Part 9

2.3K 372 111
                                        

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

We Just a Friend - 9

[ Maaf, Tipe Ideal. ]

Suzy merajuk pada ayahnya yang melarang dirinya yang ingin pergi melihat penampilan live BTS di SBS Gayo Daejun, sebenarnya dia ingin pergi sebagai penonton tapi sang ayah menolak permintaannya membuat sang anak uring-uringan seharian.

Walaupun begitu, Suzy tetap menonton acara tahunan stasiun televisi tersebut di rumahnya. Dengan memegang lightstick BTS dan juga mini poster bergambar Taehyung ―entah apa fungsinya. Dia tetap menontonnya dengan semangat, walaupun siang tadi dia terus memasang wajah masam.

Moonsoo datang saat Suzy menonton sendirian ―orangtua wanita itu menolak berada di ruangan yang sama dengan anak mereka tersebut karena ia terlalu berisik, Suzy berteriak-teriak tidak jelas ketika kamera mengarah pada wajah-wajah tampan selebriti. Pria itu mendekatinya dengan sekotak kecil donat, Moonsoo memilih duduk di samping Suzy. Diam saja sampai akhirnya televisi menampilkan iklan.

"Untukku?" Suzy mengambil kotak yang Moonsoo bawa, melihat isinya dengan mata berbinar, "walaupun bukan untukku, aku akan tetap memakannya." Ucapnya gembira.

"Itu memang untukmu kok." Ucapnya, melipat kaki di sofa dengan punggung bersandar di kepala sofa, "aku membelinya untukmu dan menyembunyikannya dari hyung. Kau taukan bagaimana susahnya menyembunyikan makanan dari hidung tajam seorang Kim Myungsoo." Pria itu mendramatisir ceritanya dengan wajah lesu, Suzy tau kalau ada udang di balik batu sekarang ini.

"Baiklah, aku sudah menerima pemberianmu." Suzy memakan sepotong donat dengan cream stroberi di atasnya, wanita itu sesekali melirik televisi dan melirik Moonsoo. "Jadi, katakan apa yang ingin kau katakan." Sambung wanita itu dengan mulut penuh.

"Kau tau?" Sang pria tampak terkejut dan itu membuat Suzy mendesis, "tentu saja aku tau. Memangnya aku berteman denganmu baru semalam apa? Semuanya terlihat jelas di wajahmu, kalau kau ingin mengatakan sesuatu." Suzy mengelap tangannya yang terkena cream donat pada lengan baju Moonsoo. Biasanya pria itu akan marah dan berteriak jorok pada Suzy, tapi kali ini tidak. Suzy jadi yakin seribu persen kalau sang pria ingin bicara serius padanya.

"Ada apa sih?" Tanya Suzy lagi, mengecilkan volume televisi dan memiringkan duduknya, menghadap Moonsoo dengan kaki yang sama-sama terlipat di atas sofa.

"Aku mau minta maaf tentang yang terjadi di sekolah." Ucap sang pria, memandang lurus ke depan tidak mau melihat ke arah Suzy. "Aku tau kau diperlakukan begitu karena postinganku. Tasmu disembunyikan dan kau jatuh dari pohon, seharusnya aku tidak jahil." Suzy mengulum senyum, merapat pada Moonsoo dan merangkul bahu pria itu.

"Ey! Ayolah teman, aku bahkan pernah dapat yang lebih parah dari itu. Kenapa kau seperti ini." Suzy menepuk-nepuk bahu Moonsoo, tertawa kecil dan mengabaikan acara televisi yang ia tunggu-tunggu sedari beberapa hari yang lalu.

"Tapi kali ini karena aku. Karena kejahilanku." Sang pria masih tampak bersalah. Memang benar kalau Suzy kadang di bully oleh entah siapa karena kedekatannya dengan Myungsoo yang populer. Kadang dia mendapati saus di sepatu putih olahraganya, di siram air dari dalam toilet, seragamnya yang tiba-tiba menghilang dan hal kekanak-kanakan lainnya yang sama persis seperti drama. Suzy tidak mempermasalahkan itu, dia tidak terlalu mendendam karena memang dia dan Myungsoo tidak ada hubungan apa-apa selain teman.

We Just a Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang