Part 17

2.3K 405 111
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

We Just a Friend – 17

[ Perjalanan ke Kamp Pelatihan Musim Gugur. ]

Karena ini adalah yang pertama, Suzy jadi sangat antusias menyambut datangnya esok hari ―keberangkatan mereka menuju salah satu tempat Kamp Pelatihan Musim Gugur, yang memang sudah menjadi kegiatan rutin sekolah mereka jika ujian tengah semester berakhir. Wanita itu membawa terlalu banyak barang sampai Myungsoo melihatnya protes dan berakhir adu mulut, bagaimanapun tidak ada yang bisa melarang wanita itu kalau dia sudah bersikeras.

Tapi mau bagaimanapun, Suzy tetap akan meniru kemauan Myungsoo pada akhirnya, walaupun tadi dia bersikeras bahwa dia benar dan Myungsoo salah. Terbukti dengan sekarang wanita itu yang kembali membongkar koper dan tas bawaannya setelah pria itu keluar dari kamar dengan mulut yang mengomel tanpa suara. Moonsoo berdiri di depan pintu kamar dengan tangan yang terlipat di dada, mengulum senyum melihat Suzy yang ujung-ujungnya tetap saja menuruti Myungsoo.

"Kalau kau datang hanya untuk mengejekku, pergi saja!" Usirnya pada Moonsoo, tapi pria itu tetap bergeming di tempatnya kemudian berkata, "aku hanya datang karena ibumu membuat kue, kemudian saat di lantai bawah aku mendengar perdebatan kalian. Seperti biasa, memekakkan telinga tapi cukup menghibur." Suzy merenggut sebal mendengar penjelasan pria itu.

Setelahnya Myungsoo kembali datang dengan mulut penuh ―pria itu sedang makan kue yang nyonya Bae ―Hyun-sook, buat beberapa saat yang lalu dengan bantuan Moonsoo juga. Tangan kanannya membawa piring kecil yang berisi kue, ibu Suzy mengatakan kalau Suzy belum turun sama sekali untuk menyicipi kue buatannya.

Baru saja Myungsoo memasuki kamar dengan pintu yang terbuka lebar itu, dia seketika tersedak ketika melihat beberapa isi koper Suzy yang sedang ia bongkar. "Kau gila ya! Kenapa membawa bikini? Kau pikir ini liburan musim panas?" Omelnya, menyemburkan serpihan-serpihan kue dari dalam mulut membuat Moonsoo mengernyitkan keningnya jijik. Sedangkan Suzy kini menunduk marah karena kepalanya sekarang penuh dengan serpihan kue, yang sudah ia ketahui dari mana sumbernya.

"Dasar kau jorok!" Pekiknya, dan Moonsoo setuju dengan pekikan wanita itu. Myungsoo mengelap sudut bibirnya, mengunyah sampai habis kemudian berkata, "salahkan dirimu yang membuatku terkejut. Kenapa banyak sekali bikini dalam kopermu? Kita tidak ingin ke pantai asal kau tau saja!"

"Siapa tahu di sana ada kolam renang. Aku kan bisa berenang." Balas Suzy, melanjutkan pekerjaannya memilah barang dengan tangan Myungsoo yang mengusap kepalanya, lebih tepat jika dikatakan kalau pria itu membersihkan kepalanya dari pada mengusap, karena sekarang pria itu sedang membuang serpihan kue dari mahkota indahnya yang sedari dulu ingin ia cat menjadi warna merah jambu. Tapi belum ada saat yang pas saja ―mungkin setelah tamat sekolah baru dia bisa melakukan keinginannya tersebut.

"Yang benar saja Suzy. Kau dan pemikiranmu itu― ya ampun." Myungsoo mengucapkan itu sembari meletakkan piring kecil tersebut di meja nakas, duduk di tepian ranjang Suzy dengan kedua kaki terlipat. Sedangkan Suzy duduk di lantai tidak jauh dari ranjang dengan beralaskan karpet.

"Myungsoo."

"Hem?"

"Ada temanku meminta nomor ponselmu. Aku rasa dia suka padamu." Ucap Suzy lagi, masih melakukan kegiatannya tanpa memandang Myungsoo. Myungsoo mengambil satu potong kue yang baru, bertanya pada Suzy, "siapa? Jinri? Hyeri?" kemudian memasukkannya ke dalam mulut dengan gerakan santai.

We Just a Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang