imut seperti Suzy.

We Just a Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang