Part 4

2.4K 416 56
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

We Just a Friend - 4

[ Bohong, balas dendam. ]

Myungsoo berbohong pada Suzy, pria itu sebelumnya berjanji akan membelikan dia Season's Greeting BTS sebagai ganti karena telah mencoret-coret poster Kim Taehyung -oppa aliennya. Akan tetapi pria itu tak kunjung menepati janjinya membuat Suzy geram, sehingga dia memutuskan untuk melakukan serangan balik. Ya, dia akan melakukan aksi balas dendam.

"Lihat saja kau Kim Myungsoo, kalau sampai kau melewati waktu pre-order untuk Season's Greeting oppa tampan, aku berjanji akan memberimu sesuatu yang lebih kejam dari pada ini." Ujarnya sembari menanggalkan poster Taehyung yang sudah terlihat sangat lusuh akibat ulah Myungsoo.

"Oppa, aku berjanji akan memberi balasan kepada orang yang telah memberikan kesakitan ini padamu. Aku berjanji oppa." Suzy mengusap wajah Taehyung yang kini sudah tak dapat menatapnya lagi seperti biasa karena matanya sudah dihitamkan oleh Myungsoo dengan spidol permanen.

"Aku akan membalasnya oppa." Dia menggulung poster itu dengan wajah memelas, mengusap dinding kosong itu dengan mata yang berkaca-kaca. Setelahnya dia berbalik dan berujar, "foto apa lagi ya yang harus aku tempelkan di sana. Ah, semua foto oppa sangat bagus. Aku dilema~~" ujarnya manja, berbanding terbalik dengan wajah yang ia tunjukkan beberapa menit yang lalu.

Dasar alien.

***

"Ibu, dasiku di mana? Kenapa aku tidak bisa menemukannya? Ibu letakkan di masa sih?" tanya Myungsoo panjang lebar pagi itu, dia bingung mencari atribut penting yang tidak boleh tidak ia pakai jika harus ke sekolah. Tidak memakai atribut seragam sama dengan meminta teguran dan pengurangan poin. Sial! Itu fatal sekali.

"Mana ibu tau, kau kan biasanya meletakkan dasi di gantungan baju. Ibu tidak pernah memindahkannya." Teriak sang ibunya lagi, mendongakkan kepala melihat ke arah lantai dua, tempat Myungsoo berdiri dengan seragam lengkap, minus dasi.

"Hyung! Cepatlah, kita akan terlambat." Teriak Moonsoo dari arah meja makan.

"Aku tau! Tapi aku belum menemukan dasiku!" Balas sang kakak lelaki, ikut berteriak.

"Cari dengan benar, pasti terselip di suatu tempat." Teriak ibunya lagi, dari arah meja makan yang sama dengan Moonsoo. Mereka sedang sarapan, tapi Myungsoo tak kunjung turun dan malah berteriak menanyakan tentang dasinya.

"Aku sudah mencarinya dengan benar bu, tapi aku tetap tak menemukannya!" teriak Myungsoo lagi dari arah kamar tidurnya, di lantai dua.

"Cari lagi dengan lebih teliti!"

"Sudahku lakukan."

"Cepatlah Hyung!"

"Sabar!"

Ketiga orang itu berteriak silih berganti, membuat tuan Kim -Seung-woo, mengunyah sarapannya dengan amarah yang dipendam. Tidak bisakah mereka tidak berteriak? Ucapnya dalam hati, tidak berani ikut campur atau dia akan diteriaki juga. Kedua anaknya itu dari kecil mirip sekali dengannya, tapi semakin dewasa semakin mirip ibu mereka.

Ya tuhan.

***

Myungsoo menatap Suzy dengan pandangan datar sedangkan Moonsoo memilih berjalan cepat meninggal kedua orang tersebut. Mereka bertiga baru saja keluar dari rumah masing-masing untuk berangkat sekolah bersama, tapi tekanan darah Myungsoo langsung naik ketika bertemu Suzy, lebih tepatnya setelah dia mengetahui fakta bahwa wanita itu mencuri dasinya dan menyimpan denda itu di balik seragam yang melekat pada tubuhnya.

We Just a Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang